P2Tel

Ngopi Coger Bayar Seikhlasnya

(gontornews.com)- “Ngopi dulu yuk…” ajakan familiar di lingkungan kita. Ngopi, jadi tren di kalangan milenial. Kalau dulu ngopi digemari orangtua saja, kini minuman kopi jadi style anak-anak muda.

Fenomena ngopi ini jadi peluang untuk membuka bisnis kuliner. Mulai dari cafe mini pinggir jalan hingga buka tempat strategis dengan konsep beraneka ragam untuk menjaring penggila kopi di Nusantara.

Kopi jadi minuman tren milenial. Ada yang mengangkap kopi itu istimewa. Secangkir kopi bisa memberi banyak arti. Kopi bukan sekedar minuman, adang beberapa orang menganggap kopi itu menenangkan seseorang yang mungkin terkena masalah.

Kondisi itu membuat Steven Indra Wibowo alias Koh Steven, muallaf yang juga Ketua Muallaf Center, membuat Kedai Kopi bernama Coger dengan metode unik, metode pembayaran yang diterapkan di Kedai Kopi nya bayar seikhlasnya, ya seikhlasnya.

 Steven memiliki misi mulia, karena banyak kalangan milenial dengan kantong cekak tidak bisa menikmati kopi yang berkualitas. Karena itu dengan metode seikhlasnya ini, kopi dapat dinikmati setiap kalangan.

Dari Kedai Kopi bernama Coger, Koh Steven mempekerjakan kaum dhuafa untuk bertani kopi, dan  anak jalanan sebagai penjaga atau pembuat kopi di Kedai Kopi Coger miliknya.

Koh Steven mengatakan, ia mencetuskan bayar seikhlasnya untuk membuka mata pengusaha agar mempercayakan tiap rezeki halal pada Allah SWT.

“Saya bingung ke para pengusaha. Ngakunya hijrah, mau membangun perekonomian umat. Tapi tidak ada geraknya. Mereka sampaikan sebatas mulut. Saya lihat justru mereka tidak percaya kepada Allah SWT tentang rezeki yang telah diatur,” ungkap Koh Steven.

Dia cetuskan Kedai Coger sebagai bukti contoh usaha itu harus ikhlas. Kini Kedai Coger punya 18 cabang. Katanya, di semua kedai untuk menu kopi menggunakan metode pembayaran seikhlasnya.

“Bismillah saya coba bisnis kopi dengan berkebun kopi. Saya pekerjakan dhuafa di wilayah kebun dan bagi hasil dengan petani. Mereka tak digaji bulanan, tapi bagi hasil. Alhamdulllah mereka menikmati. Tak ada keluhan petani tentang perekonomiannya yang sulit lagi. Sistem bagi hasil itu agar makin semangat bekerja, makin besar pula hasil didapatkan,” jelasnya.

Selain dhuafa, Koh Steven mempekerjakan anak jalanan atau anak bekas pemabuk untuk kerja di kedainya. Syaratnya, anak-anak binaannya diminta untuk meninggalkan kebiasaan buruknya. Koh Steven menganggap ini bentuk dakwah.

“Saya minta kerja di kedai Coger itu susah-susah gampang. Mereka nongkrong sambil mabuk-mabukan. Saya datang sambil bawain kopi yang enak, terus lambat laun, kita ngobrol akrab. Akhirnya sya ajak kerja di kedai kopi dengan syarat tinggalkan kebiasaan buruk. Ada yang mau ada yang tidak,” ungkapnya.

Katanya, dari semua karyawannya, metode penggajian juga dilakukan dengan sistem bagi hasil dari panen kopi atau pembeli kopi yang dilayaninya.

Dari bisnisnya bayar seikhlasnya itu, Koh Steven menunjukkan rezeki telah Allah atur dan menurutnya tak akan tertukar. Ia contohkan, statemennya itu diwujudkan dengan bisnis kedai kopi Coger ke-18 yang ia miliki saat ini.

Dia menunjukkan perekonomian syariah untuk umat mudah dijalankan, asal kepercayaan terhadap Allah SWT sepenuhnya diserahkan.

“Ayo bantu yang sulit dari segi ekonomi. Beri mereka pekerjaan. Terus permudah bisnis itu dengan minta Ridha Illahi agar berkah dan lancar. Saya jalani itu, Alhamdulillah Kedai Kopi Coger itu cabang ke-18. Jadikan pekerjaan kita sebagai ladang ibadah kita, aamiin,” harapnya.

(Fathur Roji; Bahan dari : https://gontornews.com/steven-indra-bangun-kedai-kopi-bayar-seikhlasnya/)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version