P2Tel

PLN Pacu EBT Lewat Co Firing Biomassa

(ekonomi.bisnis.com)- JAKARTA; PLN siap mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) sebagai bagian dari transisi energi, sebagaimana kebijakan pemerintah mengamanatkan. PLN tidak hanya membangun infrastruktur pembangkit EBT, tapi juga berinovasi mendorong pemanfaatan EBT.

 

Hal itu disampaikan Wakil Dirut PT PLN Darmawan Prasodjo saat menerima kunjungan Menteri ESDM Arifin Tasrif di PLTU Suralaya, Rabu (30/12/2020).

 

Salah satu upayanya dengan melakukan co-firing PLTU yang ada menggunakan biomassa, seperti yang dilakukan di PLTU Suralaya. Co-firing PLTU berbahan bakar biomassa adalah upaya alternatif mengurangi pemakaian batu bara dengan mengganti sebagian batu bara dengan bahan bakar biomassa dan tetap memperhatikan kualitas bahan bakar sesuai kebutuhan.

 

“Program co-firing PLTU dengan biomassa ini langkah nyata PLN mendorong peningkatan EBT pada bauran energi nasional,” ujar Wadirut PLN Darmawan seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (1/1/2021).

 

Khusus di PLTU Suralaya, co-firing akan dilakukan bertahap, mulai penggunaan 5% biomassa hingga rencana jangka panjang nantinya PLTU Suralaya diharapkan bisa secara penuh menggunakan biomassa.

 

Selain di PLTU Suralaya, co-firing juga telah diuji coba di PLTU, antara lain PLTU Jeranjang (2×25 MW) dengan pelet sampah, PLTU Paiton (2×400 MW) pelet kayu, PLTU Rembang (2×325 MW) pelet kayu, PLTU Indramayu (3x330MW) pelet kayu, PTLU Tenayan (2×110 MW) dengan cangkang kelapa sawit.

 

Selain itu juga  PLTU Ketapang (2×10 MW) dengan cangkang kelapa sawit, PLTU Sanggau (2×7 MW) dengan cangkang kelapa sawit, dan PLTU Belitung (2×16,5 MW) dengan cangkang kelapa sawit.

 

Secara keseluruhan ada 114 unit PLTU milik PLN yang berpotensi dapat dilakukan co-firing biomassa. Pembangkit tersebut tersebar di 52 lokasi dengan total kapasitas 18.154 megawatt (MW). Co-firing diharapkan dapat meningkatkan bauran EBT secara nasional.

 

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyambut baik upaya PLN. Hal itu menunjukkan langkah positif dalam dunia pergaulan internasional. “Itu bagian dari komitmen dunia mengurangi emisi gas rumah kaca dan CO2. Negara kita punya target bauran energi 23 pada 2025. Ini jadi komitmen nasional ke dunia yang harus kita capai.”

 

Meski mendorong penggunaan EBT, penggunaan batu bara tidak serta merta hilang dari bauran energi nasional. “Batu bara itu simpanan kita di saat energi fosil lain habis. Ke depan batu bara tetap dipakai, hanya di mulut tambang. Jadi dalam proses perencanaan energi perlu melihat aspek yang lain,” katanya.

 

(Denis Riantiza Meilanova; Editor : Fatkhul  Maskur;  Bahan dari : https://ekonomi.bisnis.com/read/20210101/44/1337616/pln-pacu-ebt-lewat-co-firing-biomassa)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version