Psikologi

Di kran- air tidak pasti mengalir

Ini kisah nyata (kata TV). Alkisah di sebuah negara, ada desa di udik, jauh dari kota. Di desa itu belum ada listrik. TV belum ada. Belum ada pompa air apalagi ledeng. Kran air saja tidak ada yang jual, sebab belum perlu digunakan. Maka di desa itu banyak orang belum pernah melihat kran air.

Di suatu waktu ada penduduk desa itu diundang dan diajak ke kota yang jauh dari desanya. Di kota, dia heran dengan bangunan bagus dan tinggi, jalanan yang halus dan lebar dan kota tertata dengan rapi. Berbeda jauh dengan situasi di kampungnya. Di suatu tempat dia lihat kran air yang menempel di tembok. Dia perhatikan setiap orang memutar kran itu, air akan mengucur.

 

Kalau diputar sebaiknya, air berhenti mengalir. Dia heran dan bertanya ke seseorang benda apa itu. Dijawab benda itu namanya kran air. Dia bertanya lagi, di mana bisa beli kran air itu, dijelaskan di kota banyak yang jual, bahkan tidak jauh dari tempat itu ada yang menjualnya. Lalu orang desa itu beli kran yang bagus dibawa ke desanya.

Setelah pulang ke desanya, orang itu memasang kran yang dibelinya dari kota di tembok rumahnya, dipasang seperti yang dilihatnya di kota. Ketika kran diputar, ternyata air tidak mengucur dan tidak akan pernah mengucur. Mengapa? Karena di desa itu, di rumah itu tidak ada jaringan air.

 

Orang itu tidak tahu air bisa mengalir di kran karena adanya proses panjang, ada sungai dibendung, arinya dijernihkan. Lalu ada saluran air dari tempat penjernihan sampai ke rumah-rumah. Di rumah juga ada jaringan pipa air yang ditanam di dalam tembok hingga sampai di kran-kran. Demikianlah dalam hidup ini, terkadang orang hanya melihat hasilnya saja.
“ Wah, ibu enak ya, setiap hari ada uang datang”.
“ Bapak enak. Ongkang-ongkang kaki, tiap bulan dapat uang pensiun”.
“ Rumah makan itu sangat laris ya, berapa juta setiap bulan tuh keuntungannya”.
“ Enak, ibu itu dari hasil menjahit sekarang sudah punya 3 rumah besar dan penuh dengan jahitan”

Orang tidak tahu untuk sukses seperti itu perlu perjuangan berat. Orang lain masih tidur, dia sudah bergelantungan di bus kota ke tempat kerjanya. Orang lain nonton TV di paruh malam, dia masih berhujan-hujan menjajakan dagangan. Orang lain makan enak-enak, dia ‘berpuasa’ mengurangi makan enak, karena uangnya untuk modal kerja.

 

Orang lain menikmati hasil kerja, uang dia habiskan untuk biaya kuliah. Dan banyak lagi cerita ‘perjuangan’ menuju kesuksesan. Orang lain tidak tahu bagaimana jatuh bangun membina pertemanan, membangun kepercayaan, meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap kedewasaan.

Jadi, kalau melihat orang sukses, kita perlu merenung, seberapa besar perjuangan memperolehnya, karena kesuksesan tidak bisa diperoleh dalam sekejab. Kalau melihat orang belum sukses, atau kita sendiri merasa belum sukses, kita perlu maklum karena bisa jadi itu masih dalam proses menuju sukses . . . . . (Widartoks 2015; dari grup FB Media Purna bhakti Telkom)-FR

———–

 

Sajian lainnya, silahkan :

  1. Matahari
  2. Sepuluh saran bagi pensiunan
  3. Truk sampah
  4. Ibumu sarjana apa ?
  5. Berlomba memberi kebaikan
  6. Mampu, rendah hati & santun

————

 

Matahari

Pada pesta Golden Wedding Anniversary, Si Bapak Tua menjawab pertanyaan MC, inilah dialognya :
MC : Apakah Bapak merasa bahwa Istri Bapak ada kekurangannya…?
Si Bapak : Sebanyak Bintang di Langit…! Tidak sanggup menghitung semuanya…!
MC : Apakah kebaikan Istri Bapak juga banyak sekali…?

