Islam

Istiqomah Bertarbiyah Ramadhan Menapaki Jalan Ketakwaan Berkelanjutan

Penulis : Suradi – Tangerang Selatan

Istiqomah bertarbiyah Ramadhan.

Dengan mengusung tema besar “Istiqomah bertarbiyah Ramadhan” P2Tel Tangerang Selatan telah menyambut dan mengisi Ramadhan 1444H dengan menggelar program  Kajian Intensif Selasa PAgi atau disingkat dengan akronim KISPA sebagai wahana untuk saling bersilaturahim dan berbagi ilmu & hikmah dari para narasumber yang beragam keahlian dan aktivitasnya serta berkelanjutan sehingga memperkaya khasanah tarbiyah dalam universitas Ramadhan dengan hamparan ilmu dan hikmah.

Dalam tulisan ini merangkum  mutiara ilmu dan hikmah KISPA   5 series mulai dari menjelang Ramadhan (series 1) dan selama Ramadhan 1444 H (series 2 s.d 5)  sehingga menginspirasi dan memotivasi penulis untuk meresumekan muatan substansi dan menjadi highlight ilmu dan hikmah yang terkandung di dalamnya.

KISPA Seri 1 

Menyongsong jamuan Ramadhan. Lebih dekat dan lebih kenal dengan narasumber KISPA yang perdana ini adalah sosok yang berpenampilan tenang dan menyakinkan dalam menebarkan kebaikan, nama lengkapnya Ustadz Abdul Latif, S.Pdi mempunyai  jam terbang menjadi instruktur pelatihan terjemah Al Quran dan lebih dari 10 tahun sebagai instruktur program pelatihan terjemah Al Quran di beberapa Majlis Taklim.

Jadikan Ramadhan yang terbaik.

Sebagai dasar untuk berpuasa sudah jelas seperti yang telah dibacakan oleh Qori dan sari tilawahnya yaitu Surat Al Baqarah ayat 183 : “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Harapan kita Ramadhan kali ini adalah Ramadhan yang terbaik dengan  diawali dengan memahami rukun puasa. Dengan gaya khasnya narasumber  langsung mengajukan sebuah pertanyaan : Ada berapa rukun puasa?

Maka para pesertanyapun langsung meresponnya. Ada yang menjawab 2 rukun puasa dan ada juga yang menjawab lebih dari 2 rukun puasa. Yang benar adalah rukun puasa itu ada 2 yaitu niat dan menahan diri dari yang membatalkan puasa. Waktu niat puasa adalah malam hari sebelumnya esoknya berpuasa dan dalam hati. Sedangkan yang membatalkan puasa ada 9 yaitu :

1-Memasukkan sesuatu ke dalam 5 lubang anggota badan (mulut, hidung, telinga, qubul dan dubur),

2-Muntah dengan sengaja,

3-Bersenggama,

4-Keluar mani dengan senagaja,

5-Hilang akal,

6-Haid, 7. Melahirkan,

8-Nifas dan

9-Murtad.

KISPA Seri 2 Keutamaan dan amaliyah Ramadhan.

Alhamdulillah  Allah pertemukan dengan guru kita Ustadz Munindra Rohjani yang memiliki jam terbang mengarungi perjalanan panjang berdakwah dari masjid ke masjid, dari majlis taklim ke majlis taklim dan media dakwah lainnya dengan gaya khasnya interaktif dengan peserta dan menuliskan apa yang menjadi highlight materi yang disampaikan bahwa Ramadhan adalah bulan latihan bukan bulan musiman.

Dalam surat Al Baqarah ayat 185 :

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).

Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”

Lebih jauh Ustadz Munindra mengingatkan dan menegaskan kembali keutamaan Ramadhan karena Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Quran sebagi petunjuk bagi manusia, penjelasan berupa berbagai ilmu dan hikmah yang terkandung di dalamnya serta pembeda antara yang hak dan yang bathil.

Di bulan Ramadhan ini juga kita diwajibkan berpuasa agar menjadi orang yang bertaqwa, memiliki sifat muttaqin : berbagi di saat lapang dan sempit, menahan amarah, menjadi orang yang pemaaf, ihsan dan sabar.

Mari kita luruskan niat untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas bacaan Al Quran, memahaminya, mengamalkannya dan mengajarkannya.

KISPA Series 3  Menghidupkan Ramadhan.

Alhamdulillah  Allah pertemukan dengan guru kita Ustadz Syarif Radin, Lc, MA yang memiliki jam terbang syiar dan dakwah di beberbagai majlis ilmu dan masjid, mengelola Yayasan YatimKu Bintaro dan sebagai guru besar pemuliaan jenazah.

Dengan banyaknya keistimewaan Ramadhan banyak orang merindukan bisa dipertemukan kembali dengan Ramadhan. Kenapa?

Minimal ada 7 keistimewaan yaitu Sayyidus syuhur (tuannya bulan), Bulan diturunkan Al Quran, Bulan keberkahan, Bulan ampunan, Bulan ampunan, Bulan obral pahala, Ramadhan dibukakan pintu syurga dan Ramadhan terdapat lailatul qadr.

Begitu istimewanya bulan Ramadhan maka semakin menyemangati untuk mengisinya dengan 4 cara  yaitu berpuasa, lebih dekat dengan Al Quran, menunaikan ibadah sholat dan bershodaqoh.

Pertama, dengan berpuasa sebagai aktualisasi rukun Islam, puasa juga menjadi perisai diri untuk mengendalikan diri terhadap perbuatan dan perkataan yang bathil, puasa memberikan safaat. Puasa menjauhkan dari neraka dan Allah memberikan pintu syurga secara khusus melalui pintu Rayyan.

