Biji tersebut kemudian tumbuh menjadi sebuah pohon yang cantik, yang berbeda dengan pohon-pohon lain di sekitar hutan tersebut. Sosok batang, dahan dan akarnya berwarna putih mulus, sedangkan daunnya hijau gelap dan tebal.
Mungkin sejenis beringin. Karena tumbuh tinggi di dinding tebing yang tegak, batangnya tumbuh keatas secara vertical, sebaliknya akarnya tumbuh menempel kebawah juga vertical. Akibatnya, munculah di atas samping Goa bersejarah itu sebuah pemandangan yang aneh dan unik.
Beberapa tahun yang lalu ketika saya masih sering lari pagi di tempat itu, bentuk dahan dan bentuk akar nyaris simetris, indah sekali, sehingga saya menyapanya dengan si Kalpataru. Terakhir, Selasa tanggal 17 pagi, ketika bersama sahabat-sahabat P2Tel berjalan melewatinya, bentuknya sudah tidak simetris lagi. Batangnya tumbuh lebih cepat dan besar ke atas, sedang akarnya sekalipun masih berkembang merayap kebawah, namun sudah banyak yang tembus ke tanah. Walaupun demikian, keunikan dan kecantikan pohon tersebut masih belum pudar.
Saya tidak berani membayangkan beberapa tahun yang akan datang, bagaimana riwayat pohon itu kelak. Bertengger di tebing, bukanlah tempat tumbuh yang normal. (Salam. 20120417; SH)-FR