Si Bapak : Sedikit sekali…! Bagaikan Matahari di Langit.
MC : Trus kenapa Bapak bisa bertahan hidup bersamanya selama setengah abad dan tetap saling menyayangi…?
Si Bapak : Karena begitu Matahari Terbit, semua Bintang di Langit jadi tidak kelihatan. (Ngreni; dari grup WA-W9)-FR

———–

 

Sepuluh saran bagi pensiunan
1. FOKUS : menyenangkan diri dan pasangan, bukan saatnya mengejar & menumpuk harta/materi lagi.
2. BIJAK menggunakan tabungan. Jalan2/wisata bila masih ada kesempatan & kekuatan.
3. IBADAH diperbanyak dan amalan yang baik. Hiduplah disini dan sekarang, bukan besok atau kemarin. Besok belum tentu ada kesempatan, kemarin sudah berlalu (it was over).

4. CERIA bermain dengan cucu (kalau ada), bukan jadi BABY SITTER / SATPAM kalau anak2 bepergian.
5. IKHLAS menerima kemunduran fisik, nyeri, sakit/lemah, sebagai konsekuensi logis proses penuaan.
6. SYUKURI hidup dengan pasangan, anak/cucu dan teman2 yang merasa dekat dengan Anda, bukan karena harta atau kedudukan, tapi karena Allah.

7. MAAF-kan diri sendiri. Minta maaf dan memberi maaf kepada orang lain. Perlu ketenangan batin dengan menghilangkan dendam dan benci.
8. BERSAHABAT dengan siapa saja sebagai bagian dari hidup yang normal.

9. DAMAI di hati Anda. Disarankan selalu bercanda via BBM/WhatsApp, atau sarana komunikasi lainnya.
10. NIKMATI hidup, jangan mudah salah paham apalagi marah2 tanpa sebab, karena hal itu bisa bikin STRESS dan SAKIT. (Adi Djoko; grup FB Media Komunikasi purnabakti Telkom)-FR

———–

 

Truk sampah
Suatu hari ada taxi yg melaju pada jalur yg benar ketika tiba2 sebuah mobil mendadak keluar dari tempat parkir tepat di depan taxi itu. Supir taxi menginjak pedal rem dalam2 hingga ban mobil berdecit dan berhenti hanya beberapa cm dari mobil tersebut. Pengemudi mobil hitam tersebut mengeluarkan kepalanya & memaki ke arah supir taxi tersebut.

Supir taxi hanya tersenyum & melambaikan tangan kepada orang tersebut. Penumpang yg ada dalam taxi itu heran dgn sikap supir taxi yg sangat bersahabat. Penumpang itu bertanya : “Mengapa anda melakukan seperti itu..? Org itu hampir merusak mobil anda dan dapat saja berakibat kita ke rumah sakit.” Saat itulah penumpang itu belajar dari supir taxi tsb ttg “Hukum Truk Sampah.”

Ia menjelaskan bahwa banyak orang seperti truk sampah dijalanan. Mereka berjalan berkeliling membawa sampah, seperti frustrasi, kemarahan, kekecewaan. Dan seiring dengan semakin penuh kapasitasnya, semakin mereka membutuhkan tempat untuk membuangnya, Jadi seringkali mereka membuangnya kepada kita.

Jangan ambil hati, tersenyum saja, lambaikan tangan, doakan mereka, lalu lanjutkan hidup. Jangan ambil sampah mereka untuk kembali membuangnya kepada orang lain yg kita temui, baik itu ditempat kerja, dirumah atau dalam perjalanan. Intinya, org yg sukses adalah org yg tidak membiarkan “truk sampah” mengambil alih hari2 mereka dengan merusak suasana hati.

Hidup ini terlalu singkat untuk diisi dengan kebencian, amarah dan penyesalan, maka Sayangilah org yg memperlakukan kita dengan baik, berdoalah bagi yg tidak. Selagi Hidup di dunia ini, Cari lah harta sebanyak”nya, seolah” engkau akan hidup selama”nya. Tapi beribadahlah engkau seolah”akan mati esok.

Hidup bukan mengenai menunggu hujan berlalu, tapi tentang bagaimana belajar menari dalam hujan. Jadikan “sampah” sebagai “pupuk” untuk tumbuh, baik dilingkungan keluarga, tempat kerja, tempat tinggal kita. (Adi Djoko; grup FB Media Komunikasi purnabakti Telkom)-FR

———–

 

Ibumu sarjana apa ?
Ibuku punya gelarnya MSi: Master Segala ilmu. Tak terbayang bukan, menjadi ibu yg baik itu hrs banyak belajar& terus belajar. Long life education.
1. Ibu hrs belajar Akuntansi, agar bisa mengurus pendapatan keluarga dan mengelolanya utk kebutuhan RT, tabungan serta menata pemasukan &pengeluaran yg seimbang.

