Info Daerah n OpiniIslam

Transformasi Keluarga Dalam Perspektif Kultural Islam-

(Penulis : Suradi – P2TEL Tangerang Selatan); Seseorang yang ketika beribadah hanya memberikan manfaat kepada dirinya saja biasanya dikenal sebagai ahli ibadah. Sedangkan orang yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain dapat diistilahkan sebagai ahli manfaat. Minimal ada tiga  pendekatan atau perspectif yang memdeskripkannya.

a-Perspektif Tujuan.

Dalam mendekatkan diri kepada Allah ahli ibadah lebih mengutamakan ego pribadi. Sedangkan ahli manfaat sambil mendekatkan diri kepada Allah ia juga sekaligus berharap orang lain pun ikut mendekat kepada Allah  atau dengan kata lain ahli manfaat tidak ingin masuk surga sendirian.

b-Perspektif amaliyah.

Dalam hal beramal, ketika ahli ibadah meninggal dunia amalnya terputus sedangkan ahli manfaat amalnya terus melaju dan mengalir. Semakin banyak manfaat yang diberikannya kepada orang lain, maka mereka akan semakin dicintai Allah. Para ahli manfaat akan terus berupaya menggapai cinta Allah dengan cara berlomba menebar manfaat kepada sesama. Semakin ia ingin dekat kepada Allah semakin banyak orang yang dapat memetik manfaat dari aktivitas yang dilakukannya tersebut.

c-Perspektif pahala.

Ahli manfaat memperoleh passive income dalam bentuk pahala yang terus mengalir. Passive income bahkan akan terus masuk ke simpanan amalnya sampai tulang belulang menyatu dengan tanah. Para ahli manfaat adalah investor pahala jangka panjang maka ahli ibadah bisa disebut sebagai investor pahala jangka  pendek.

Secara umum pola pikir transformasi keluarga dalam perspektif kultural Islam dapat digambarkan sebagai berikut :

Portfolio Amaliyah.

Sebagai referensi untuk bermuhasabah terhadap amaliyah kita berdasarkan ibadah dan manfaat dapat difomulasikan ke dalam 4 kuadran (menggunakan istilah ’portfolio amaliyah’) sebagai berikut :

Kuadran-1

Manfaat-Ibadah (Kecenderungan seseorang hanya melakukan manfaat kepada sesama kemudian diikuti ibadah).

Kuadran-2 Manfaat

Manfaat (Kecenderungan hanya melakukan aktivitas memberikan manfaat saja tanpa merujuk pada nash Quran dan Hadits).

Kuadran-3 Ibadah-Ibadah (Kecenderungan hanya melakukan ibadah saja tanpa diikuti amaliyah yang memberikan mafaat kepada sesama).

Kuadran-4

Ibadah-Manfaat (Kecenderungan seseorang melakukan ibadah sesuai Quran dan Hadits kemudian diikuti dengan amalan yang memberikan kemanfaatan bagi sesama).

Pertanyaaan kita, dimanakah posisi kita saat ini ? Kita sepakati dalam tahapan menuju kuadran-4 dengan konsekuensi memiliki kemampuan dan kemauan mentrasformasikan diri menjadi ahli ibadah dan ahli manfaat.

Sungguh tidak ada yang salah melakukan ibadah ritual dalam mendekatkan diri kepada Allah. Namun sungguh merugi bila kita mendekat kepadaNya hanya ibadah ritual semata. Orang-orang cerdas dan ingin memiliki bekal cukup saat berjumpa dengan Allah pastilah memilih aktivitas yang berdimensi jangka panjang. Selain menjadi ahli ibadah juga menjadi ahli manfaat.

Rasulullah telah memberikan teladan sekaligus mendorong kaum Muslimin agar menjadi manusia yang bisa memberikan manfaat kepada orang lain. Dari anjuran mengajarkan dan menebarkan ilmu, meringankan beban orang yang sedang menderita, membayar zakat dan melakukan kegiatan yang berdimensi sosial ekonomi lainnya.

Orang yang paling baik. Untuk mendorong umatnya melakukan kegiatan yang berdimensi manfaat  Rasulullah  menegaskan dalam haditsnya ”Orang yang paling baik adalah orang yang paling banyak memberi manfaat kepada  orang lain”, semakin banyak orang memperoleh manfaat dari suatu perbuatan maka semakin tinggi nilai amal shalehnya. 1)

Dari Ibnu Umar ra Rasulullah bersabda : Diantara beberapa pohon, ada pohon yang tidak gugur daunnya, pohon itulah perumpamaan seorang Muslim. Terangkanlah kepadaku, pohon itu ? Maka para sahabat bertanya : Tunjukkan kepada kami ya Rasulullah Saw. Pohon apakah itu ?

Rasulullah menjawab : Pohon kurma (daun dan pelepah kurma tidak pernah gugur kalau tidak ditarik oleh tangan manusia). Pohon kurma adalah serbaguna untuk kerangka rumah, daunnya untuk tikar dan sebagainya seperti pohon kelapa. Begitulah contoh orang Muslim, serba mendatangkan kemanfaatan dan kebaikan yang banyak bagi pihak lain di sekitarnya (HR Bukhari) 2)

”Memanfaatkan waktu luang dan kesehatan untuk taat kepada Allah”. Dijelaskan dalam buku tersebut ”Jangan kau biarkan harimu berlalu tanpa manfaat dan jangan kau tanamkan hartamu pada sesuatu yang tidak produktif. Sebab umur itu terlalu pendek untuk kau sia-siakan dan harta itu terlalu sedikit untuk kau simpan dalam hal-hal yang tidak produktif. Terlalu disayangkan bagi orang yang berakal untuk menghabiskan waktunya dalam hal-hal yang tidak bermanfaat dan membelanjakan hartanya untuk  hal-hal yang tidak menghasilkan pahala” 3)

Implikasinya dalam beraktivitas.

Kita sebagai umat Islam  yang bekerja di perusahaan TELKOM atau purnabhaktiwan TELKOM ada satu tujuan dan alasan adalah untuk menggapai keridlaan Allah. Agar kita dapat mentransformasikan diri menjadi ahli ibadah dan ahli manfaat maka Allah  berfirman dalam QS Al Jumuah 62 : 10 Yang artinya

”Jika selesai mengerjakan sholat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia-Nya dan perbanyaklah mengingat Allah agar engkau beruntung” 4)

Oleh karena itu Islam mengajarkan umatnya bekerja keras untuk mencari nafkah baik untuk mencukupi kebutuhan sendiri maupun keluarga dalam satu rangkaian menggapai keridlaan Allah.

Akhirnya kembali kepada kita. Apabila ingin dicintai penduduk langit dan disegani penduduk bumi, bergegaslah segera menjadi ahli ibadah dan ahli manfaat. Semoga Allah meridhoi segala dzikir, fikir dan ikhtiar kita. Aamiin. Allahu Akbar

1 Tadabur Hadits Rasulullah

2 Choiruddin Hadiri SP, ”Mutiara dibalik kisah”

3 Dr. Aidh al Qarni,”La Tahzan” Jangan bersedih karya fenomenal di Timur Tengah

4 Tadabur Al Quran surat Jumuah 62:10

(Penulis : Suradi – P2TEL Tangerang Selatan)-FR

Tulisan Lainnya :

Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close