Belajar dari Pengjual Bunga
Dia berjalan tertatih dengan pikulan berisi vase bunga (vot) dipundaknya, seorang lelaki tua yang tidak bisa lagi berjalan normal karena serangan stroke yang menimpanya.
Suaranya yang tidak lagi bisa lantang tetap dia suarakan vot…..vot sambil dia bergerak mengelilingi komplek perumahan menjajakan dagangannya vase bunga ( pot).
Terkadang dia berhenti sejenak utk melepas lelah karena kondisinya yang sudah berumur dengan phisik yang tidak normal lagi.
Walaupun vase bunga dagangannya masih cukup banyak didalam pikulannya, tapi senyum keikhlasan dibibirnya selalu terlihat berbaur dengan tetesan keringat yang mengucur diwajahnya karena harus memikul pikulan vase bunganya sambil menyeret kakinya.
Sepintas memilukan dan mengharukan melihatnya, tapi dibalik segala kekurangannya yang ada pada dirinya ada contoh tauladan yang begitu mulia bagi orang lain.
Semangat dan daya juang menjalani kehidupan yang menjadi amanahnya dia lakukan dengan keikhlasan dan tidak berkeluh kesah, sabar dia lakukan walaupun harapan jualannya bisa terjual belum tercapai.
Dia menurut padangan umum mungkin hanyalah orang kecil dengan kemampuan ekonominya yang terbatas, tapi kemuliaan hatinya, daya juangnya yang tinggi dibalik keterbatasan phisiknya mungkin jauh lebih tinggi dari orang-orang besar menurut pandangan umum masyarakat.
Ini sekilas fakta penjual vase bunga (pot) sebagai pelajaran bagi penulis, yang kemuliaan itu tidak harus berbalut kemewahan dunia yang menempel pada manusia, tapi muncul dari insan sederhana dengan keterbatasannya. Wallahualam bisyawab. Medio, (Dikdik dari Grup WA-72-74).