Slamet Soeseno (FE 022)
(Buat seorang sahabat di Bandung)-Sore hari, Sleman seperti selalu, cuaca mendung dingin dan gerimis. Tapi tiba2 hati saya hangat merekah, pak Pos datang membawa kiriman istimewa. Sebuah buku yang penulisnya sudah saya kenal sejak remaja, tapi buku yang satu ini belum pernah saya baca:
“Teknik Penulisan Ilmiah Populer”, Slamet Soeseno, cetakan ke 3 tahun 1982, PT Gramedia. Seperti mendapat kunjungan dari mentor imaginer saya. Terima kasih saya sampaikan ke sahabat yang bersedia ber-repot2 mengirimkan ke saya. Matur nuwun, terbukti untuk menyenangkan orang itu, ada sejuta cara, semoga Allah membalas dengan berlipat.
Baru baca pengantarnya saja, saya kecantol dan sekalipun ditulis tahun 1980, jadi 37 tahun yang lalu, makin perlu dibaca oleh anak2 atau cucu2 kita di jaman sekarang. Tutur sapanya tetap santun dan low-profile, saya coba kutip sebagian,
Pengantar
Makin lama makin banyak sarjana perguruan tinggi (PT) yang sukar mendapat pekerjaan yang sesuai dengan tingkat kesarjanaan mereka. Yaitu pekerjaan yang tidak begitu berat menuntut tenaga fisik, melainkan daya pikir yang kreatif. Kalau beruntung mereka memang mendapat pekerjaan semacam itu.
Hasilnya berupa karya tulis yang sesuai dengan martabat mereka sebagai sarjana. Kalau kurang beruntung, mereka mendapat tugas yang sama sekali tidak sesuai, karena pekerjaan yang harus mereka lakukan sebenarnya cukup dikerjakan oleh lulusan sekolah lanjutan atas saja.
Tapi yang lebih sial lagi ialah mereka yang sama sekali tidak mendapat pekerjaan. Macam-macam alasannya, mengapa tidak ada lowongan pekerjaan bagi mereka.
Ada sebuah pekerjaan (tetapi bukan jabatan), yang walaupun tidak dapat menjamin keperluan hidup seluruhnya sebagai sarjana lulusan PT, namun ia dapat menolong mengurangi penderitaan. Yaitu menulis artikel ilmiah popular untuk media massa. Honorariumnya dapat memperpanjang nafas dan melipur lara, dalam masa prihatin menunggu pengangkatan sebagai pegawai bergaji tetap.
Menulis adalah pekerjaan yang mulia. Lebih2 bila yang dihasilkan bermanfaat bagi masyarakat, seperti mencerdaskan rakyat banyak, misal, menggugah minat, atau membuka cakrawala baru bagi pembaca. Makin banyak yang berminat menulis (dan menghasilkan) tulisan ilmiah popular, makin meningkat pula pengetahuan umum masyarakat, makin haus pula mereka, bahan bacaan keilmuan serupa yang lain lagi.
Di bidang tulis-menulis artikel inilah letak lapangan pekerjaan yang amat luas bagi para sarjana baru yang kurang beruntung memperoleh jabatan dan nafkah yang layak, sesuai dengan kesarjanaannya itu.
Sambil mengembangkan kemahiran menghasilkan karya tulis sebagaimana lazimnya diharapkan dari seorang sarjana, mereka akan berjasa pula meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan bacaan ilmiah popular. Bacaan yang selain meningkatkan martabat, karena keilmuannya, juga bermanfaat.
dst ………… dst ……
Semoga buku yang dimaksudkan sebagai penggugah minat dan pendorong semangat bagi calon penulis (untuk menulis) ini dapat dimanfaatkan pula sebagai penuntun yang menyenangkan, baik bagi calon penulis yang masih muda belia penuh harapan,
Seperti para sarjana muda dan sarjana penuh, maupun yang sudah lanjut usia seperti para wredatama dan warakawuri, yang berusaha “membunuh waktu” dalam masa “penderitaan kehilangan kesibukan” (Jakarta, 15 Maret 1980; Slamet Soeseno)
(Ditulis kembali untuk mengenang guru, oleh murid imaginer, (Sadhono Hadi; dari grup WA-BPTg)-FR