Kontributor : Suradi-Tangerang Selatan
Nuansa hijau yang semakin menyejukkan.
Warna bisa memberikan makna baik yang tersirat maupun yang tersurat di dalamnya. Minimal warna itu menjadi ciri khas, keunikan dan simbol kegiatan tertentu termasuk kegiatan senam pagi.
Kembali P2Tel Tangerang Selatan menyelenggarakan senam pagi dengan nuansa warna hijau. Kegiatan yang bernuansa hijau semakin menarik dan menyejukkan jiwa ketika dilanjutkan dengan kegiatan Kajian Intensif TiAp Bulan disingkat KITAB yang merupakan kegiatan binroh Islam khas P2Tel Tangerang Selatan.
Aktualisasikan persaudaraan dan kebersamaan.
Bertempat di STO Serua Tangerang Selatan pada Selasa, 8 November 2022 dengan udara yang masih segar dalam suasana pagi yang cerah dan warna hijau yang menyejukkan mata sejak pk 07.00 dimulailah senam pagi bersama.
Para peserta senam saling bertebar senyum, salam dan sapa merajut persaudaraan, kebersamaan dan saling peduli. Suasana area halaman STO Serua semakin semarak untuk menyeimbangkan hidup dengan kegiatan Kajian Intensif TiAp Bulan (KITAB) secara offline dan arisan.
Acara ini dihadiri oleh KPC dan KBPC P2Tel Tangerang Selatan, para senior P2Tel Tangerang Selatan, hingga para milenial purnabhaktiwan Telkom yang berdomisili di Tangerang Selatan dan juga komunitas olahraga P2Tel Tangerang Selatan seperti gowes dan komunitas olah raga hobi lainnya.
Istiqomah menebar ilmu dan hikmah.
Dalam kesempatan yang berharga ini Suhebsi Mudjiri selaku BPC P2Tel Tangerang Selatan menyampaikan spirit message yang berisi antara lain rasa syukur dan ucapan terimakasih atas kehadiran narasumber Ustadz Munindra Rohjani dan para peserta KITAB offline di STO Serua dengan suasana kebersamaan.
Kehadiran para peserta dalam acara KITAB ini menjadi ukuran kadar rohani kita terutama terhadap gangguan atau tantangan yang membuat kemalasan di jalan kebaikan. Temanya sungguh menarik yaitu “Kiat sukses di majlis ta’lim” karena kita sering mengikuti beragam majlis ta’lim sehingga menimbulkan rasa ingin tahu agar sukses untuk mengikutinya.
Lebih dekat dan kenal narasumber.
Sebagai narasumber KITAB kali ini adalah Ustadz Munindra Rohjani atau disapa Ustadz Indra. Domisili di Tajur Bogor Selatan (Bila tuan ke Purwakarta, jangan lupa makan sate maranggi, meski Ustadz Indra jauh di mata namun tetap dekat di hati) namun Allah mempertemukan kita.
Aktivitas keseharian lebih banyak sebagai pemateri, pendakwah atau memberikan tausiyah dan bergabung bersama KMMJ (Korps Mubaligh Miftaah Al Jannah) di bawah Yayasan Cinta Dhuafa Miftaah Al Jannah sejak 2013. Banyak majlis ta’lim yang dibina selama ini yang tersebar di beberapa kota antara lain Bandung, Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan dan komunitas ekonomi anti riba.
Gaya tausiyah yang berbeda.
Tiap narasumber pemateri tausiyah mempunya gaya masing-masing untuk mengkomunikasikan materinya. Bagi Ustadz Munindra Rohjani memiliki gaya lebih interaktif dengan peserta sehingga menuntut untuk saling fokus dan konsentrasi mengikuti majlis ilmu ini.
Metode penyampaiannyapun menarik dengan mengajak para peserta mengacu pada ayat-ayat suci Al Quran yang relevan dan saling keterkaitan serta hadits Rasulullah. Tidak jarang Ustadz Indra berdiri dan berkeliling dan dekat dengan peserta untuk menyapa dan bertanya.
Tempat yang diridhoi.
Mengawali tausiyah dengan pengharapan mulia bahwa tempat penyelenggaraan KITAB ini menjadi tempat yang diridhoi Allah dan menjadi alasan yang kuat bagi Allah untuk melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah kepada kita sehingga memiliki hati yang lemah lembut.
Diakui oleh Ustadz Indra bahwa ada 2 hal yang menjadi penyebab grogi ketika menyampaikan tausiyah.
