Bersepeda itu Ada tanjakan, ada turunan
Saat sedang menanjak, janganlah terlalu bernafsu mencapai puncak.. atur nafas, atur tenaga, konstankan putaran/menit….(RPM)… supaya efektif mencapai puncak. Ambil momentum putarannya..
hingga saat kau menanjak kau tidak membuang banyak tenaga.
Saat menurun, jangan kaget hingga terlalu cepat menarik rem… kau akan terjungkal & makin terpuruk. Ikuti alur jalannya.. seimbangkan rem-nya. & konsentrasi tetap ada utk menghadapi turunan..
Bersepeda itu bukan masalah jumlah kilometer, tapi lebih pada menikmati tiap kayuhan utk mendapatkan tiap kilometer itu..
Demikian juga Hidup menarik bukan karena jumlah umur, tapi bagaimana kita menikmati tiap detik utk mendapatkan umur tsb. Bersepeda bukan masalah sepeda atau komponen yg ada di dalamnya. Tapi bagaimana menggunakan sepeda & komponen tsb utk mendapatkan perjalanan yg menarik, yg bisa kita nikmati, bisa kita ceritakan, bukan hanya menggunakan sepeda utk kita banggakan harganya…
Begitu pula kehidupan. Kehidupan bukan masalah harta yg kita dapatkan, tapi bgmn memaknai harta yg kita punya utk membuat hidup kita lebih berharga secara batin, bukan hanya secara nominal. Ada pepatah jawa bilang, “urip kuwi golek jeneng.. ojo golek jenang”.
Terjemahan bebas “hidup itu cari nama bukan cari makan..”, Hidup itu harus bermanfaat (bagi org banyak) sehingga membuat nama yg baik, bukan hidup hanya cari harta tapi tak membuat perbedaan apa-apa. Sama dg sepeda, buat apa punya sepeda kalau cerita yg kita punya hanya pada saat kita membelinya, bukan pada saat menaikinya. Bukankah menaikinya itu terlihat & terasa lebih menarik?
“It is about the journey, not the destination. Because life is a journey…” “Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi org lebih baik dari pada perak & emas” (MBR-72)-FR