Cerita Waktoe Itoe-Gorong2 Tanpa Besi Cor
// Cerita ‘Waktoe Itoe’ ini tentang Indonesia di waktulalu. Kita batasi paling tidak 40 tahun yang lalu ya. Anda juga ditunggu cerita pengalamannya. Cerita bisa apa saja, pokoknya menarik. Bisa juga mengambil cerita sendiri, orang tua, kakek-nenek, guru, dsb. //
Jaman kini kalau mau membuat gorong2 mudah. Tinggal beli “gorong2 jadi” yang bentuknya bisa bulat seperti pipa tapi besar, namanya “bis”, ada yang persegi. Gali tempat untuk gorong2. Pasang “gorong2 jadi” di galian dirapat dan rekatkan, lalu timbun. Selesai.
Cara lain, bikin galian untuk gorong2. Dinding bawah dan samping dibikin dengan batu, bata dan adukan semen. Di bagian atas, pasang besi cor di atas papan, lalu timbun pakai adukan cor (semen, pasir, batu) dan ratakan. Tebalnya sesuai keperluan. Biarkan kering, selesai.
Doeloe, sebelum tahun 1970-an beli “bis” itu mahal. Besi cor belum ada atau sulit ditemukan, paling tidak di kampung. Maka membuat gorong2 jadi sulit.
Begini caranya membuat gorong2 yang saya lihat di dekat kampung saya saat itu. Sebelumnya gorong2 sudah ada, namun dibuat dari kayu dan bambu, jadi sering lapuk dan rusak dimakan usia. Jika lapuk, rusak, bolong2, membikin kaki orang, roda sepeda atau roda dokar sering kejeblos di situ.
Caritanya saat itu ada bantuan semen dari kelurahan, maka orang satu kampung ramai2 membuat gorong2 dengan semen itu. Gorong2 yang ada dipasang batu dan bahan adukan (semen, pasir dan kapur) di dasar dan bata merah dinding kanan kirinya. Lalu di bagian permukaannya di-aci, dipoles dengan bubur semen agar rata dan kuat. Masalah ada di bagian atas.
Sebab kalau dipasang bata merah, bata akan runtuh sebab tidak ada yang menahan. Untuk mengakali, gorong2 itu setelah kering polesan semennya, diisi batang pisang beberapa buah, membentuk lingkaran. Di atas batang pisang itu dipasang bata merah tegak dan melingkar. Setelah selesai, ditimbun dengan adukan pasir dan semen, dibiarkan sampai batang pisang membusuk, ada 2 pekan menunggunya.
Kalau sudah mulai membusuk dan lunak, maka batang2 pisang itu bisa ditarik (di-“lolos” dari lubang gorong2. Maka jadilan gorong2, kemudian di atasnya ditimbun dengan tanah agar agar rata dengan jalan di kanan dan kirinya. Anda pernah melihat teknologi ini ? (Widharto KS-2017; dari grup FB-ILP)-FR