Kedua, dalam Ramadhan juga perbanyak kuantitas dan kualitas sholat sunnah sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah.

Ketiga, membaca Al Quran memberikan syafaat di hari kiamat, membaca 1 huruf mendapatkan 10 kali kebajikan, dapat menenangkan hati

Keempat, bershodaqoh baik yang wajib (zakat maal dan zakat fitrah) dan sunah (infaq, hibah dan waqaf) karena pahalanya dilipatkan gandakan oleh Allah.

Shodaqoh dalam bentuk waqaf tanah banyak memberikan kemanfaatan berkelanjutan dan pahala yang terus mengalir antara lain lahan yang digunakan pondok pesantren Gontor, perguruan Al Azhar di Mesir dan lokasi lainnya.

Allah berfirman dalam Surat Al Baqara ayat 186 :

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

KISPA Seri 4 Menggapai Lailatul Qadar. 

Alhamdulillah  Allah pertemukan dengan Ustadz Kemal Adityawarman, LC yang masih milenial namun memiliki berbagai pengalaman syiar dan dakwah di beberapa masjid, majlis taklim, pembinaan remaja dan sekolah-sekolah Islam di Tangerang Selatan dan sekitarnya.

Narasumber mengawali pentingnya memahami makna Lailatul Qadar bahwa Lailah adalah malam sedangkan Qadar mempunyai makna :

a-Takdir atau penentuan untuk satu tahun kedepan. Ibnu Abbas menyatakan: pada malam itu, Allah mengatur kembali takdir satu tahun kedepan, berupa rezeki, hujan, menghidupkan dan mematikan. Artinya, jika kita memohon pada malam itu kebaikan, maka penentuan kedepan akan lebih baik. Insya Allah.

b-Syaraf (kemuliaan) yang luas. Artinya, pada malam itu, sesiapa yang berbuat ketaatan, maka ia akan mempunyai kemuliaan, ditambahkan kemuliaanya berlipat ganda, berbeda dengan malam lainnya.

c-Qadr artinya sempit. Sempit karena malam itu dipenuhi dengan malaikat yang turun ke bumi, seraya bersujud kepada Allah, begitupula pepohonan dan bebatuan. Sesiapa yang Allah buka hijabnya, niscaya dia bisa melihatnya.

Yang menjadi dasar dan spirit menggapai Lailatul Qadr adalah surat Al Qadr ayat 1 s.d. 5 : “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar. Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu? Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.”

Kita berharap semua kebaikan pada malam itu, agar kehidupan kita di dunia dan akhirat menjadi lebih baik. Doa yang terbaik adalah yang diajarkan Rasulullah kepada Aisyah : Ya Allah, sesungguhnya Maha Pemaaf, menyukai Maaf, maka maafkanlah aku

KISPA Sesi 5 Pembayaran dan Penyaluran Zakat.

Dengan narasumber Ustadz Tashil Amani Al Markuny yang sering disapa nama panggungnya Da’i Asyik bahwa zakat merupakan bagian dari rukun Islam yang lima, merupakan kewajiban yang sudah ditetapkan bagi yang sudah terpenuhi syarat-syaratnya.

Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 43 : “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.”

Penyaluran zakat. “Ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan aku adalah utusan Allah. Jika mereka menaati itu, beritahukanlah pada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka menaati itu, beritahukanlah pada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka zakat yang wajib dari harta mereka diambil dari orang kaya di antara mereka dan disalurkan pada orang miskin di tengah-tengah mereka.” (HR. Bukhari, no. 1395 dan Muslim, no. 19)

Siklus PDCA istiqomah bertarbiyah Ramadhan.

Memutar siklus PDCA Istiqomah bertarbiyah Ramadhan, sebagaimana layaknya sebuah siklus atau putaran maka istiqomah bertarbiyah Ramadhan tidak terlepas dengan 4 tahapan dalam suatu kesisteman yaitu Plan-Do-Check-Action.

Beragam dan berbagai mutiara ilmu dan hikmah kegiatan KISPA  telah melewati tahapan Plan dan Do sehingga tahap berikutnya adalah melakukan fungsi Check atau evaluasi atas apa yang telah dilaksanakan sehingga dapat mereview atas hasil pelaksanaannya apakah sudah sesuai dengan persyaratan atau kriteria atau norma yang berlaku

Bila sudah sesuai dan bahkan melebihi ekspektasi yang direncanakan maka akan menjadi strengths (kekuatan atau keunggulan) dan bila masih ada gap atau kesenjangan maka menjadi Opportunity For Improvement (OFI) untuk disolusikan dan ditindaklanjutinya menjadi improvement atau bahkan inovasi yang mengantarkan ke perbaikan secara berkelanjutan untuk Action berikutnya. Ikhtiar istiqomah bertarbiyah Ramadhan  ini menjadi aktualisasi perjuangan panjang menapaki jalan ketakwaan berkelanjutan pada 11 bulan berikutnya.

Di penghujung tulisan ini akhirnya disajikan pantun sebagai pesan moral.

Ada pesta ada hadiah, hadiahnya dibuka isinya pena.

KISPA terselenggarakan sudah, semoga kita dipertemukan majlis ilmu berikutnya

Bila tuan ke Jakarta, jangan lupa singgah ke Monas.

Semoga tarbiyah Ramadhan kita, tetap  istiqomah dan berkualitas.

(Kiriman Suradi-P2Tel Tangerang Selatan)

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close