(beritasatu.com-Berita terlambat saji)-JAKARTA; Kemperin aktif mendorong produsen tahu dan tempe, pelaku industri kecil menengah (IKM), terus meningkatkan produktivitasnya secara higienis dan efisien.
Hal ini diwujudkan melalui pelaksanaan program pembinaan, seperti pendampingan, bimbingan teknis produksi dan sertifikasi keamanan pangan.
“Cara pengolahan yang mudah, mesin dan peralatan sederhana, membuat tahu tempe banyak diproduksi di pelosok tanah air. Dominannya di P. Jawa, yakni di Jateng, Jabar dan Jatim. Sebagian besar skala kecil,” kata Dirjen IKM dan Aneka (Ikma), Kemenperin, Gati Wibawaningsih di Jakarta, Rabu.
Tahu-tempe itu produk makanan olahan dari kedelai. Kedua produk ini familiar bagi penduduk Indonesia, tidak jarang yang mengkonsumsi dalam frekuensi tinggi. “Ini tampak dari konsumsi tahu perkapita per minggu 0,15 kg dan konsumsi tempe perkapita per minggu 0,14 kg,” ungkapnya.
Selain harga terjangkau, tahu-tempe banyak kandungan gizinya. “Hampir 90% kedelai di Indonesia untuk pembuatan tahu dan tempe, dan sisanya untuk produk lain seperti tauco dan kecap” imbuhnya.
Guna meningkatkan produktivitas IKM tahu-tempe, Kemenperin terus mendorong penerapan teknologi tepat guna, fasilitasi mesin, peralatan, dan pemanfaatan program restrukturisasi mesin dan peralatan.
“Tidak hanya itu, dalam rangka penumbuhan wirausaha baru IKM tahu tempe dan produk olahan turunan tahu tempe, juga diberikan pembinaan SDM dan teknologi produksi seperti pelatihan manajemen dan teknis produksi serta diversifikasi produk,” papar Gati.
Program industri hijau atau industri ramah lingkungan turut dilaksanakan melalui kegiatan pendampingan produksi bersih serta fasilitasi mesin dan peralatan pengolahan limbah sentra IKM tahu dan tempe.
Tujuannya mendorong para pelaku IKM tahu dan tempe menuju aktivitas usaha yang ramah lingkungan. “Kegiatan ini sudah dilakukan di daerah Magelang, Singkawang, Makassar dan Bandung,” sebutnya.
Selain itu, tujuan lainnya efisiensi, penggunaan bahan baku dan bahan penolong, serta penghematan energi dan air dalam menghasilkan produk berbasis konsep 3R (reduce, reuse, dan recycle). “Diharapkan melalui program ini berdampak pada pengurangan limbah dari proses produksi,” tambahnya.
Kemperin terus mendorong pemda membangun atau merevitalisasi sentra-sentra IKM tempe dan tahu melalui program Dana Alokasi Khusus (DAK). Ini sudah dimulai di kabupaten/kota, antara lain Malang, Balikpapan, Langsa, dan Kediri.
“Dengan adanya program revitalisasi sentra tersebut, tentunya akan memperbarui tempat-tempat produksi, dengan didukung mesin dan peralatan, serta pembangunan sarana IPAL,” terangnya.
Pihaknya memacu peningkatan daya saing produk melalui inovasi produk atau proses produksi. Misalnya pelaku IKM Jadah Tempe “Mbah Carik” di Yogya, yang berinovasi teknologi produk olahan tempe sehingga umur simpan bisa 6 bulan.
“Mbah Carik terus berinovasi tak hanya jual olahan tempe. Untuk meningkatkan umur produk agar lebih tahan lama, Jadah Tempe Mbah Carik diproses berteknologi retort. Produk inovasi ini bisa bertahan hingga 6 bulan sehingga konsumen dari luar Yogya dapat membeli produk ini sebagai oleh-oleh,” paparnya.
Untuk meningkatkan efisiensi biaya, energi dan waktu, Kemenperin memberi pendampingan pilot project implementasi 4.0 pada IKM Keripik Tempe Sanan di Malang oleh Tempeniza. Tempeniza ini pemenang Startup4Industry (2019) dan produsen mesin berbagai kebutuhan olah tempe dengan mengedepankan teknologi yang efisien dan terjangkau bagi UMKM tempe Indonesia.
“Tempeniza membuat mesin pengolah bermacam proses dengan teknologi tepat guna yang terjangkau, hemat energi, efektif dan efisien” ujarnya. Tempeniza menghadirkan solusi bagi pengusaha kecil dengan merintis perusahaan mesin pengolah tempe higienis berdaya listrik rendah dan dijual berharga ekonomis.
(Siprianus Edi Hardum;EHD; Bahan dari : BeritaSatu.com dan https://www.beritasatu.com/ekonomi/716919/kemperin-pacu-produktivitas-ikm-tahu-tempe-lebih-higienis)-FatchurR *
*** Apapun bisnis Anda para pensiunan, lengkapi bisnis Anda dengam=n Inovasi Teknoogi tepat guna dan IT. (FR)