Pengalaman Anggota

Flora Indonesia Ki Hujan-Merintikkan Hujan

Pagi ini saya ber-OR di Taman Saparua, Bandung. Namanya taman, namun di tempat ini ada jalur jalan kaki, jalur lari, gedung OR (voli dan OR lain misal gulat, silat, dst), panjat papan, track sepatu roda. Karena ini kompleks OR, dulu namanya GOR Saparua.

 

Kini namanya keren Saparua Park : Health, Leisure and Sport, artinya kira2 Taman Saparua yang menyehatkan, cocok untuk menghabiskan waktu luang dan OR. Ciri khas taman besar ini, di pinggirnya banyak pohon Ki Hujan. Tanaman2 itu usia ratusan tahun dan besar2. Ø pohon lebih dari 1 mt, naungan di bawah daunnya ada yang sampai 30 mt dengan tinggi sebegitu.

Ketika saya di bawah pohon ini untuk mengamati burung di atas pohon, tiba2 butiran2 air jatuh kena kepala. Saya pikir ini kotoran burung. Karena terus menerus terkena air itu, berarti bukan kotoran burung, selain itu baju dan rambut tidak kotor dan bau.

 

Saat itu saya menyadari, butiran air itu jatuh dari daun pohon ini, tepatnya dari tajuknya. Dan itu bukan air sisa hujan, sebab saat itu udara kering (kemarau) dan tanah juga kering. Di bawah pohon ini nampak bekas tetesan air di atas tanah kering, seperti terkena hujan gerimis namun kecil.

Tidak salah, di tanah Sunda tanaman ini disebut Ki Hujan, sebab seperti mendatangkan hujan dari tajuk daunnya. Tanaman ini dari Amerika Selatan (Albizia saman). Di berbagai daerah namanya beda2 : Kayu Ambon (Melayu), Trembesi, Munggur, Punggur, Meh (Jawa), Ki Hujan (Sunda). Dalam bahasa Inggris disebut “rain tree” (pohon hujan).

Tanaman ini jago menyerap polusi udara, terbaik. Maka bagus ditanam sebagai penyerap polusi. Karena bisa besar, cocoknya ditanam di tempat luas. Kalau besar, akarnya bisa membesar dan melebar hingga 10 meteran di atas tanah, seperti yang ada di Taman Saparua ini.

Kalau habis OR dan duduk di bawah pohon ini sangat nyaman, sebab tanaman ini mengeluarkan oksigen dan menyerap polusi, khususnya CO2 dan kalau untung, kita merasakan sensasi seperti kena air hujan, terutama jika suasana panas seperti kemarau ini. (Widharto KS-2017; dari grup FB-ILP)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close