Opini dan sukses bisnis

Suksesnya toko Bunga memanfaatkan Google

SEMARANG, KOMPAS.com-Banyak UMKM berhasil memajukan bisnis lewat pemanfaatan jaringan internet, tak terkecuali toko bunga alias florist yang bertebaran di kota2 seluruh Indonesia. Pesanan tak hanya datang dari daerah asal domisili, tapi bisa pula melayani pelanggan yang memasukan order dari daerah lain.

Salah satu pihak yang memfasilitasi hal ini adalah Meme Florist yang didirikan pasangan suami istri Hero Wijayadi dan Mariani. Berbasis di kota Semarang, Jateng, Meme Florist sanggup menanggapi pesanan bunga di lebih dari 30 kota, termasuk di luar Jawa.

 

“Kami bermitra dengan pemilik usaha florist lokal di masing2 kota, untuk membantu usaha mereka yang mungkin masih kurang aware dengan teknologi,” papar Hero yang sekaligus menjabat sebagai Head of Marketing Meme Florist, ke KompasTekno di kantornya di Mataram Plaza, Semarang (2/2/16).

Nama Toko bunga diambil dari panggilan Mariani ini menerima pesanan online MemeFlorist.com. Pelanggan bisa menentukan jenis rangkaian bunga yang diinginkan (bucket, bunga papan, dan lain-lain) kota tujuan dari daftar yang tersedia di website.

Meme Florist meneruskan order ke florist yang jadi rekanan di wilayah bersangkutan. Pesanan kota Denpasar diproses florist yang berdomisili di Denpasar. Demikian juga dengan kota-kota lainnya. “Kami distribusikan order sesuai dengan spesialisasi florist. Kalau ada pelanggan yang memesan untuk parcel, kami akan teruskan ke floris spesialis parsel, begitu pula untuk jenis lain,” ujar Hero.

Tak hanya pesanan “besar” seperti bunga papan, Meme Florist dan rekanannya terima order yang lebih kecil misal pengiriman bucket bunga. Menurut istri Hero, Mariani, yang bekerja sebagai Head of Operations di Meme Florist, pesanan2 kecil macam ini biasanya meningkat mendekati hari Valentine tanggal 14/2

 

Karena banyak pelanggan ingin mengirim bunga untuk kekasih yang berada di kota lain. “Tiap hari kami bisa mendapat order hingga 20-an, sewaktu ada event jumlahnya bakal meningkat hingga mencapai 50-an,” tutur Mariani.

Bukan florist
Menariknya, meski mengoperasikan layanan online yang mempertemukan supply and demand untuk bisnis bunga, Hero dan Mariani tak memiliki toko bunga. Meme Florist berperan sebagai perantara antara konsumen dan florist di berbagai kota di pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Total terdapat 33 kota tercakup dalam jaringan Meme Florist. Hero memiliki setidaknya 2 atau 3 rekanan florist di tiap kota. Rekanan2 awal digandeng dengan cara didatangi satu per satu. Hero menjelaskan mekanisme kerja online dari Meme Florist yang didirikan 2012. “Mereka terampil merangkai bunga tapi tidak paham teknologi dan cara memasarkan bisnis. Jadi kami tawarkan bantuan”.

Selain order dari Meme Florist, para rekanan dibebaskan menanggapi pesanan lain, melalui situs web milik sendiri atau offline. Awalnya, Hero dan Mariani hanya menggaet mitra di kota Semarang yang juga jadi tempat tinggalnya. Dalam tahun2 berikut, jumlah dan sebaran para rekanan ini meningkat pesat.

“Ada juga yang datang menawarkan diri sebagai mitra. Kami selalu mengajukan persyaratan yang harus dipenuhi, misalnya soal standar kualitas dan ketepatan waktu. Saya juga menguji dengan memesan sendiri rangkaian bunga,” ujar Hero.

Pemasukan Meme Florist berasal dari selisih harga antara harga yang ditawarkan toko bunga ke konsumen dengan harga khusus yang lebih rendah untuk Meme Florist. Menurut Mariani, besarnya selisih ini bervariasi antar rekanan, tetapi kisarannya sekitar 10 hingga 20 persen.

Pemasaran online
Dalam menjalankan bisnis, Meme Florist memanfaatkan dua layanan Google untuk mengoptimalkan pemasaran yang dilakukan secara online, yakni AdWords dan Bisnisku. Kedua layanan tersebut membuat calon pelanggan bisa dengan mudah menjumpai Meme Florist di tengah belantara internet.

Google AdWords akan menampilkan tautan menuju situs Meme Florist di urutan atas laman pencarian saat pengguna sedang mencari kata kunci tertentu terkait bunga lewat Google Search. Pembayaran dilakukan sesuai jumlah klik yang masuk. Google Bisnisku menyajikan informasi seputar Meme Florist di laman pencarian Google, termasuk telepon, aamat, peta lokasi di Google Maps sehingga mudah dihubungi pelanggan.

“Sekarang, 50% trafik menuju situs kami berasal dari AdWords,” ujar Hero yang mengaku juga menerapkan search engine optimization untuk memastikan website miliknya nongol di urutan teratas daftar pencarian. Pemasaran lewat jalur online ini dinilai Mariani lebih efektif dibanding cara konvensional semacam membuat iklan tercetak.

“Kalau bikin brosur kan sering dibuang orang. Sementara, dengan pasang online kami bisa menjaring konsumen yang mencari bunga lewat internet,” ujar dia. Mariani memimpin tim kecil Meme Florist yang beranggotakan 5 orang. Mereka inilah yang memproses order dari pelanggan dan mendistribusikannya ke para rekanan, sekaligus melakukan follow-up pesanan.

Lewat internet, Hero mengatakan Meme Florist berhasil menyalurkan pesanan ke para mitra florist sehingga turut meningkatkan jumlah order yang masuk. Pernyataan itu diamini oleh Tristiadi, pemilik “Anda Florist” yang menjadi salah satu rekanan Meme Florist di kota Semarang.

“Kebanyakan yang pesan dari online, satu pekan bisa 10 order,” kata Tristiadi saat dijumpai di toko bunganya di Pasar Kembang, Jl. Dr. Sutomo. “Omzet saya sejak bergabung naik 3x bisa Rp 3 juta dalam seminggu,” akunya. Kini, Hero dan Mariani ingin melebarkan sayap Meme Florist ke luar negeri. Mariani mengatakan ia sedang menjajaki kemungkinan bekerja sama dengan florist di negeri seberang.

“Yang dekat dulu seperti Malaysia atau Singapura. Mudah2an segera jalan”. (Oik Yusuf; Reza Wahyudi; http://tekno.kompas.com/read/2016/02/06/16240067/Kisah.Sukses.Toko.Bunga.Semarang.Manfaatkan.Fitur.Google?utm_source=RD&utm_medium=box&utm_campaign=kpoprd)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close