Seringkali kita mendapat informasi terkait penyakit stroke yang tidak dijelaskan secara medis. Nah, agar tidak salah atas info penyakit stroke ini, saya coba merangkum dari beberapa sumber seperti dari yakestelkom & kemeskes RI untuk memahami mitos dan fakta seputar penyakit stroke.
Untuk itu mari kita bahas beberapa kepercayaan umum dan kebenarannya secara ilmiah.
Mitos 1: Stroke hanya menyerang orang tua
Fakta: Meskipun risiko stroke memang meningkat seiring bertambahnya usia, stroke dapat menyerang siapa saja di segala usia, termasuk anak-anak dan dewasa muda. Faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, obesitas, dan gaya hidup tidak sehat dapat meningkatkan risiko stroke pada usia berapa pun.
Mitos 2: Stroke tidak dapat dicegah
Fakta: Sebagian besar kasus stroke sebenarnya dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko yang dapat dimodifikasi, seperti:
– Mengontrol tekanan darah tinggi
– Mengelola kadar gula darah
– Berhenti merokok
– Menjaga pola makan sehat
– Rutin berolahraga
– Mengelola stres dengan baik
Mitos 3: Stroke selalu menyebabkan kematian
Fakta: Banyak penderita stroke yang dapat bertahan hidup dan pulih, terutama jika mendapat penanganan medis yang cepat dan tepat. Kunci keberhasilannya adalah mengenali gejala stroke sedini mungkin dan segera mencari bantuan medis.
Mitos 4: Tidak ada yang bisa dilakukan saat seseorang mengalami stroke
Fakta: Penanganan stroke dalam “golden period” (3-4.5 jam pertama) sangat krusial dan dapat menyelamatkan nyawa serta mencegah kecacatan permanen. Kenali tanda-tanda stroke dengan metode FAST:
– Face (wajah tidak simetris)
– Arms (kelemahan pada lengan)
– Speech (kesulitan berbicara)
– Time (waktu untuk segera ke rumah sakit)
Mitos 5: Setelah stroke pertama, tidak ada risiko stroke kedua
Fakta: Justru seseorang yang pernah mengalami stroke memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stroke berulang. Oleh karena itu, penting untuk:
– Mematuhi pengobatan yang diresepkan dokter
– Melakukan kontrol rutin
– Menerapkan gaya hidup sehat
– Mengendalikan faktor risiko
Mitos 6: Gejala ringan bisa diabaikan
Fakta: Setiap gejala stroke, sekecil apapun, harus ditangani dengan serius. TIA (Transient Ischemic Attack) atau “mini stroke” yang gejalanya hilang dalam beberapa menit atau jam tetap memerlukan evaluasi medis karena bisa menjadi pertanda akan terjadinya stroke yang lebih besar.
Mitos 7: Stroke tidak bisa terjadi saat tidur
Fakta: Stroke dapat terjadi kapan saja, termasuk saat tidur. Itulah mengapa penting untuk mengenali gejala stroke segera setelah bangun tidur, seperti kesulitan berbicara atau kelemahan pada satu sisi tubuh.
Pemahaman yang benar tentang stroke sangat penting untuk pencegahan dan penanganan yang tepat. Edukasi tentang stroke perlu terus disebarluaskan untuk mengurangi dampak buruk penyakit ini di masyarakat. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala stroke, jangan ragu untuk segera mencari bantuan medis karena waktu adalah faktor krusial dalam penanganan stroke.
(Adlin/ Sekrt. PC Kisaran; sumber dari https://www.instagram.com/yakestelkom/p/DDj4SdvJ9IQ/?img_index=1 dan sumber lain)-FR*