Bermenung-Kalau tidak berdaya
Beberapa waktu lalu Pak Sabar jari tangan tengah di ujungnya terkena panci panas. Sedikit bengkak, sebesar biji jambu biji saja dan tidak begitu sakit. Eh ternyata ketika mengetik terasa sakit juga dan jari tengah itu tidak bisa digunakan.
Sungguh saat itu, terasa bahwa hanya sakit segitu, ada yang hilang dari kemampuannya. Saat itu jari tengah menjadi tidak berdaya. Untung hanya segitu, untung hanya sehari dua hari saja.
Saat berada di tengah laut (naik kapal atau perahu), sekalipun tidak begitu jauh dari pantai terdekat, apalagi kalau sampai timur barat utara selatan semua yang nampak hanya lautan, kita akan merasa tidak berdaya.
Apalagi kalau kapal atau perahunya bermasalah. Pak Sabar pernah mengalami, naik boat, mesin “rewel” di tengah laut. Untunglah jaman sekarang sudah ada HP sehingga bisa meminta tolong dan segera datang pertolongan.
Demikian pula kalau naik pesawat terbang, saaat berada di atas, kita merasa sangat tidak berdaya, sebab kita tahu persis, kalau pesawat jatuh jelas akan berkeping-keping.
Saudara-saudara kita yang terkena musibah, apakah itu kecelakaan, tanah longsor, banjir , angin puting beliung, gempa, apalagi yang dahsyat, mereka mungkin tidak menyangka bahwa, sebelumnya segar bugar, tiba-tiba menjadi sakit, bahkan meninggal.
Sebelumnya kaya, paling tidak punya harta, tiba-tiba hartanya amblas, akhirnya mereka harus hidup di pengungsian, di alam terbuka. Masih banyak lagi akibatnya. Sungguh saat itu mereka menjadi sangat tidak berdaya
Itu adalah contoh-contoh saja, sebenarnya kita ini tidak berdaya sama sekali dibandingkan dengan kejadian buruk yang berpotensi akan menimpa. Hidup menjadi serasa telur di ujung tanduk, serasa meniti titian rambut dibelah tujuh.
Kalau demikian halnya, maka seyogyanyalah kita tidak perlu pongah dan sombong, namun sebaliknya perlu berusaha berbuat kebaikan sebanyak mungkin dan mengurangi berbuat kejelekan sekecil mungkin. Kita harus selalu bersyukur karena hampir sepanjang hidup kita berdaya hanya sedikit yang pada posisi tidak berdaya.
Bersyukur artinya berterima kasih (kepada Tuhan Yang Maha Kuasa) di dalam hati, dengan ucapan dan dengan tindakan, yaitu mempergunakan pemberian itu (keberdayaan) sesuai dengan yang diinginkan yang memberi, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa, sesuai perintah-Nya.
Idealnya kita selalu siap jika se-waktu2 jadi tidak berdaya, apalagi yang fatal, misalnya sakit parah, kehilangan harta benda dengan jumlah banyak, kehilangan sanak saudara dan seterusnya itu. Semoga kita bisa menggunakan keberdayaan kita untuk kebaikan selagi belum datang ketidak berdayaan . (Widartoks 2016; dari grup FB-ILP)-FR