Jakarta-Sleep apnea, gangguan tidur serius berupa pernapasan berhenti tiba2. Sleep apnea menyebabkan penderitanya letih dan tidak segar saat bangun di pagi hari. Hal ini dipicu karena napas menjadi pendek atau berhenti sejenak saat tidur di malam hari.
Kondisi ini mengkhawatirkan karena sesak napas dan kerap terbangun akibat rendahnya tingkat oksigen di tubuh dan otak. Studi dari American Academy of Sleep Medicine, sleep apnea itu gejala umumnya : Kelelahan, sulit berkonsentrasi, kehilangan memori, sakit kepala, insomnia, cepat marah hingga penyakit jantung dan depresi.
Sebuah Jurnal Penyakit Dalam Indonesia menyebutkan, hampir 24% dari populasi menderita sleep apnea dengan jumlah penderita pria 4x lebih banyak dibanding wanita. Kondisi ini terjadi pada usia di atas 65 tahun.
“Saat ini belum ada penelitian nasional mengenai prevalensi sleep apnea, studi di DKI menunjukkan prevalensi di ibukota negara mencapai 16-17%,” papar Dr. Rimawati Tedjakusuma, Sps, RPSGT dari RS Medistra melalui keterangan resmi yang diterima Sindonews.
Lanjut Dr. Rimawati menjelaskan, sleep apnea bisa jadi silent killer dengan gejala : Mendengkur, berhenti bernapas sesaat, sering bangun di malam hari untuk buang air kecil, tersedak, tercekik waktu tidur, bangun tidak segar, mengantuk berlebihan, sakit kepala di pagi hari hingga lelah sepanjang hari.
“Gejala ini sering diabaikan, atau ada penderita berusaha mencoba mengatasi kondisi ini dengan berbagai cara. Dengan tingkat prevalensi di Indonesia, individu didorong memeriksakan diri apakah ia menderita sleep apnea, karena ini berpotensi memburuk jika tidak ditangani,” jelasnya.
Diagnosa tepat bisa membantu penderita mengatasi dampak sleep apnea. Seperti CPAP atau Continuous Positive Airway Pressure. “Perangkat CPAP adalah penanganan sleep apnea non-bedah pertama dan paling efektif untuk orang dewasa yang tersedia saat ini,” pungkasnya. (nfl; Diana Rafikasari; https://lifestyle.sindonews.com/read/1189927/155/sleep-apnea-slient-killer-yang-harus-diwaspadai-1489992973)-FatchurR
