P2Tel

Safari Masjid-Berbagi ilmu dan hikmah di masjid An Ni’mah di pelosok negeri tetap dekat di hati

(Penulis : Suradi-P2Tel Tangerang Selatan)-Intro Masjid An Ni’mah.

Untuk mengenal lebih dekat tentang  masjid An Ni’mah. Lokasinya di Sei Karang tepatnya di Pusdiklat PTPN IV Regional 1, Paya Kuda, Kec. Galang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20585.

Lingkungan masjid An Ni’mah terasa masih hijau karena berada di komplek Pusdiklat yang ditumbuhi dengan beragam pepohonan mulai yang kecil hingga yang besar.

Alhamdulillah masjid An Ni’mah memiliki menara sehingga ketika adzan waktu sholat tiba terdengar syiarnya.

Tidak jauh dari masjid berdiri dan beraktivitas sekolah tingkat SD dan SMP sehingga semakin memakmurkan aktivitas masjid. Profil jamaahnya secara umum didominasi bapak-bapak dan ada beberapa remaja seusia mahasiswa yang masuk ke perguruan tinggi.

Mereka tinggal di asrama dan turut sholat berjamaah di masjid An Ni’mah terutama pada saat sholat subuh.

Pesan spiritual bersedekah selagi kaki masih bisa melangkah.

Allah berfirman dalam QS 63 : 10 yang artinya “Infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami anugerahkan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antaramu. Dia lalu berkata (sambil menyesal),

“Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)-ku sedikit waktu lagi, aku akan dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang saleh.”

Banyak cara untuk menyampaikan pesan spiritual yang bersedekah tersebut. Masjid An Ni’mah mensyiarkannya melalui sebuah papan informasi yang dipasang di teras masjid sehingga lokasinya strategis dan mudah dijangkau & dibaca oleh jamaah.

Isi pesan spiritual tersebut tentang “Ketika Menjadi Ahli Sedekah” maka mendapatkan manfaat antara lain didoakan Malaikat, rezeki berlimpah, sakit menjadi sehat, panjang umur, sulit menjadi mudah, bisnis menjadi lancar, menolak bencana, dicintai Allah dan manusia dan menghapus dosa.

Sedekah itu boleh diam-diam dan boleh juga terang-terangan. Yang tidak boleh adalah diam-diam tidak pernah sedekah.

Berbagi ilmu dan hikmah.

Sesuai dengan firman Allah dalam QS 3 : 104 yang artinya “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Dalam kesempatan yang berharga ini penulis berbagi ilmu dan hikmah dengan menyampaikan kultum ba’da subuh berjudul “Harmoni keshalehan individual, sosial dan profesional.” Keshalehan adalah ketaatan (kepatuhan) dalam menjalankan ibadah, kesungguhan menunaikan ajaran agama.

Keshalehan individual adalah kesalehan individu merupakan kesalehan ritual ibadah semata, baik itu sholat, puasa, zakat dan ritual-ritual pribadi atau privat lainnya dengan istilah lainnya adalah hablum minallah atau hubungan vertikal antara hamba dengan Allah.

Keshalehan sosial merupakan tanggungjawab kita bersama bagaimana menciptakan kesalehan atau kebaikan untuk diri sendiri dan lingkungan kita semuanya (hablum minnas atau hubungan horizontal termasuk di dalamnya hablum minal alam).

Keshalehan profesional adalah keshalehan seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya (dokter, arsitek, hukum dan lainnya).

Indikator Keshalehan.

Setelah mengetahui pengertian keshalehan individual, beberapa yang menjadi indikator keshalehan individual ini dalam ajaran Islam antara lain menunaikan  ibadah  shalat, puasa, zakat dan ibadah  haji bagi yang mampu.

Sedangkan indikator keshalehan sosial antara lain menyisihkan sebagian rezeki yang Allah karuniakan antara lain bersedekah, menyantuni anak yatim, piatu dan dhuafa,  membantu fakir miskin, membantu  saudara kita yang terdampak musibah, pemberdayaan ekonomi produktif yang lebih membutuhkan.

