(Penulis : Suradi-P2Tel Tangerang Selatan)-Momentum Hijrah.
Waktu terus berpacu dan bergulir kini saatnya menapaki jejak Tahun Baru Islam 1446 H mulai 1 Muharram 1446 H yang menjadi momentum, media dan wahana untuk berhijrah.
Kata hijrah ini berakar dari bahasa Arab hājara هَاجَرَ yang berarti berpindah. Secara khusus, pengertian hijrah didefinisikan sebagai perpindahan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam bersama sebagian pengikutnya dari Makkah ke Madinah untuk menyelamatkan diri dan sebagainya dari tekanan kaum kafir Quraisy.
Hijrah itu memperbaiki diri.
Hijrah adalah berpindah dari keadaan yang semula buruk menjadi keadaan yang baik, dari kondisi yang sudah baik menjadi kondisi yang lebih baik. Jadi hijrah adalah proses terus-menerus untuk memperbaiki diri, memperbaiki cara berpikir, dan memperbaiki cara berucap serta bersikap.
Dalam al-Quran, hijrah berarti berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Dalam makna lain, hijrah juga dapat diartikan meninggalkan sesuatu yang tercela kepada sesuatu yang terpuji. Istilah “hijrah” secara etimologi berarti memutuskan, meninggalkan, menjauhi.
Dalam Islam, ada dua jenis hijrah.
a-Pertama, hijrah zahir (fisik) yakni berpindah tempat tinggal.
b-Kedua, hijrah jiwa (spiritual), yaitu berpindahnya keadaan jiwa ke arah yang lebih baik.
Saat ini kita sedang dan terus berhjrah maknawi yaitu berpindahnya keadaan ke arah yang lebih baik menuju pada perbaikan diri melalui proses terus-menerus untuk memperbaiki diri, memperbaiki cara berpikir, dan memperbaiki cara berucap, bersikap dan bertindak.
Introspeksi atau Muhasabah.
Introspeksi diri adalah cara berpikir seseorang mengamati dan merenungkan berbagai aspek diri dan keberadaan diri. Introspeksi diri bermanfaat untuk kesehatan mental dan kesejahteraan diri. Introspeksi diri atau mengenal diri sendiri merupakan hal yang bisa menakutkan dan menyenangkan.
Dengan muhasabah diri, perbuatan baik pada masa lalu bisa ditingkatkan pada masa depan, baik kualitasnya maupun kuantitasnya.
Dengan muhasabah, perbuatan buruk pada masa lalu tidak perlu diulangi pada masa yang akan datang. Maka dengan muhasabah, hari esok kita akan lebih baik, di dunia juga di akhirat.
Bergulirnya waktu.
Waktu terus bergulir dan berputar mengantarkan kita lebih dekat pada hari perjumpaan kembali dengan Allah. Adanya fenomena “pulang kampung” sebenarnya menjadi sebuah refleksi dan mensiratkan bahwa setiap manusia sebenarnya memiliki kecenderungan untuk kembali pada tempat asalnya. Lebih dalam lagi adalah kembali kepada Penciptanya yang selama ini telah membimbingnya hidup di dunia dengan segala potensi dan fasilitas yang disediakan baik piranti hardware dan software maupun brainware.
Manfaat Instrospeksi atau Muhasabah Diri.
Muhasabah diri penting untuk dilakukan seseorang. Paling tidak ada 3 manfaat dari muhasabah diri dengan bergantinya waktu dalam satuan waktu tertentu terutama bergantinya tahun.
Pertama adalah sebagai media dan wahana untuk mengevaluasi diri. Kedua adalah resolusi untuk bermawas diri, komitmen diri dan tetap bersyukur). Ketiga adalah lakukan aksi. Dari ketiga manfaat tersebut mengkristal dalam proses yang menghasilkan output dan outcome untuk perbaikan secara berkelanjutan.
Pertama sebagai media dan wahana evaluasi diri.
Dalam sebuah perjalanan dan perjuangan kehidupan ini mari kita menyempatkan diri untuk berhenti sejenak, istirahat sejenak dan berkontemplasi sejenak untuk mengumpulkan kembali semangat dan tenaga (recharge) guna melanjutkan perjalanan dan tetap sustainable growth yang dalam Bahasa Arab disebut dengan muhasabah.
Studi Empiris.
Sebagai sebuah studi empiris eksistensi P2Tel Tangerang yang membidangi Binroh Islam berperan dan berkontribusi bersama mewujudkan anggota yang sehat (lahir dan batin) dan sejahtera maka evaluasi organisasi dapat diaktualisasikan dengan mengukur sejauhmana pencapaian kinerja, apa saja yang menjadi lesson learnt dan value creation, program kerja apa saja yang masih on going process dan program kerja apa saja ke depan.
