SAB, penakluk kemustahilan
Syeikh Ammar kelahiran USA lahir dalam keadaan cacat. Tidak ada anggota tubuh yang bisa digerakkan kecuali mulut dan mata. Dokter Amerika ketika iitu menyampaikan sang bayi (beliau) bisa hidup hingga usia 8 tahun saja. Namun atas Qudratullah, hingga tua seperti sekarang beliau masih hidup dan lebih unggul dari kita yang tidak cacat fisik.
Cacat tidak menghalanginya menuntut ilmu hingga kuliah dan mencapai predikat Professor. Sejak 11 tahun mulai menghafal Quran dan umur 13 tahun hafal Quran 30 Juz. Ketika Universitas mampu meraih nilai tertinggi (cumlaude) pada jurusan penyiaran dan komunikasi. Beliau sebagai dosen di universitas yang ada di AS dan Dubai. Yang menarik beliau beranak yang kini 14 tahun usianya. Subhanallah, Sungguh mulia wanita yang mau dan ridha bersuami beliau.
Keadaan Syaikh Ammar yang cacat menjadi pelajaran bagi yang fisiknya sempurna. Beliau yang cacat mampu berprestasi. Sehingga menurut beliau cacat yang sesungguhnya adalah orang yang cacat berpikir, cacat kemauan, cacat perjuangan dan sejenisnya. Dan beliau menyampaikan Allah subhanahu wa ta’ala akan menanya kalian (jamaah yang hadir), yang cacat saja mampu menghafal, sedang kalian yang bisa bergerak?
Bagi bangsa Indonesia, ihwal Syaikh ini dapat menjadi pelajaran berharga. Biasanya orang cacat sering ditemui sebagai pengemis yang bisa ditemui di kota besar. Orang buta sering diarahkan kepada pengamen atau menjadi penyanyi, bisa jadi artis hanya beberapa. Jarang sekali yang diarahkan pada prestasi, terlebih pada keunggulan agama, semisal menjadi ulama atau menjadi hafizh Al-Quran.
Diantara pesan yang disampaikan Syaikh Ammar untuk jamaah adalah agar menunaikan rukun Islam yang lima: Bersaksi tiada tuhan selain Allah subhanahu wa ta’ala dan Muhammad rasul-Nya, Sholat 5 waktu, puasa dan zakat serta naik haji ke baitullah bagi yang mampu.
Banyak musuh Allah yang menghina Rasulullah, maka pesan beliau bela lah Rasulullah dengan cara melaksanakan Sunnah Rasulullah dalam kehidupan rumah tangga, masyarakat, sekolah, kantor, pabrik dan sebagainya. Bukan dengan jalan berteriak dan kekerasan. Juga gunakan teknologi dalam membela Rasulullah, melalui internet, twiter, FB dan sejenisnya. Ceritakan keagungan pribadi Rasulullah melalui kisah-kisahnya.
Pada kaum wanita, beliau berpesan agar senantiasa berhijab sesuai syariat. Karena wanita ibarat mutiara yang nilainya tinggi. Jika ia mudah dilihat dan dipegang semua orang di jalan, niscaya murahlah nilainya. Pada jamaah lelaki beliau berpesan, berbuat baik pada istri, jangan mencaci, memukul atau menghina istri. Yang juga beliau tekankan adalah jangan sampai jamaah pergi ke tukang sihir atau dukun. Juga senantiasa beryukur atas nikmat Allah subhanahu wa ta’ala yang agung.
Syaikh Ammar Bugis Sampaikan Ceramah di LIPIA
Bagi seorang muslim, dunia adalah tempat ujian dan ladang pahala. Cobaan yang diberikan Allah kepada para hamba-Nya bermacam bentuk, salah satunya dengan ketidak sempurnaan fisik. Sebagai Muslim, cobaan itu hendaknya disikapi dengan hati sabar dan ikhlas. Sebab di balik kekurangan, Allah pasti memberi kelebihan yang tidak dimiliki orang lain.
Adalah Syaikh Ammar Bugis, pria lumpuh berdarah Makassar yang lahir di Amerika Serikat, 22/10/86. Nama Bugis diambil dari nama kakek buyutnya yang berasal dari Sulawesi, Syeikh Abdul Muthalib Bugis. Beliau hijrah dari Sulawesi ke Mekkah dan mengajar Tafsir di Masjidil Haram.
Syaikh Ammar lumpuh total sejak usia 2 bulan, hanya mata-mulut yang masih berfungsi, walau nada bicara agak tidak jelas. Semua tak mengurangi semangat untuk hidup. Luar biasa, ditengah keadaan yang serba mustahil, Ammar hafal 30 juz Qur’an sejak usia 11 tahun dalam waktu 2 tahun. Ini adalah kelebihan yang sangat jarang dimiliki oleh anak-anak zaman sekarang.
Mengawalai nasihatnya dihadapan para dosen dan mahasiswa LIPIA Jakarta, Syaikh Ammar mengomentari sebuah pepatah yang mengatakan bahwa akal yang selamat hanyalah terdapat pada badan yang sehat, menurutnya hal ini kurang tepat.
“Selama ini kita mendengar pepatah bahwa akal yang selamat itu terdapat pada badan yang sehat, padahal semestinya adalah akal yang selamat hanyalah terdapat pada hati yang sehat,”kata Ammar mengawali nasihatnya. Hal ini, terdapat didalam hadits “Jika sepotong daging itu baik, maka baiklah seluruhnya. Ketahuilah bahwa ia adalah hati.
Saat beliau menceritakan kesabaran dan ketelatenan ibunya dalam mengurus dan menjaganya sehingga ia saat ini menjadi seorang hafidz Al Quran, para mahasiswa yang hadir menangis tersedu-sedu, bahkan ada beberapa dosen yang bertakbir keras sambil menangis menjerit.
Beliaupun menyayangkan banyak kaum muslimin yang memiliki fisik sempurna tapi hatinya tidak sesempurna fisiknya.“Banyak diantara kita yang memiliki fisik sempurna, tapi hatinya tidak sesuai dengan fisiknya, “katanya.
Beliaupun menyarankan kepada Mahasiswa agar giat menghafal Al Quran dan jangan mudah putus asa. “Hafalkan Al Quran, lakukan dengan ayat yang pendek dahulu, saya dulu melakukan demikian, sampai waktu itu saya bisa menghafal satu juz dalam sehari,” ujarnya.
Setelah kurang lebih satu jam, ceramah di tutup, tiba-tiba seorang dosen dan pakar Ushul Fiqih asal Mesir, DR. Azazi menemuinya dan mencium keningnya. Ahmad Aris, mahasiswa Fakultas Syari’ah yang mendengarkan ceramah beliau, menangis terharu dan merasa termotivasi oleh nasihat Syaikh Ammar.
“Alhamdulillah, ini motivasi yang sangat luar biasa, saya merasa malu terhadap beliau, kondisi saya yang sempurna fisik ini masih belum bisa apa-apa,” Subhanallah, alhamdulillah , Allahu Akbar . Sumber : IslamediaWeb (Wawa)-FR