Pertama adalah berhadapan dengan audien atau peserta yang baru ketemu, dalam suasana yang baru dan di lokasi yang baru.
Kedua adalah berhadapan dengan peserta calon penghuni syurga yang getaran jiwanya menggerakkan hati ini untuk lebih dekat dengan Allah. Bagi Ustadz Indra penyebab yang kedua yang lebih dirasakan.
Tahu ilmunya tetapi tidak diamalkan.
Adalah sebuah true story ada seorang ibu yang rajin mengikuti majlis ta’lim atau majlis ilmu hanya mendapatkan ilmunya saja tetapi tidak dapat mengamalkannya misalnya masih sering ngegas dengan suaminya. Maka jawab Ustadz singkat dan padat yaitu jawabnya 30 hari lagi sehingga membuat rasa penasaran sang ibu tersebut untuk mendapatkan jawaban sesegera mungkin. Ketika tiba waktunya 30 hari yang dijanjikan tersebut maka Ustadz menyampaikan jawabannya adanya tata tertib mengikuti majlis ta’lim yang dibuat bukan oleh MUI atau Lembaga sejenisnya tetapi oleh langsung oleh Allah yang tertuang dalam Al Quran berikut ini
1-Surat Al A’raf ayat 204 yang artinya :
“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (Q.S.7:204).
2-Surat Ali Imran ayat 159 yang artinya :
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Q.S.3:159).
3-Surat An Nahl ayat 119 yang artinya :
“Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S.16:119).
4-Surat Al Fatiha ayat 5 yang artinya :
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” (Q.S.1:5).
Peserta bertanya Ustadz menjawab.
Selanjutnya dalam sesi tanya jawab yang dimoderatori oleh Suradi yang juga mengemban amanah sebagai Sekretaris 1 P2Tel Tangerang Selatan memandu peserta bertanya dan Ustadz menjawab.
Ada 2 orang penanya yang mewakili peserta bapak-bapak dan ibu-ibu. Berusahalah untuk meraih nilai atau pahala yang tak terhingga dengan cara melakukannya secara ikhlas karena Allah atau lillah dan ittiba’ atau mengikuti apa yang dicontohkan oleh Rasulullah.
Selain itu dalam berdoa pahamilah arti dari doa tersebut karena Allah tidak mengijabah doa dari hati yang lalai (tidak paham arti doa yang dipanjatkan tersebut). Hal yang lain ketika kita akan mengikuti majlis ilmu usahakan mengikuti majlis ilmu secara offline sehingga para malaikat akan datang mengelilingi majlis ilmu tersebut.
Apabila kita sudah niatkan mengikuti majlis ilmu secara offline kemudian berhalangan hadir karena alasan syari maka sebagai alternatif bisa mengikutinya secara online.
Suradi selaku pembawa acara dan moderator dalam acara KITAB kali ini menyampaikan kesimpulan bahwa kiat sukses di majlis ta’lim secara approach) atau pendekatan yang digunakan bersumber pada 4 ayat dalam Al Quran sebagai dasar dan acuan kita.
Pada tataran _deployment atau amaliyahnya marilah kita dalam setiap mengikuti majlis ta’lim dengarkan dengan baik, ikuti dengan diam dan mencatatnya.
Kemudian berusaha melakukan learning bermuhasabah diri dengan taubat minta ampun kepada Allah dan berikhtiar mengamalkannya (dengar, diam dan catat). Tetaplah semangat dan optimis karena kita dapat mengamalkannya secara berjamaah atau terintegrasi bersama keluarga dan teman terdekat termasuk keluarga besar P2Tel Tangerang Selatan.
Hasilnyapun in syaa Allah kita mendapatkan rahmat, taufik dan hidayah dari Allah sehingga memiliki hati yang lemah lembut.
Di penghujung acara KITAB. Acara KITAB diakhiri doa dengan bacaan hamdallah dan kafaratul majlis bersama dan dilanjutkan kegiatan internal dan kebersamaan yaitu arisan. Di akhir berita ini penulis berbagi pesan moral melalui pantun berikut ini :
Sayang-sayang buah pisang. Buah pisang enak dimakan_.
Manusia sebatas merancang. Kuasa Allah yang menentukan.
Kecil-kecil buah duku, kalau besar buah papaya.
Mari kita saling membantu, terus berkarya untuk anggota.
(Kiriman : Suradi-P2Tel Tangerang Selatan)-FR