P2TEL Tangsel-Habis OR lanjut Olah Ruh Gelar KITAB di STO Serua
(Kontributor : Suradi-Tangsel)-Berolah raga jasmani dengan bersenam pagi. Tempatnya di STO Serua Tangerang Selatan tepatnya pada hari Selasa, tanggal Agustus 2022 sejak pk 07.00 dimulai senam pagi dengan pakaian olahraga nuansa warna biru.
Saling menebarkan salam satu dengan lainnya sebagai pertanda keceriaan dan kebahagiaan bisa berjumpa dan berkumpul bersama. Suasana area halaman STO Serua semakin ramai karena setelah senam pagi dilanjutkan dengan kegiatan penyerahan peduli musibah banjir, Kajian Intensif TiAp Bulan (KITAB) dan arisan.
Sambutan dalam kebersamaan.
Dalam kesempatan yang berharga ini Budi Saptono selaku KBPC P2Tel Tangerang Selatan menyampaikan spirit message yang berisi antara lain menyambut baik dan mendukung penyelenggaraan acara Kajian Intensif TiAp Bulan disingkat KITAB yang diselenggarakan secara offline yang perdana ini yang sebelumnya secara online.
Kegiatan ini sebagai ikhtiar bersama untuk menjaga sehat jasmani dan sehat rohani, sehat lahir dan sehat batin serta memiliki kepekaan sosial seperti yang diaktualisasikan dalam bentuk pemberian bantuan bagi PMP yang terdampak musibah banjir beberapa waktu yang lalu.
Lebih lanjut KBPC mengingatkan kembali kepada para Komsat untuk melakukan Datul bagi para PMP nya dan melengkapi surat pernyataan iuran yang sedang dalam proses penyelesaian
Mari kita menyimak materi tausiyah yang disajikan oleh UsTat (Usaha Taat) Jodi Soemantri yang akan banyak berbagi pengalaman spiritual dalam perjalanan hidupnya setelah berhijrah.
Lebih dekat dengan narasumber.
Nama asli atau original Didi Sumantri yang lebih dikenal Jodi Soemantri/Jodi Bejo/Jodi Super Bejo. Lahir pada tahun 1970 atau 52 tahun yang lalu. Evolusi profesi antara lain sebagai penyanyi, pelawak, pemeran dan penulis lagu (4 P) dan bisa ditambahkan 1 P lagi yaitu Pejuang Usaha Taat. Perjalanan hidup yang menarik dan unik dapat menginspirasi dan memotivasi kita.
Berawal dari IKJ.
Setelah lulus dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Teuku Edwin menjadi tim kreatif Prambors untuk membuat acara-acara off air, seperti ‘Tenda Mangkal’ dan ‘Pro Kamu’. Tidak mampu bekerja seorang diri, Edwin pun mengajak Jody Sumantri, teman seangkatannya di kampus, untuk juga bekerja di Prambors.
Edwin dan Jody semakin akrab dan kerap membuat berbagai acara off air bersama-sama. Puncaknya, Edwin dan Jody membuat acara ‘Pesta’ yang sempat beberapa kali tayang di Indosiar pada era 90-an.
Super Bejo.
Tidak cuma melawak, Jody juga membentuk grup musik Super Bejo, lagi-lagi bersama Edwin. Super Bejo di era 90-an sempat terkenal karena single ‘Gue Ingin’ yang bernuansa galau, tapi mengandung lirik ngocol dan mengocok perut. Super Bejo memang jarang mengeluarkan karya. Bahkan mereka hanya diketahui memiliki satu album studio
Membentuk kelab motor.
Mengkoleksi motor adalah hobi Jody yang tidak bisa terganti hingga saat ini. Ia dan Edwin pernah membentuk kelab motor bernama ‘Ahooy Geboy’.
Bersama kelab motor ini, Jody sering melakukan touring ke berbagai daerah di Indonesia. Selain touring, ia pun sering memberi penyuluhan terkait perawatan motor tua, seperti Vespa.
Jatuh sakit.
Pada 2016, tiba-tiba Jody jatuh dan ia dirawat di Rumah Sakit Puri Indah, Kembangan, Jakarta Barat. Dokter menyatakan bahwa Jody terkena serangan jantung akibat penyempitan pembuluh darah. Kala itu, Edwin sempat bersaksi dan mengatakan bahwa ia tahu Jody pernah terkena serangan jantung ringan pada 1998.
