Hari Kamis tanggal 03-06-2021, mas Diki dibantu Kang Ilyas masih tetap bersemangatdan hampir setiap hari melayani kami kami pensiunan Telkom yang mendambakan sehat melalui Yoga ini.
Senam Yoga berjalan lancar kebih kurang 60 menit diikuti oleh 43 peserta. Setelah senam selesai dan dalam kesempatan ini tidak ada pertanyaan atau sharing dadakan, lalu muncul komunikasi diluar garis sesama peserta antara lain :
A : Anda kelihatan segar tapi rasanya lebih kurus ya?
B : Berat badan saya 57,10 Kg (Saya merasa cocok beratt antara 57-59 Kg dengan tinggi 160 Cm)
A : Kok bisa?
B : Tinggal diatur, naik turun dengan selektif pada asupan makanan, khususnya memilih karbohidrat dan berserat. Apalagi saya Diabetasi (penderita Diabetes) sejak 1999 (22 tahun)
Itulah potongan obrolan yang akan dijadikan bahan tulisan.
Kini kita beralih ke peserta yang ikut Yoga :
Anggota KJS BLA yang ikut senam Yoga Virtual dan juga OR :
1-Djuhana/500067.000
2-Fatchur Rochman/490197.000
3-Entin Rustini/640498.000
4-Esih/500825.100
dan berolah raga Mandiri :
5-Tatang Kartiwa/49034.000 Jalan Santai.
6-Sumariswati. Jalan Santai.
7-Sukaeni/550697.100 Treadmiil.
Dari Eks Long Hill : Koesharijani; Sri Widayati; Wiwiek Hendhayani dan Sumiyati Suronto n Dindin
Dari Klub KJS Sukabumi : Arifin dan istri Ai; Dirianto; Sujoko; dan Rahmat Hidayat
Dari Mabes : Suroto dan istri Diah serta M Rifai dann istri Musriyati
Yuk kita lihat sehat itu kan minimal syaratnya : Rutin OR/senam (150 menit/minggu) plus asupan makanan gizi seimbang, (Karbohidrat 50%; Protein 30% dan Lemak 20%). Itulah pasanga serasi senam. Dibawah ini kita bahas Index Glikemiknya (IG) Karbohidrat. Itu yang dipakai pada obrolan tadi untuk mengatur berat badan dan mencegah kenaikan gula dalam darah
Aturan asupan makanan itu relatif sulit dilakukan, paling juga didekat, karena semua tergantung kondisi dan pengalaman masing masing. Karena tiap individu beda beda perlakuannya, Yang paling tahu Andalah.
Berikut dari cuplikan artikel dari suatu sumber sebagai acuan:
(alodokter.com)-Angka IG menjadi indikator seberapa cepat makanan yang dikonsumsi memengaruhi kadar gula darah tubuh. Angka IG kadang ditemukan di label kemasan makanan atau dari laman kesehatan di internet / Google. IG ini penting bagi yang sehat atau yang sakit khususnya Diabetes
Makanan dengan IG rendah dan tinggi
Makanan IG tinggi pada karbohidrat diproses cepat oleh tubuh dan sehingga gula darah meningkat cepat. Karena karbohidrat tertentu lebih mudah dan lebih cepat dicerna tubuh jadi gula sebagai sumber energi.
Beberapa IG yang tinggi : Kentang, nasi putih, gula, roti putih, minuman bersoda, dan minuman manis.
Yang ber IG rendah/sedang, dicerna perlahan, sehingga kenaikan kadar gula darahnya bertahap. Contoh: Kacang-kacangan, buah-buahan (bukan buah kering), sayuran, talas, dan makanan dari biji-bijian utuh seperti bubur havermut.
Jika disebut angka, tinggi rendahnya kadar IG umumnya dikategorikan sebagai berikut:
(a)-IG rendah: 55 ke bawah; (b)-IG sedang: 56 – 69. Dan (c)- IG tinggi: 70 ke atas.
Angka IG dapat berubah jika makanan itu diolah dengan bahan lain atau dengan cara tertentu. Ada juga faktor penentu perubahan tinggi rendahnya IG, yaitu:
- IG buah, seperti pisang dan nangka, meningkat seiring kematangannya. Makin matang, makin manis dan tinggi IG nya.
- Serat, lemak, dan asam seperti jus lemon atau cuka untuk mengolah makanan atau disantap bersama makanan, dapat menurunkan kadar IG.
- IG yang mengandung tepung, seperti pasta, meningkat jika diproses makin lama.
- Makanan IG tinggi yang dikonsumsi bersama makanan IG rendah, akan menurunkan IG lebih rendah.
- Makin banyak porsi makanan berkarbohidrat dikonsumsi, makin mempengaruhi kadar gula darah.
Selain IG, kadar gula darah tubuh seseorang juga dipengaruhi usia dan tingkat aktivitasnya.
IG dapat jadi patokan makanan?
Makanan ber IG selain gula darah meningkat perlahan juga Anda merasa kenyang lebih lama. Tapi jangan jadikan kelompok makanan ini satu-satunya patokan pola makan sehat, karena:
1-Dua jenis makanan yang ber karbohidrat sama, dapat memiliki kadar IG berbeda.
2-Meski makanan IG rendah itu baik, seperti sayuran-buah, tapi tak semua kelompok ini sehat. Dan tak semua yang ber IG tinggi itu buruk. Contoh, coklat ber IG rendah, dan semangka ittu ber IG tinggi.
3-Makanan berlemak/dimasak pakai lemak dan protein, seperti keripik, menurunkan penyerapan karbohidrat, jadi menurunkan IG. Padahal keripik ini tinggi lemak dan tidak baik dikonsumsi berlebihan.
4-Makanan dengan indeks glikemik rendah mungkin berkadar kalori, gula, dan lemak yang tinggi.
Penelitian menunjukkan pola makan IG rendah atau tinggi tidak signifikan memengaruhi parameter kesehatan, seperti kadar kolesterol, tekanan darah, dan sensitivitas insulin.
Tetap sehat, tak hanya asupan makanan yang menitikberatkan IG saja, tapi juga makanan bernutrisi lengkap dan seimbang. Caranya, kombinasikan yang ber IG rendah dan IG tinggi dalam porsi lebih kecil.
Batasi makanan mengandung gula, seperti permen, kue, serta minuman manis. Untuk membantu menentukan pola makan yang sehat,
Udahan dulu ya biar tidak bosan dan semoga bermanfaat, itulah pengalaman dan yang diyakini salah seorang peserta melengkapi obrolan sesudah Senam Yoga tersebut.
(Dukungan data : Djuhana KJS BLA dan Ditinjau oleh: dr. Kevin Adrian tgl 10-05-2018; Bahan https://www.alodokter.com/makanan-dengan-indeks-glikemik-rendah-belum-tentu-lebih-sehat )-FatchurR
Peserta Yoga Virtual YWC Jabar