Tangisan Orang Tua
Semenjak badan kini sudah tua
Tinggi rupanya pendakian (jalan mendaki)
Hati didalam teras hiba
Teringat untung dan perasaian (nasib)
Mata telah kabur, tulang kini telah lemah
Berjalan jauh tidak kuat lagi, kulit telah kendur berdiri telah goyah.
Tongkat sebatang dibawa petang dan pagi
Kalau beranak ada yang membalas guna
Mujur untung ada yang memberi makan
Tapi kalau dapat anak durhaka
Sakit kepada siapa di adukan (disampaikan)
Termenung ketika duduk seorang
Rasanya hidup tidak akan lama lagi
Air mata jatuh berlinang
Bagaimana nasib di akhirat nanti.
Sejak muda disiksa perasaian (nasib)
Belum mencoba hidup senang
Amal ibadat kerap terlupakan
Begitu betul nasib yang malang
Penyakit tua tambah terasa.
Selera patah tak mau makan lagi
Menanti datang malaikat maut akan menjemput
Utang pada Tuhan belum terbayar lagi
Didunia merana di akhirat akan lebih merana. (Alchairi; dari grup WA-VN)-FR