Karena serangan jantung itu, tim dokter pun memutuskan memasang ring di jantung Jody. Hanya berselang satu tahun, Jody lupa diri dan kembali dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung. Di saat inilah Jody mulai sadar dan mendekatkan diri pada Tuhan.
Berhijrah dan istiqomah.
Lama tidak muncul di layar kaca sebagai presenter atau penyanyi, Jody muncul dengan penampilan yang cukup berbeda. Ia terlihat lebih kurus, dan lebih sering mengenakan kopiah di kepalanya.
Jody menyampaikan bahwa ia mulai coba untuk menjauhi hal-hal duniawi untuk berhijrah. Ia mengatakan bahwa niatan hijrah sudah ada sejak 2016, namun ia masih belum serius dan justru sempat suatu saat menghujat Tuhan karena tidak terima diberi penyakit jantung.
Jody semakin mantap fokus hidup untuk Tuhan. Mulai menghapus tato-tato di tangannya dan kerap tampil mengenakan baju koko lengan panjang dan kopiah. Demi menjauhi riba, Jody juga menjual rumah dan semua asetnya dan lantas memilih tinggal di rumah kontrakan. Menurutnya, hidup sederhana terasa jauh lebih nikmat dan menyenangkan.
Sedang Apa Ketika Dipanggil.
Sebuah kalimat yang menjadi judul tausiyah ini sangat banyak memberikan inspirasi dan memotivasi apalagi disajikan oleh narasumber yang hijrah dari kondisi yang sebelumnya banyak bersinggungan kemaksiatan menjadi kondisi dalam ketaatan yang berkelanjutan.
Dengan metode penyajian yang interaktif dan atraktif, nara sumber mengawali materi dengan lebih banyak menceritakan perjalanan dan perjuangan hidupnya.
Tetap tegar banyak penggemar.
Dalam menjalani kehidupan setelah berhijrah tetap tegar dengan banyak penggemar yang tentu saja dari kalangan komunitas yang berbeda dari sebelumnya. Komunitas yang berinteraksi saat ini adalah komunitas majlis ta’lim atau majlis ilmu dan hikmah.
Seusai tausiyah dibuka forum tanya jawab dan akhirnya dapat disimpulkan dengan metodologi dimensi proses melalui approach bahwa apa yang diamalkan saat ini adalah bersumber Al Quran dan Sunah Rasulullah.
Deployment nya dengan acara : Obat terhebat adalah Al Quran sehingga diharapkan kita semakin dekat dengan Al Quran untuk membacanya, mempelajarinya, mengamalkannya dan mengajarkannya.
Bagi kita yang masih punya hutang atau angsuran maka bersegeralah melunasinya agar hidup lebih nyaman tanpa riba. Apa yang kita kerjakan usahakan lillah dan billah atau cari muka Allah bukan cari muka kepada sesama manusia.
Jalani 40 hari untuk sholat 5 waktu tepat waktu dan berjamaah bagi laki-laki. Carilah teman yang sholeh atau sholehah. Hidupkan sunah secara istiqomah dan berkelanjutan.
Dalam tahap learning maka perlu melakukan evaluasi diri sehingga ada improvement untuk yang akan datang dan melakukannya secara komunal atau terintegrasi (tidak sendirian).
Metodologi hasilnya adalah ketika kita berproses dengan baik dan benar maka akan dapat menjawab Sedang Apa Ketika Dipanggil.
Sudah tentu adalah sedang dalam ketaatan atau berbuat kebaikan. Seperti yang dicontohkan oleh narasumber adalah ingin ketika dipanggil sedang menjadi muadzin atau perbuatan kebaikan lainnya.
Acara KITAB diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh Suradi yang sekaligus merangkap sebagai moderator di acara ini mendampingi narasumber. Akhirnya acara KITAB ditutup oleh pembawa acara Susy Irmawati.
Di penghujung tulisan ini disajikan pantun sebagai pesan moral.
Indah nian bunga melati, warnanya sungguh mempesona.
Demikianlah acara KITAB ini, semoga kita dipertemukan di majlis ilmu berikutnya
Telkom …. Jaya. P2Tel …. Sejahtera. Tangsel …. Rumah kita. (Kontributor : Suradi – Tangerang Selatan)-FatchurR *