Iptek dan Lingk. Hidup

Setelah Frekuensi 5G Ini Tantangan Selanjutnya

(teknologi.bisnis.com)-JAKARTA; Tantangan menghadirkan 5G di Indonesia, untuk jaringan terbatas atau non terbatas – tidak hanya berkutat pada permintaan di pasar, melainkan juga regulasi dan investasi yang butuh persiapan matang.

 

CEO Forest Interactive Johary Mustapha mengatakan untuk menghadirkan 5G operator seluler harus memiliki spektrum cukup, dan memastikan spektrum itu tidak mengganggu spektrum lainnya.

 

“Dari sisi uji coba di Malaysia, masih banyak konflik dari segi pengedaran spektrum. Dari sisi pemilik bisnis menantikan kedatangan 5G,” kata Johari dalam webinar Forest Interactive, (17/12/2020). Di samping itu, masalah harga perangkat juga jadi tantngan dalam gelar 5G. Sejumlah gawai 5G yang beredar saat ini sebagian besar kelas premium.

 

Dari sisi kecepatan, 5G menyedot layanan data sangat cepat, yang membuat pelanggan boros terhadap layanan data. Mengenai pemanfaatan 2,3 GHz untuk 5G, Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi mengatakan ekosistem 2,3 GHz untuk 5G belum matang. Dia tidak banyak mendengar negara yang menggunakan 2,3 GHz untuk 5G.

 

Menghadirkan 5G, Indonesia harus ikut ekosistem dunia di 3,5 GHz dan 2,6 GHz, agar investasi yang dikeluarkan untuk menghadirkan perangkat lebih murah. “Kalau tak sesuai ekosistem, pertama, kesulitan interoperabilitas ketika digunakan ponsel ke negara lain atau turis ke Imdonesia. Kedua, kesesuaian frekuensi juga kita bicara harga perangkat. Jika jarang digunakan akan mahal,” kata Heru.

 

Meski ada sejumlah tantangan, pertumbuhan 5G di dunia diprediksi akan cepat dalam 5 tahun ke depan. Laporan Forest menyebutkan pada 2025 akan ada 7 miliar ponsel pintar di dunia, bertambah 1,6 miliar dibanding 2020. Dari jumlah itu 57,63% diperkirakan terhubung 5G, 20,06% akan terhubung 4G. Dan 17,18%  serta 5,13% terhubung 3G dan 2G.

 

Di Indonesia diperkirakan pada 2025, ada 338 juta ponsel pintar terhubung jaringan telekomunikasi. Sebanyak 5,42% terhubung ke 5G, 81,14% terhubung ke 4G, 13,44% terhubung ke 3G dan jaringan 2G sudah hilang.

 

(Leo Dwi Jatmiko;  Editooor : Rio Sandy Pradana;  Bahan dari : https://teknologi.bisnis.com/read/20201217/101/1332498/setelah-ada-frekuensi-5g-di-indonesia-ini-tantangan-selanjutnya?utm_source=Desktop&utm_medium=Artikel&utm_campaign=BacaJuga_2)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close