Mengenang dik Burhanuddin
Sekalipun kapan dan dimana seseorang wafat adalah rahasia Illahi dan kita yakin akan itu, tapi tak urung saya kaget juga pagi ini mendengar dik Mohammad Burhanuddin wafat setelah shalat qabliyah Subuh. Allah yang menentukan saat dan dimana dik Burhan dipanggil.
Allah pula yang kelak memenuhi janjinya memberikan anugrah kepada siapa yang rajin shalat qabliyah Subuh. Andaikata manusia rajin melakukan shalat qabliyah Subuh seperti yang dilakukan dik Burhan, nilai dari sebutir planetnya diantara lebih dari 200 milyar bintang milik-Nya, sudah lebih dari cukup untuk memenuhi janji-Nya. Sungguh mulia Allah memilihkan saat engkau dipanggil-Nya, Dik.
Mataku mbrembeng, saat menulis ini Dik, teringat saat kita masih bersama menjaga sentral EMD kebanggaan kita, kebanggaan Surabaya dulu. Bagi kami, engkau lebih dari sekedar sahabat. Engkau bukan sekedar sahabat saya, dik Burhan adalah sahabat kami sekeluarga.
Engkau telah pergi nyusul mbakyumu disana. Terima kasih dik, engkau telah menorehkan salah satu saat-saat terbaik dalam kehidupan kami sekeluarga.
Ya Allah ampunilah dosa orang baik ini. Terimalah amal umatmu yang rendah hati ini, ia yang selalu ikhlas, pasrah dalam senyum, ia memang miskin dalam kata, tapi dia kaya dalam taqwa. Ya Allah terimalah sahabatku ini…. Selamat jalan dik Burhan. (Sadhono Hadi)-FR