Sesuai dengan program yang telah disusun, peserta KJS BLA Tegallega Cabang Bandung Selatan yaitu Senam, Silaturahmi sambil senam dan Wisata ke Hulu Sungai Citarum Km-0.
Jaraknya tidak jauh dari Saung pak Asep, sekitar 21 Km, namun berhasil ditempuh ± 75 menit. Sesampai di lokasi, istirahat, sholat dan menikmati makanan-minuman ringan dalam suasana lebih dengin segar
Setelah itu rombongan berjalan kaki tidak sampai 1 Km, mendekat ke lokasi dan melakukan senam, bergembira ria. Salut kepada teman teman yang mayoritas Lansia itu bersemangat melaksanakan Senam. Itu tidak lain karena peran pak Agus Suryana yang terus memotivasi
Setelah beres semua program, kami kembali mengarungi kemacetan Bandung karena bersamaan dengan jam pulang kerja dan kami selamat sampai rumah sekitar jam 18.10
Ada baiknya saya ulas sedikit tentang Hulu Sungai Citarum Km 0
Di lokasi Situ Cisanti terhampar luas danau buatan (situ) berair hijau. Situ (danau) ini yang berpotensi wisata ini menyimpan sejarah peninggalan raja pertama Kerajaan Pajajaran, yaitu Dipati Ukur.
Situ ini luasnya ± 5 Ha ini berjuluk Cisanti. (Ci = air, dan Santi berarti suci). Situ Cisanti ini salah satu nama 7 mata air di sekitar situ. Ketujuhnya yaitu : Cikahuripan, Citarum, Cisadane, Cikoleberes, Cihaniwung, Cikawudukan, dan Cisanti. (Cisanti berada di Desa Tarumajaya Kec-Kertasari Kab-Bandung).
Dalam perjalanan kita dimanjakan pemandangan bak berada di atas awan. Langit biru yang disoroti matahari makin mengasyikan ketika menuju situ Cisanti.
Tampak oleh kita dalam perjalanan ini hamparan lahan pertanian yaitu kentang, bawang, dan wortel. Rupanya tanaman itu cocok di dataran tinggi, sekita di ketinggian 1300 mdpl.
Doeloe danau ini rawa tapi sejak 2001 dikeruk, dan dibangun antara 2003 sampai 2005. Jadilah objek wisata,” Kelihatannya dilakukan oleh TNI AD Kodam Siliwangi
Situ Cisanti menyimpan keunikan 7 mata air berkhasiat. Ibarat sebuah nasihat orang tua untuk anaknya karena setiap mata air memiliki arti yang berbeda. Mata air pertama Citarum, air yang suci dan sempurna, khusus untuk pria.
Konon waktu itu ada pohon tumbang tahun 74 dan membagi dua mata air, yang kiri Citarum yang kanan Cikahuripan (air kehidupan), khusus untuk perempuan.
Mata air Cikoloberes, diumpakan kita harus ber-hati jernih agar bisa menentukan pilihan tepat. Filosofinya seperti nasi uduk. Nasi uduk, putih dan enak, maka kita gak boleh asal ngomong seenaknya, agar orang lain tidak tersinggung.
Situ Cisadane dan Cihaniwung, mata air itu patokan perilaku kita. Cisadane menuju utara dan Cihaniwung ke selatan. Artinya, manusia harus selalu seimbang antara dunia dan akhirat.
Demikian sekilas info yang saya dapat secuil. Kesan yang saya peroleh : Tiga kata dari acara ini : Capek (maklum sudah Lansia)-Senang dan Puas. Anda berminat juga? Mari bergabung dengan Klub Senam binaaan Yakes Telkom. Salam sehat. (Djuhana; KJS BLA Tegallega)-FatchurR *
KJS BLA Bandung Slt Senam-dan Wisata Ke Sungai Citarum Km-0 (2)