Ujian (TA 185)
“Semoga Allah memberi yang terbaik”, begitu do’a yang sering kita dengar. Pengucap do’a siap dengan apapun yang terjadi, dengan keyakinan itulah yang terbaik menurut Allah dan bukan terbaik menurut manusia. Kadang yang baik bagi manusia, bisa jadi tidak baik dimata Allah; sebaliknya yang tidak baik bagi manusia, bisa jadi baik bagi Allah.
Yang dianggap baik oleh manusia, jalan hidup itu lurus, nyaman, tenang, mulus tanpa tanjakan, tanpa benjolan, tanpa belokan. Jalan yang demikian bisa jadi membuat manusia terlena. Jalan yang mulus terus membuat manusia berada dalam comfort zone,
yang membuat manusia tidak waspada dan mudah tergelincir lalai untuk tetap istiqamah dalam ketaqwaan. Allah yang sayang kepada umatnya akan memberikan sedikit hambatan agar manusia tidak terus terbuai.
Pengucap do’a tadi, ibarat anak sekolah, siap datangnya ujian. Ujian sekolah mungkin hal yang paling menakutkan bagi murid2 sekolah, namun suka tidak suka harus dihadapi. Ujian sekolah bukan untuk dihindari. Kalau murid menghindar dari ujian, ya tidak akan pernah lulus dan tidak akan naik tingkat.
Ada ayat yang menggambarkan ujian itu, “Tatkala orang2 mukmin melihat golongan2 yang bersekutu itu, mereka berkata, Ini yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan”. (Al Azhab 33:22).
Jadi tatkala orang2 mukmin melihat kaum Quraisy, kaum Yahudi, kaum munafik dan golongan2 lain yang berkoalisi, bekerja sama memusuhi Islam, kita bukannya menjadi jeri, justru inilah saat ujian yang dijanjikan Allah. Wallahu a’lam bishawab. (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR