(Cuplikan dari liputan6.com)-JAKARTA; Ada tradisi malam Tahun Baru dengan bakar-bakar. Berguyub dengan keluarga dan teman dekat, bahan makanan disiapkan untuk disantap bersama. Seru tapi bakar-bakar berpotensi menambah beban Perubahan Iklim
Mengutip Washinton Post, (30/12/2023), hasil penelitian di dunia ditemukan hal buruk yang dimasukkan ke dalam arang, termasuk logam berat. Produksi arang itu penyebab utama deforestasi di banyak negara tropis.
Brasil produsen arang terbesar di dunia, juga Nigeria, Tanzania, dan Republik Kongo membuka lahan hutan untuk perkebunan kayu, bahan produksi arang. Setiap orang punya preferensi pribadi mengenai jenis pemanggang yang digunakan.
Belum jelas pemanggang berbahan gas atau arang yang lebih ramah lingkungan. Mengutip Good Housekeeping, ahli di Universitas Illinois menyoroti fakta, dampak arang 2x lipat emisi karbon saat dibakar dibanding propana untuk menyalakan gas.
Propana dari bahan bakar fosil, berdampak lingkungan terkait pemurniannya. Laporan ini mencatat, emisi gas rumah kaca (GRK) dari alat pemanggang, arang atau gas, hanya menyumbang sebagian kecil dari total emisi GRK.
Pilih Arang dengan Bijak
Inti memasak, menciptakan asap yang tepat agar rasa makanannya khas. Jika ingin mengolesi iga dengan saus dari toko atau menumpuk burger dengan mustard, saus tomat, bawang bombai, dan bahan lain, itu mungkin enak, tapi tidak perlu asap.
Bongkahan kayu keras itu “arang asli.” Namun, arang tak harus berasal dari pohon. Ini karbon yang mudah terbakar, yang bisa diubah dengan tanaman atau bahan organik yang dipanaskan dalam lingkungan rendah oksigen.
Bila rumit, cari logo FSC pada kemasan arang. Ini arang dari kayu yang memenuhi standar terkait pengelolaan hutan, pelestarian keanekaragaman hayati, dan perlakuan adil pada pekerja.
Jangan Gunakan Plastik Sekali Pakai
Dalam bakar-bakar, hindari plastik 1x pakai. Memang lebih sedikit mencuci, namun lebih banyak sampah dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kement LHK (KLHK), Indonesia menghasilkan 35,93 juta ton timbulan sampah pada 2022.
“Hilangkan hal-hal tidak diperlukan, seperti benda dibungkus plastik yang tidak ada gunanya,” katanya dalam wawancara dengan AFP.
Kurangi sampah Makanan
Sekitar 1/3 makanan yang diproduksi global untuk konsumsi manusia dibuang begitu saja. Ini pemborosan besar sumber daya untuk memproduksinya, dan apapun yang berakhir di TPA dapat mengeluarkan metana saat membusuk.
Baca artikel dari sumbernya di https://www.liputan6.com/lifestyle/read/5494032/tradisi-bakar-bakar-malam-tahun-baru-bisa-berdampak-pada-perubahan-iklim-ada-alternatif-lebih-ramah-lingkungan; Oleh Asnida Riani
(Diedit dan disajikan ulang oleh FatchurR *