Pengalaman Anggota

Yonathan J Parapak

Kenangan saya tentang tokoh-tokoh Kebon Sirih, mungkin ibu bisa nambah-nambah kenangan masa lalu. Akhir tahun delapan puluhan, kiblatnya jagat pertelekomunikasian yang semula berpusat di Cisanggarung Bandung, mulai bergeser berbagi peran ke regulator Kebon Sirih Jakarta. Ada dua sosok yang sangat berperan saat itu, Kebon Sirih 37 titik sentralnya adalah pak Yonathan J.Parapak yang
menjadi Sekjen saat itu.

 

Sedangkan di sedikit ke arah hilir di sisi seberangnya adalah kantor Direktorat Jendral Postel yang
dipimpin oleh pak Sukarno Abdurahman. Keduanya sosok yang mumpuni, berwibawa, memiliki leadership yang tinggi, namun berbeda jauh dalam gaya

 

Saya sangat senang bila ada rapat yang dipimpin oleh salah satu dari keduanya, karena saya bisa banyak belajar. Pak Parapak seorang umat Kristiani yang menurut bu Kusmarihati, teman satu alumni, sering dijuluki pak Pendeta, seorang perfectionis (setidaknya menurut saya). Beliau inginnya tertib, teratur,
semua sesuai apa yang sudah ditulis.

 

Bila ada undangan rapat dari Sekjen jam 10:00 sampai jam 12:00, maka beliau masuk ruangan rapat tepat jam 10:00, tidak kurang, tidak lebih satu menitpun. Tanpa basa basi beliau langsung memimpin rapat dan pertama-tama yang dibuka oleh beliau adalah jadwal :

 

“Saudara-saudara, kita akan mengakhiri rapat ini jam 12:00. Jadi kita memiliki waktu 2 jam. Agenda kita adalah bla bla bla, jadi kita harus bahas dan putuskan sekian masalah sampai jam 12:00. Marilah kita mulai bahas agenda pertama”.

 

Sementara itu almarhum pak Sukarno Abdurahman, jauh lebih santai. Pada pengamatan saya, beliau tidak terlalu concern dengan waktu, asal tujuan rapat tercapai dan semua peserta rapat puas atau setidaknya memaklumi keputusan rapat.

 

Sekalipun beliau sangat directing dalam memimpin rapat, namun beliau cukup demokratis, setiap peserta dengan bebas mengemukakan pendapat. Bila ada gagasan yang tidak relevan dan bertele-tele, beliau langsung mengambil oper dan mengambil intisarinya untuk disampaikan ke rapat. Biasanya tepat jam 12:00 rapat berakhir dengan semua keputusan sudah diambil. Kadangkala ada juga Kepala Biro yang masih ngedumel di akhir rapat, namun umumnya semua sudah mendapat bekal untuk tindak lanjut berikutnya

Pak Sukarno sangat demokratis dan mahir menyimpan sasaran rapat, namun pada peng-ujung rapat semua peserta merasa bahwa ide dan keinginan mereka telah terakomodir. Rapat bisa molor, namun sasaran tercapai dan semua sepakat untuk menindak lanjuti sesuai keputusan.

Sekalipun beliau sangat kebapakan, namun kepada setiap yang masih green-horn seperti saya saat itu,
beliau sangat menghormati. Sosok yang saat paling berani beradu argumen dengan pak Sukarno, sekalipun bawahan beliau adalah bu Kusmarihati (maaf bu Kus), namun pak Sukarno sangat
respect kepada pendapat bu Kus

Pak Parapak dan almarhum pak Sukarno Abdurahman berbeda dalam gaya, namun keduanya efektif. Keduanya saya hormati. Dengan almarhum pak Sukarno saya pernah bertemu beberapa tahun yang
lalu di kediaman pak Willy, namun dengan pak Parapak saya sudah sangat lamaaaaa tidak berjumpa. Ingin juga saya bersilaturahmi dengan beliau. Salam. (sadhono)FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close