(republika.co.id)-JAKARTA; Suatu ketika pasukan yang dipimpin panglima perang di Yaman yakni Abrahah dari Habsyah (Ethiopia) ingin menghancurkan Kabah di Makkah. Namun, sebelum mereka mencapai Kabah, Allah SWT menunjukan kekuasaan-Nya dengan menghancurkan mereka.
Alquran mengabadikan kisah ini di Surah Al-Fil. Tafsir Jalalain dan Tafsir Kemenag terkait surah ini menjelaskan riwayat ketika Allah SWT menunjukan kekuasaan-Nya kepada penduduk Makah.
Dalam Tafsir itu, pasukan yang akan menghancurkan Kabah dihancurkan pasukan burung yang melempar batu, sehingga mereka seperti daun-daun yang dimakan ternak, dan diinjak-injak dan dicabik-cabik. Allah membinasakan tiap orang dari mereka dengan batu yang telah tertulis nama orang yang dikenainya.
Setiap batu lebih besar sedikit dari biji ‘adasah dan agak kecil dari biji kacang Humsh. Batu itu menembus topi baja pasukan yang berjalan kaki dan gajah yang dibawanya. Batu itu jatuh ke tanah setelah menembus badan mereka. Hal ini terjadi pada tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW. اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ
Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan Tuhanmu bertindak terhadap pasukan bergajah? (QS Al-Fil: 1). Mengutip Tafsir Kemenag, maksud ayat ini “Wahai Nabi Muhammad atau siapa saja, tidakkah engkau perhatikan Tuhanmu bertindak pada tentara bergajah dengan menghancurkan mereka, yaitu tentara Abrahah dari Ethiopia yang hendak menghancurkan Kabah?”
Allah mengingatkan Nabi Muhammad dan pengikutnya dengan suatu peristiwa yang menunjukkan betapa besarnya kekuasaan Allah. Peristiwa itu penyerbuan tentara gajah yang dipimpin panglima Abrahah dari Yaman untuk menundukkan penduduk Makah dan meruntuhkan Kabah.
Tapi, Allah membinasakan mereka sebelum maksud jahat tercapai. Peristiwa Gajah ini terkenal di kalangan bangsa Arab. Sehingga peristiwa ini mereka jadikan patokan tanggal bagi peristiwa lainnya.
Kesimpulan riwayatnya, panglima perang yang berkuasa di Yaman ingin menguasai Kabah dan menghancurkan, dengan maksud melarang orang Arab mengerjakan haji ke Kabah. Bala tentaranya bergerak ke Kabah disertai beberapa ekor gajah untuk menakut-nakuti.
Ketika iringan pasukan itu tiba di Muqammas (tempat yang berdekatan dengan Makah), mereka istirahat di sana. Panglima perang mengirim utusannya ke penduduk Makah untuk menyampaikan maksudnya, yaitu bukan untuk memerangi penduduk tapi menghancurkan Kabah.
Penduduk Makkah ketakutan dan lari ke gunung di sekeliling Kabah untuk melihat dari jauh apa yang akan terjadi dan apa yang akan dilakukan oleh panglima perang tersebut.
Dalam surah ini Allah menjelaskan, yang terjadi pada pasukan bergajah dalam bentuk pertanyaan bahwa Muhammad tidak tahu keadaan aneh dan peristiwa dahsyat yang membuktikan kekuasaan Allah, ilmu dan hikmah-Nya tinggi pada tentara gajah yang ingin menghancurkan Kabah. Kejadian itu berbeda dengan yang lain yang mempunyai sebab dan akibat.
Dalam surah ini, Allah menjelaskan Dia menggagalkan tipu muslihat yang hendak menghancurkan Kabah. Allah mengungkapkan cara menggagalkan tipu daya mereka, dengan mengirimkan pasukan burung yang berbondong-bondong melemparinya dengan batu-batu asal dari tanah.
Sehingga menjadikan mereka hancur-lebur dan daging mereka beterbangan ke mana-mana. Maka tentara gajah menjadi laksana daun-daun yang dimakan ulat.
(Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko; Bahan dari : https://www.republika.co.id/berita/qvghbp313/ketika-kesombongan-pasukan-gajah-abrahah-dihancurkan)-FatchurR *