Adapun indikator keshalehan professional antara lain : kejujuran, integritas, transparansi, taat aturan, loyalitas,  objektivitas dan  akuntabilitas.

Orang yang paling baik.

Untuk mendorong umatnya melakukan kegiatan yang berdimensi sosial  Rasulullah menegaskan dalam haditsnya ”Orang yang paling baik adalah orang yang paling banyak memberi manfaat kepada  orang lain”, semakin banyak orang memperoleh sosial dari suatu perbuatan maka semakin tinggi nilai amal shalehnya.

Marilah kita   harmonisasikan keshalehan individual, sosial dan professional. Selagi kapabilitas dan kapasitas yang kita miliki saat ini dapat kita optimalkan untuk berdakwah dan syiarkan kebaikan  kepada orang-orang  di sekelilingnya mulai dari keluarga, tetangga, komunitas dan bangsa Indonesia bahkan rahmatan lil ‘alamin.

Allah berfirman dalam QS 62 : 10 yang artinya “Jika selesai mengerjakan sholat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia-Nya dan perbanyaklah mengingat Allah Swt agar engkau beruntung”

Menikmati keramahan pengurus dan jamaahnya.

Dalam keheningan pagi dini hari terdengarlah lantunan ayat-ayat suci Al Quran dari sebuah pengeras suara di suatu masjid sebagai pertanda menjelang saat-saat adzan sholat subuh tiba. Kamipun bergegas mempersiapkan diri mengambil air wudhu dan berpakaian muslim guna menuju ke masjid An Ni’mah.

Hal yang menarik dari sholat berjamaah dan silaturahim dengan pengurus dan jamaah di masjid An Ni’mah meski hanya sesaat ini adalah keramahan mereka dalam menyambut sesama saudara muslim.

Ketika hari kedua sholat subuh berjamaah di masjid ini langsung mereka menyapa dan saling silaturahim. Mereka antara lain Ustadz Asmahadi yang mengemban amanah menjadi imam masjid An Ni’mah turut merasakan indah dan berkahnya merajut silaturahim.

Dalam perjalanan menuju masjid  yang berjarak sekitar 800 meter dengan menapaki jalan menembus gelap dan sunyinya pagi diantara  pepohonan rindang di kanan kirinya.

Sesekali ada sepeda motor yang lewat dan menyapa dengan senyum seakan sudah saling mengenalnya. Mereka adalah jamaah sholat subuh dan ada juga penderek karet di perkebunan untuk mengais kesibukan sejak pagi dini hari sebagai mata pencahariannya.

Intinya seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah bahwa tersenyum itu ibadah dan sesama muslim itu bersaudara sangat terasa di lingkungan ini serta mengingatkan kita ketika masih masa anak-anak.

Menu sederhana, pas dengan selera.

Deli Serdang adalah  sebuah nama wilayah yang memiliki lahan perkebunan kelapa sawit yang luas dan mengingatkan kita pada masa era 1960 an banyak orang Jawa yang bekerja di area perkebunan sawit ini dan beradaptasi dengan penduduk asli setempat.

Hal ini terus berlanjut dan secara turun temurun dilanjutkan hingga generasi saat ini. Satu hal yang masih berasa adalah berbagai menu makanan yang disajikan dan atau yang dijajakan di area ini pas atau sesuai dengan selera makanan Jawa pada umumnya.

Sempat penulis diajak makan bareng menikmati bakso portal di sebuah gubuk kecil yang ramai para pengunjungnya, makan siomay di sore hari yang disajikan oleh seorang pengendara motor yang dilengkapi tempat jajaannya.

Ada juga minuman dawet ayu dan menu makanan tradisional seperti singkong goreng, lemet dan pisang coklatnya serta buah durian yang nikmat rasanya dan semakin menambah rasa syukur kita atas karunia Allah dengan hasil bumi di bumi pertiwi ini.

Belanja buah salak, di pasar Kunciran.

Dimana bumi dipijak, disitu masjid kita makmurkan.

(Penulis : Suradi-P2Tel Tangerang Selatan)-FR *

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version