  1. Ibu hrs belajar Tata Boga, chef, atau perhotelan,belajar mengatur masakan keluarga dgn kreatif supaya tdk bosan.
    3. Ibu hrs belajar keguruan. Ia hrs menguasai ilmu yg diajarkan di sekolah dasar agar bisa mengajari anaknya bila kesulitan dgn PR nya.
  2. Ibu hrs belajar Agama,karena ibu lah yg pertama kali mengenalkan anak pada Allah,membangun akhlak yg luhur serta iman yg kokoh.
    5. Ibu hrs belajar Ilmu Gizi, agar bisa menyiapkan makanan bergizi bagi keluarga, setiap hari.
    6. Ibu hrs belajar Farmasi, agar dpt memberi pertolongan awal pd keluarga yg sakit. sediakan obat2an ketika keadaan darurat.
  3. Ibu hrs belajar Keperawatan, krn beliaulah yg merawat anak/suami ketika sakit. Yg menyeka tubuhnya ketika tdk diperbolehkan mandi,mengganti kompres,
    Ibu adalah perawat yg handal.
  4. Ibu hrs belajar ilmu Kesehatan, agar bisa menjaga asupan makanan, kebersihan melindungi anggota keluarga dari gigitan nyamuk.
    9. Ibu hrs belajar Psikologi, agar bisa berkomunikasi dgn baik menghadapi anak2 di setiap jenjang usia juga sebagai teman curhat suami yg terbaik ketika suami alami masalah.Seandainya ibu harus kuliah dulu butuh berapa lama?
    Bisa jadi lebih dari 9 jurusan diatas.Luar biasa seorang ibu, dgn multi talentanya, kesabarannya merawat,
    mendidik & menemani anak2.
    Sudah kah kita memberikan yg terbaik utk ibu kita ?. (Adi Djoko; http://soearaperempoean.blogspot.co.id/2015/11/ibuku-hebat-ibuku-kuat_4.html)-FR

———–

 

Berlomba memberi kebaikan

Hidup ini bukan untuk berlomba menjadi yg terbaik dibanding yg lain, bukan bersaing mengalahkan orang lain, bukan seperti Tinju yg untuk menang harus menjatuhkan lawan.
Hidup ini untuk berlomba memberi kebaikan, berkarya memberi manfaat bagi orang lain.

Kejayaan bukan ditandai dgn menang-kalah dibanding yg lain, tapi seberapa besar kebaikan atau manfaat yg kita ciptakan.
Mereka yg terbaik adalah yg paling banyak memberi manfaat. (Suhirto M; dari grup FB ILP)-FR

————

 

Mampu, rendah hati & santun
Anak2 yang dididik dalam keluarga yg penuh kesantunan, etika tata krama & sikap kesederhanaan akan tumbuh menjadi anak2 yg tangguh, disenangi & disegani banyak org.
1) Mereka tahu aturan makan table manner di restoran mewah, tapi tak canggung makan di warteg k-5.
2) Mereka sanggup beli barang2 mewah, tapi tahu mana yg keinginan dan kebutuhan.

3) Mereka biasa pergi naik pesawat antar kota, tapi santai saja saat hrs naik angkot ke-mana2.
4) Mereka bicara formal saat bertemu org berpendidikan, tapi mampu bicara santai bertemu org jalanan.
5) Mereka berbicara visioner saat bertemu rekan kerja, tapi bisa bercanda lepas bertemu teman sekolah.

6) Mereka tdk norak saat bertemu org kaya, tapi jg tdk merendahkan og yg lbh miskin darinya.
7) Mereka mampu membeli barang2 bergengsi, tapi sadar kalau yg membuat dirinya bergengsi adlh Kualitas & Kapasitas Dirinya, bukan dr barang yg dikenakan.

8) Mereka punya dan mampu, tapi tidak teriak ke-mana2. Kerendahan hati yg membuat org lain menghargai dan menghormati dirinya.
Jangan didik anak dr kecil dgn penuh kemanjaan, apalagi sampai melupakan kesantunan & etika tata krama.

Hal2 sederhana ttg kesantunan yg paling mudah :
– Pamit saat pergi dr rumah, permisi saat masuk ke rumah temen (karena ternyata banyak org masuk ke rumah org tdk punya sopan santun, tdk menyapa org2 yg ada di rumah itu)
– Kembalikan pinjaman uang sekecil apapun.
– Berani minta maaf saat ada kesalahan & tahu berterima kasih jika dibantu sekecil apapun.
Kelihatannya sederhana, tapi org yg tdk punya attitude itu tdk akan mampu melakukannya.

Bersyukurlah, … bukan krn kita terlahir di keluarga yg kaya atau cukup.
Bersyukurlah, kita terlahir di keluarga yg mengajarkan kesantunan, etika, tata krama & kesederhanaan, krn ini jauh lebih berharga dr sekedar uang rumah dan harta benda. (Waskito AP; dari grup WA-W9)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close