Senam Yoga pada hari Kamis tanggal (22-07-2021) diikuti 95 peserta (tangkapan layar jam 08.04) dan bagi saya ada hal baru dengan kemunculan Kolaborasi instruktur Yoga Kang Diki Akbari (YWC Jabar) dan Bang Benny Aprial dari Yakes Regional-1, membuat Yoga makin menarik
Diawali doa, dan awal Yoga diiringi lagu “Bukan cinta biasa” alunan Siti Nurhaliza; mas Diki dan Bang Benny bergantian memandu Yoga hingga selesai. Ditambah mBak Yunyun mengingatkan bahwa yang tdk sempat ikut Senam pagi disediakan acara Senam Aerobik bersama Pak Sonci sore pkl.15.30.
Walau diikuti dari Regional 1 sampai 7, peserta masih relatif rendah, apalagi dibanding dengan peserta Aerobik. Dua alasan diantaranya kesibukan (seperti juga terjadi pada diri saya), kemungkinan bisa terjadi karena pengaruh Mitos
Mitos Yoga
Yoga adalah OR yang fokus kekuatan, fleksibilitas dan pernapasan untuk meningkatkan kualitas mental dan fisik. Gerakan tenang dan fleksibel membuat banyak orang menggemari OR ini.
Namun seiring waktu, banyak info seputar yoga. Ada yang penting, tapi ada yang Mitos. Mitos yang banyak beredar bahwa saat menstruasi wanita tak boleh ber-yoga. Juga hubungan yoga dengan agama Hindu-Budha. KumparanWOMAN merangkum tentang Mitos. Dilansir dari berbagai sumber :
1-Yoga Bukan Olahraga
Sebagian menganggap yoga bukan OR. Sebab gerakannya santai, tak banyak gerakan yang mengeluarkan banyak keringat.
Info itu mitos. Menurut laporan WebMD, yoga bukan hanya membakar kalori dan membentuk otot. Yoga juga OR kombinasi peregangan, kekuatan dengan pernapasan dalam dan meditasi/relaksasi.
Gerakan yoga membuat tubuh/pikiran rileks sehingga lebih mudah dan jernih untuk meditasi salah satu rangkaian yoga. Jadi tidak hanya tubuh sehat, pikiran pun jadi lebih tenang.
2-Yoga hanya cocok untuk perempuan
Mitos lain, OR ini untuk perempuan. Meski awalnya didominasi perempuan, menurut Dylan Werner, guru yoga asal California, bahwa di AS, 25-35% pelaku yoga pria tiap tahun terus bertambah. Di Indonesia tidak jauh berbeda.
3-Tak Boleh Melakukan Yoga Saat Menstruasi
Ada gerakan ekstrem, kepala di bawah dan kaki di atas (headstand), ada yang mirip gerakan kayang. Ini memunculkan anggapan wanita tak boleh ber-yoga saat menstruasi. Sebab membuat aliran darah mens mengalir ke kepala dan menyebabkan endometriosis atau gangguan rahim.
Melansir Forbes, ini mitos. Dr. Ingrid Yang, guru yoga (New York), memaparkan tidak ada dasar anatomi bahwa darah mengalir terbalik (dari bawah ke atas).
“Tubuh terbalik tak membuat aliran darah ikut terbalik. Tidak ada hubungan endometriosis dan aliran darah mundur. Jadi saat mens, Anda bisa ber-yoga sesuka hati,” ungkap Dr. Ingrid dikutip dari Forbes.
4-Yoga Sering Dikaitkan Dengan Agama tertentu
Yoga itu lambang spiritual kuno India sejak 5.000 tahun lalu, membuat yoga dikaitkan agama Hindu / Budha. Menurut BBC, (2013) gereja di Inggris melarang kelas yoga karena pastor menganggap OR spiritual bagi Hindu.
Menurut Rebecca Ffrench, co-founder dari akademi guru yoga, YogaLondon, yoga itu kegiatan yang luas. Dan diinterpretasikan pada banyak hal. Ada banyak jenis yoga, tapi yoga yang dilakukan orang barat adalah hatha yoga. Perjalanan menuju pencerahan yang fokus pembangunan kekuatan fisik dan mental.
Pencerahan, bergantung tiap budaya. Sebagian orang Hindu, menyebutkan itu pembebasan dari siklus reinkarnasi. Tapi bagi praktisi yoga, bahwa pencerahan itu titik di mana Anda mencapai kedamaian dalam pikiran. Jadi kalau ada yang menganggap yoga hanya untuk agama tertentu, itu mitos.
5- Harus Punya Tubuh Yang Fleksibel
Di medsos, praktisi yoga selalu membagikan foto/video saat melakukan berbagai gerakan. Tak jarang membuat sebagian kita berpikir siapa yang ber-yoga harus bertubuh fleksibel. Ini mitos. Semua bisa dilakukan berkat latihan rutin.
Yoga tak hanya fokus gerakan ekstrem. Tapi mementingkan pernapasan, fokus, ketenangan, dan gerakan yang mindful. Justru, gerakan yoga yang sering kita lihat itu bagian kecil dari 8 hal penting dari yoga.
6-Yoga Hanya Untuk Orang Muda
Karena gerakan yoga butuh fleksibilitas tinggi, tak sedikit yang merasa yoga hanya bisa dilakukan orang muda. Padahal, yoga untuk berbagai usia. Hanya, para orang tua yang mau ber-yoga perlu memperhatikan gerakan dan memakai alat pendukung agar tidak berisiko.
7-Yoga Hanya Berupa Peregangan
“Yoga itu gampang, cuma stretching aja.” Itu mitos. Jika dipelajari, di yoga ada berbagai aspek. Dari latihan pernapasan, fokus, dan latihan gerakan. Semua bersamaan dan saling terkoneksi secara fisik dan pikiran.
Bagi sebagian yang ber-yoga bisa bermanfaat untuk membenarkan otot yang salah dan bisa jadi bentuk terapi kesehatan mental. (Djuhana; KJS BLA Tegallega dan FatchurR; Referensi dari kumparan.com)