P2Tel

Pembicaraan Saya Adalah Tentang Mereka

(Kutipan dari https://t.me/semangatsubuh)-Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh; Semangat Subuh; It’s All About Them

Ben Waites, penyanyi pria ikut lomba pada ajang America’s Got Talent 2022. Ia memperkenalkan dirinya sebagai pelatih vokal. Seorang juri terpancing untuk bertanya padanya apakah murid-muridnya mengetahui ia akan ikut audisi tersebut? Ben menjawab tidak.

Lantas ia menjelaskan alasannya yang sangat inspirasional, “In that time with them, it’s all about them!”. Apabila diartikan bebas mungkin maksudnya : “Ketika saya sedang melatih mereka, itu artinya semua pembicaraan saya adalah tentang mereka. Bukan tentang saya.”

Siapa sangka nasihat terbaik tentang ilmu komunikasi justru keluar dari penyanyi! Benatr, jika kita ingin disukai orang lain maka rahasianya, ciptakan rasa tertarik kita tentang mereka. Hal ini membuat mereka merasa dihargai, daripada kita sibuk membicarakan diri sendiri.

Kelihatannya sepele, namun sering diabaikan oleh kita terutama para pelaku pemasaran. Coba ingat-ingat saat kita memperkenalkan produk kepada lawan bicara. Apa yang kita katakan?

“Produk ini bagus karena bahannya terbaik. Komposisinya sudah diseleksi oleh ahli. Kekuatannya juga kokoh dan dilengkapi dengan berbagai kelebihan lainnya!”

Jangan heran kalau penawaran kita ditolak halus. Karena dia tak tertarik mendengarnya. Ingatlah prinsip di atas, its all about them. Cobalah angkat tema pembicaraan yang membahas tentang dia, bukan tentang kita. Niscaya dia akan menaruh perhatian dengan percakapan kita.

“Siapa tahu Anda bisa terbantu dengan produk ini, karena waktu Anda bersama keluarga pasti sangat berharga. Lagipula kesehatan Anda juga penting, jangan biarkan hal-hal kecil membebani pikiran Anda.”

Kurang lebih itu salah satu rahasia yang sering diungkapkan ahli komunikasi untuk membesarkan hati lawan bicara. Bukan hanya yang bergerak di bidang pemasaran, namun siapapun perlu menguasainya.

Saya tertarik dengan seni komunikasi ini, karena Al-Quran mengajarkannya sejak dulu. Perhatikan ketika Allah memberi mukjizat kepada Nabi Musa. Sesungguhnya mudah bagi Allah menurunkan benda-benda ajaib dari langit, seperti turunnya hidangan kepada Nabi Isa dan murid-muridnya.

Namun mukjizat itu dipilih dari sesuatu yang dipegang Nabi Musa. Bukankah ini  cara menghargai Nabi Musa? Maka jadilah percakapan Allah membahas sesuatu yang ada pada diri Nabi Musa sebagaimana disebutkan pada surat Thaha ayat 17.

وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَٰمُوسَىٰ

(Allah berfirman), “Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa?”

Dari sini kita mengerti berbicara itu ada ilmunya. Al-Quran secara tersirat menyampaikan poin-poin tentang seni berkomunikasi yang disukai lawan bicara kita. (Sahabatmu, Arafat; https://t.me/semangatsubuh)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version