Yang menarik dan mendapatkan atensi lebih adalah ketika acara Binroh Islam P2Tel Tangerang Selatan seperti Kajian Intensif TiAp Bulan (KITAB), Kajian Intensif Selasa PAgi (KISPA) Ramadhan, NGAJi OnLine (NGAJOL) setiap Senin dan Kamis pagi menjadi ajang Silaturahim, Sharing dan Sinergi (S3) secara istiqomah menimba ilmu dan hikmah baik yang bersifat manajerial maupun operasional untuk melanjutkan estafet layanan terutama untuk kemaslahatan umat yang sarat dengan tantangan dan sekaligus peluang (big challenge & big opportunity).
Mari kita hadapi tantangan menjadi peluang perbaikan dan pengembangan yang lebih baik lagi, berkah dan bermanfaat.
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Tirmidzi, Rasulullah bersabda : Artinya: “Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah.”
Dalam Al-Qur’an Allah mengingatkan pentingnya melakukan introspeksi diri dengan melihat apa yang telah kita lakukan pada masa lalu untuk mengahadapi masa depan ( Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 18) :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Kedua adalah resolusi.
Dalam resolusi ini penting kita melakukan momentum mawas diri. Diibaratkan ketika kita pernah memiliki pengalaman melewati jalan yang penuh lika-liku, maka kita bisa lebih berhati-hati ketika akan melewatinya lagi. Mawas diri akan mampu menyelamatkan kita tidak terjerumus ke jurang yang dalam.
Selain itu pernting untuk memperkuat komitmen diri. Setiap orang pasti memiliki kesalahan. Oleh karenanya, introspeksi diri menjadi waktu berkomitmen diri untuk tidak mengulangi kembali kesalahan yang telah dilakukan pada masa lalu.
Buanglah masa lalu yang negatif sebagai sebuah kenangan dan pembelajaran, lakukan hal positif hari ini sebagai realita atau kenyaatan dan songsong hari yang akan datang sebagai pengharapan yang lebih baik dan lebih baik lagi.
Setelah mawas diri dan berkomitmen diri diiring dengan spirit tetap bersyukur kepada Allah dan tahu diri.
Disadari bahwa keberadaan kita sampai dengan saat ini tidak terlepas dari nikmat-nikmat yang Allah karuniakan terutama nikmat iman dan nikmat Islam serta 2 nikmat yang sering kita lalaikan yaitu nikmat sehat dan nikmat kesempatan.
Karena itu, introspeksi diri akan membawa kita mengingat nikmat Allah yang tak bisa dihitung satu persatu. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7 :
Artinya : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Ketiga adalah lakukan aksi terbarukan.
Setelah mendapatkan resolusi maka jangan menunda-nunda waktu dan kesempatan berharga ini untuk segera mengambil langkah pemberani beraksi mendorong dan merajut pikiran, satukan langkah sebagai aktualisasi resolusi.
Terutama melakukan hal-hal yang berkaitan dengan “menghadirkan” Allah dalam setiap langkah kehidupan ini. Mulai berani, mulai dari yang kecil, mulai diri ini dan mulai saat ini mewujudkan tagline Persaudaraan, Kebersamaan dan Saling peduli.
Ketika atau di saat melakukan aksi yakinlah bahwa Allah memberikan kita potensi dan fasilitas terbaik serta Dia juga tidak pernah melepaskan diri kita dari kamera pengawasan-Nya.
Jangan takut, ada Allah untuk melakukan aksi terbarukan sebagai ikhtiar memperbaiki diri secara berkelanjutan ini sehingga mampu melihat kelebihan dan kekurangan diri dan organisasi yang kemudian harus diperbaiki di masa yang akan datang.
Dengan memperbaiki diri, maka kualitas kehidupan akan lebih baik dan produktif dan waktu yang dilewati penuh dengan makna dan manfaat bagi diri dan orang lain serta kemaslahatan umat serta rahmatan lil alamin.
Semoga kita senantiasa mendapatkan petunjuk yang terbaik dari Allah dan mampu mengkilas balik perjalanan tahun lalu 1445 H untuk menjalani tahun ini 1446 H yang lebih baik dan lebih baik lagi.
Rasulullah mengajarkan kepada kita sebuah doa berikut ini.
“Wahai Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku adalah pada akhirnya, sebaik-baik amalku adalah amal penutupnya, dan sebaik-baik hariku adalah hari saat aku bertemu dengan- Mu.” (Riwayat Thabrani).
Sebagai penutup ijinkan penulis berbagi pesan moral melalui pantun berikut ini.
Pake mobil kecil pergi wisata, bawa makanan kecil jangan sampe lupa.
Bila berhasil itu prestasi bersama, bila ada yang belum berhasil menjadi pembelajaran kita.
Ada pesta ada hadiah, hadiah dibuka isinya arloji.
Mari kita berhijrah dengan ibadah dan amal yang lebih baik lagi.
(Penulis : Suradi-P2Tel Tangerang Selatan)-FR *