(sains.sindonews.com)-JAKARTA; PERUBAHAN IKLIM membuat suhu panas Bumi meningkat. Kondisi ini membuat populasi katak terancam karena saat mengalami dehidrasi kemampuan melompat hewan amfibi ini menurun drastis.
Dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B, penelitian baru menemukan saat katak kehilangan air, mereka tak dapat melompat jauh. Kenyataan ini melukiskan gambaran mengkhawatirkan kehidupan katak di planet yang terus memanas.
Penelitian fokus 3 spesies, yaitu katak ekor pantai (Ascaphus truei), katak kaki sekop (Spea intermontana), dan katak pohon Pasifik (Pseudacris regilla). Ke-3 amfibi itu unik di habitatnya, dengan A. truei sukai aliran air dingin sementara S. intermontana betah di gurun dan P. regilla sejenis pengembara.
Spesimen hidup dari ketiga spesies ditaruh ke tangki dan kondisi terkontrol hingga peneliti dapat menentukan suhu tubuh amfibi dan tingkat dehidrasi. Ketiga katak ini awalnya mampu mempertahankan mobilitasnya. Kemudian ada penurunan drastis ketika kehilangan 20% berat badan karena dehidrasi. Di titik ini, ketiganya melompat dalam jarak lebih pendek dibanding saat mereka basah.
Titik kritis karena tidak mampu melompat pada kehilangan 30% untuk kedua katak dan 45% untuk katak gurun. Katak yang mengalami dehidrasi dan berada di lingkungan hangat, dengan kondisi kontrol berkisar antara 15 – 30®C (59 – 86 Fahrenheit) sama sekali tidak bisa melompat.
Mekanisme di balik kesulitan melompat yang disebabkan oleh lingkungan ini bisa menjadi gangguan dalam pertukaran ion dalam sel yang disebabkan oleh kehilangan air. Bisa juga karena darah mengental karena dehidrasi, hal itu membuat jantung tegang dan aktivitas fisik tampak lebih melelahkan.
Temuan ini berpengaruh dalam menghadapi krisis iklim planet Bumi. Tak hanya katak, tetapi juga hewan “berdarah dingin” lain yang mengandalkan kondisi lingkungan yang stabil untuk mempertahankan kondisi fisik yang mendukung fungsi tubuh yang dikenal sebagai homeostasis.
Hewan lain yang mobilitasnya mungkin terhambat kondisi dehidrasi termasuk serangga dan reptil. “Segera setelah suhu naik sedikit, katak pohon akan berjongkok seolah mereka berpikir kondisi ini tidak baik untuk mereka,” kata penulis studi Dan Greenberg dari Simon Fraser University, Kanada, kepada New Scientist.
(ysw; Yudi Setyowibowo; Bahan dari : https://sains.sindonews.com/read/338974/766/dampak-pemanasan-global-katak-tak-bisa-melompat-saat-tubuhnya-dehidrasi-1613620951)-FatchurR *