Sejarah Gereja Santa Theresia Jakarta Tak Lepas Dari Gereja Katedral
(travel.kompas.com)-JAKARTA; Gereja di bawah lindungan Santa Theresia ini salah satu generasi Gereja Katholik pertama di Jakarta. Geraja ini terletak di Jalan Gereja Theresia Nomor 2, Menteng, Jakarta Pusat.
Tahun 1930 kota Batavia diperluas dengan mengembangkan kawasan Menteng dan Gondangdia. Umat Katolik di ke dua kawasan itu harus jalan kaki jauh bila ikut misa di Gereja Katedral. Pengurus Gereja Katedral lalu mencari lahan sampai ditemukan sebidang tanah di Jalan Soendaweg (Jalan. Gereja Theresia) untuk dibangun Gereja Katolik.
Pada 1933, arsitek Belanda J. Th. Van Oyen ditugaskan pengurus Gereja Katedral Jakarta membangun gedung gereja Santa Theresia. Gereja ini dibangun tanpa tiang penyangga di tengah-tengah agar altar dapat terlihat dari segala arah. Gereja bergaya Eropa ini selesai dibangun 1934 dan diresmikan Pastor A. Th. Van Hoof SJ, provicaris Jakarta.
Pastor Van Driel SJ kemudian ditetapkan sebagai pastor paroki Santa Theresia. Misa pertama di Gereja Santa Theresia dipersembahkan Romo Van Hoof SJ dan dilanjutkan pemberkatan lonceng baru oleh Uskup Jakarta Mgr.H.Leven SJ.
Saat masuk Gereja ini bersama rombongan Wisata Bhineka Spesiap Natal, Jelajah Gereja Kuno, Sabtu, (21/12/19) sangat kental dengan suasana Eropa. Gereja dengan atap tinggi dan tak memiliki penyangga menambah sejuk area di Gereja. Dalam Gereja dihiasi jendela kaca patri yang warna-warni. Sehingga saat cahaya menembus masuk Gereja, menghasilkan cahaya beda-beda.
Gereja Santa Theresia punya 3 pintu, di atas setiap pintu ada jendela besar. Jendela besar di atas pintu utama menggambarkan Santa Theresia. Di atas pintu samping menggambarkan Santo Ignatius de Loyola (pendiri Serikat Jesus) dan Santo Fransiscus Xaverius (pelindung Misi). Di belakang altar ada jendela lebih kecil dari jendela yang disebutkan diatas, jendela-jendela kecil ini berjumlah 13.
Di tengah menggambarkan Yesus dan kanan kirinya menggambarkan ke dua belas Rasul. Gereja Santa Theresia ini berciri khas. Menggunakan bahasa Inggris dalam Misanya. “Di sini dipertahankan ibadah berbahasa Inggris, karena banyak orang ekspatriat dari luar negeri,” jelas Ira, pemandu wisata dalam rangkaian tur Wisata Bhineka Spesiap Natal, Jelajah Gereja Kuno, Â (21/12/19).
Tepat di sebelah gereja terdapat Sekolah Katolik Santa Theresia. Hal ini membuat aktivitas di kawasan gereja terbilang ramai setiap hari.
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Sejarah Gereja Santa Theresia Jakarta, Tak Lepas dari Gereja Katedral”, Penulis : Yana Gabriella Wijaya; Editor : Silvita Agmasari; bahan dari : https://travel.kompas.com/read/2019/12/24/210200727/sejarah-gereja-santa-theresia-jakarta-tak-lepas-dari-gereja-katedral)-FatchurR *