Merenungkan kematian
Yuk kita renungkan makna kematian, terlebih kita-kita yg sudah tua ini. Setiap insan pasti akan mati. Hanya kematian itulah yang pasti di dunia. Namun anehnya dari sebagian kita selama ini mempunyai mind set yang keliru tentang kematian.
Kita menganggap kematian sebagai musuh dan begitu membencinya. Kita ingin menjauhi dan menghindari kematian. Kita tabu membicarakan kematian. Kita menganggap kematian itu sesuatu yang sangat menakutkan. Inilah saatnya kita mengubah mind set tentang kematian.
Karena sesungguhnya kematian itu indah dan nikmat. Semua agama mengajari untuk menyambut mati dengan senyuman. Islam menyebut kematian dengan “berpulang ke rahmat Allah”. Kristen menyebut “pulang ke rumah Bapa yang di Surga”. Agama lain menyebut “Istirahat dalam Damai, RIP (Rest in Peace)”.
Jadi kematian itu nikmat, indah dan kabar gembira. Mati adalah gerbang menuju surga. Mati, jalan mempertemukan kita dengan Sang Maha Cinta. Kita pasti ingin bergegas “berpulang ke rahmat Allah”, “Pulang ke rumah Bapa di Surga”, dan beristirahat dalam damai “RIP (Rest in Peace)”.
Kematian adalah bentuk kasih sayang Tuhan dan bermanfaat bagi siapa saja. Manusia yang berbudi mulia, kematian adalah saat segera berpesta panen atas amal baik yang dilakukan selama hidup. Sedang bagi manusia jahat, kematian tempat mengakhiri aktifitas, saat dia menghentikan perbuatan jahatnya.
Maka bagi siapapun kematian adalah sebuah kebaikan. Maka jangan takut mati. Mari kita nantikan dan kita sambut kematian dengan senyuman. Syair dari Achmad Dani untuk kita renungkan: “Kamu aku adalah penghuni surga Sampaikan salam pada hidup dan mati”
Yah… sampaikan salam kami pada hidup dan mati. Kami mencintai kematian sebagaimana kami mencintai kehidupan. Keduanya adalah rahmat dari Tuhan. Sungguh kami mencintai kematian dan kehidupan. Karena kami adalah para penghuni surga yang tak pernah takut mati. (Pak Oto)-FR