Diikuti 68 peserta yang ditampung dalam 2 bus menuju lokasi kebangaan kita Telkom. Semula tujuannya mengenang sejarah Telkom masa lalu tapi sayang Gedung dan perangkat tidak diurus sehingga tampilannya Gedung bocor listrik dimatikan. Seperti yang diulas oleh bp. Garuda Sugardo eks BOD Telkomsel dan Telkom, yang akan disajikan dibawah ini dari suatu sumber.
Monggo ikuti pendapat tentang Museum Telkom sebagai berikut dari suatu sumber berikut :
(indotelko.com)-JAKARTA; Museum Telekomunikasi (Mustel) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) tak terawat dan kondisinya mengenaskan. Mustel diresmikan Presiden RI ke-2, Soeharto (20/4/1991). Bangunan empat lantai ini luas tanahnya 0,5 Ha.
Koleksinya : Sejarah telepon engkol zaman Belanda, telepon otomat, satelit Palapa sampai era Telkom-Flexi tahun 2000-an, berragam live demo-nya amat menarik bagi pengunjung. Di dalam ada Ruang rapat, R. Perpustakaan, R. Teater stereo dan R. Koleksi. Doeloe, museum ini jadi destinasi utama anak sekolah dan Komunitas Telekomunikasi. Tiap Hari Bakti Postel untuk silahturahmi pegiat Telekomunikasi.
“Mustel ibaratnya stroke sejak 15 tahun lalu, kini stadium akhir. Koleksinya kumuh, rapuh, lembab dan berdebu. Bangunan dan ruangan kusut masai tidak ada perbaikan. AC-nya mati kabeh. Lift-nya paeh”.
“Atap kubah yang melambangkan bel telepon jadoel, bocor di mana-mana sehingga harus ditampung ratusan ember plastik di musim hujan. Di WC banyak kecoa dsb berkeliaran. Muram dan menyedihkan” ungkap Relawan Revitalisasi Mustel Garuda Sugardo, di akun medsosnya.
Satu-satunya yang berfungsi baik di Mustel : Sinyal internet Indihome dari Telkom. “Beruntung ada almamater saya, Telkom, yang setia menyantuni Mustel bulanan untuk biaya listrik, tenaga outsourcing dan kebersihan ala kadarnya. Indosat dan Inti sudah angkat kaki,” keluhnya.
“Hanya bangsa yang berbudaya dan menghargai peradaban, bisa mengangkat dirinya jadi kasta dunia. Museum itu tempat sebuah bangsa atau industri mengejawantahankan peristiwa masa lalu. Makin maju bangsa makin lekat kepeduliannya pada museum,” tegasnya.
Perhatian saja tak cukup. Di era kini perlu action serius, cepat dan melibatkan industri Telekom. Kendati angin surga yang dihembuskan belum menyegarkan apa pun, semoga ada secercah harapan akan keberhasilan proses revovery Mustel.
(id; Bahan dan Foto kiriman Karno-PC Bandung Uber; Sumber dari : https://www.indotelko.com/read/1528937100/museum-telekomunikasi-tak-terawat)-FatchurR