Kewajiban Mencari Rezeki
(muslim.okezone.com)-Tiap manusia wajib berusaha mencari rezeki halal bagi diri dan keluarganya. Ini perlu supaya mendapat keberkahan dan bernilai ibadah dari rezeki yang diusahakan itu.
Setiap makhluk tentu beriringan dengan jatah rezekinya. Hewan yang tak berakal saja mendapat porsi rezeki dari Sang Pencipta? Apalagi manusia makhluk istimewa yang tercipta dengan kesempurnaan yang disebut dalam Alquran lebih kreatif dibanding makhluk lain dalam mengelola alam ini dalam rangka memenuhi rezeki.
Allah berfirman: “Tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata.” (QS. Hud [11]:6)
Sifat malas yang bercokol pada diri sebagian manusia menyebabkannya ingin memperoleh rezeki dengan instan tanpa perlukerja keras. Tak peduli walau cara itu merendahkan harga dirinya sebagai individu yang memiliki kehormatan.
Yang malas itu akhirnya berprofesi sebagai pengemis di jalanan, mengiba kepada pengguna jalan. Padahal kondisi fisiknya sehat, tubuhnya sempurna tanpa ada cacat sedikitpun. Tak jarang kita saksikan di TV, ketika Satpol PP merazia gelandangan pengemis (gepeng) di jalanan, justru petugas mendapati uang berjumlah banyak terkumpul dalam kantong masing-masing pengemis itu.
Ironisnya, ada yang punya rumah megah dan kendaraan mewah. Berpakaian lusuh saat beraksi di jalan hanya kamuflase menarik simpati orang lain agar merasa iba kepadanya. Ada yang pura-pura cacat dan rela berpanas-panasan di bawah terik matahari demi mendapat penghasilan instan.
Sejatinya Rasul melarang umatnya berpangku tangan. Beliau memotivasi meningkatkan etos kerja demi kebutuhan hidupnya. Orang yang rajin bekerja, sekecil apapun penghasilan yang diperolehnya, meski pekerjaannya dipandang hina, itu lebih mulia dibanding peminta-peminta yang menggadaikan harga dirinya demi pundi-pundi rupiah. Rasulullah bersabda,
Dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari kakeknya berkata: Rasul Saw bersabda: “Seorang dari kalian yang mengambil talinya lalu dia cari seikat kayu bakar dan dibawa di punggungnya lalu dia jual, Allah mencukupkan dengan kayu itu lebih baik baginya daripada minta-minta, baik mereka memberinya atau tidak.” (H.R. al-Bukhari)
Makanan terbaik yang dimakan hamba dan diberikan pada keluarganya adalah yang diperoleh dengan cucuran keringatnya sendiri. Dia akan mendapat keberkahan dari kerja kerasnya itu.
Para nabi utusan Allah, tak serta merta mendapat makanan dari langit tiap harinya tanpa perlu berusaha mencari penghidupan. Di samping tugasnya menyampaikan risalah ke umat, nabi juga bekerja sesuai dengan keahliannya.
Dilansir dari Suara Muhammadiyah, kita bisa belajar dari Nabi Daud raja Bani Israil. Sebagai raja, beliau memiliki pelayan yang siap melayani apapun kebutuhan nya. Kondisi nyaman itu, tak lantas membuat beliau duduk santai di atas singgasana, sambil memberi perintah kepada para pengawalnya.
Dari Miqdam ra, dari Rasul Saw, beliau bersabda: “Tidaklah seorang hamba memakan makanan yang lebih baik dari hasil usahanya sendiri, dan sungguh Nabi Daud ‘AS makan dari hasil usahanya sendiri.” (H.R. al-Bukhari)
(DRM; Bahan dari : https://muslim.okezone.com/read/2020/02/01/614/2161773/kewajiban-manusia-mencari-rezeki)-FatchurR *