Dilematis memang, membantu bedah rumah, bagi pensiunan yang akan dibantu, karena rumah mereka bervariasi, luas dan kondisinya. Kalau dengan batasan dana, maka bisa terjadi kondisi bedah rmh yang tidak tuntas, Namun, bila disesuaikan dengan luas rumah dan kondisi apa adanya, bisa terjadi ketidak seimbangan antara bantuan kepada satu orang dengan orang lainnya.
Kalau kondisinya harus seragam besaran dananya, maka menyesuaikan dengan dana yang tersedia, kita bisa tanyakan prioritas yang akan diperbaiki, kepada pemilik, jadi dengan dana yg sama diperoleh perbaikan yg sesuai dgn harapan pemilik/penghuni rumah.
Memang perlu kebijakan yang arif dari pemrakarsa Bedah rmh ini. Kebanyakan, orang terlanjur membayangkan, bedah rumah sama dengan kondisi yang di TV, setelah selesai, rumahnya, jadi wah.
Kita tidak ingin mengecewakan pensiunan, yang sudah kita janjikan rumahnya akan dibedah, tapi apadaya, dana terbatas. (Salam-AS)
Penjelasan pemrakarsa :
Yang pertama perlu dijelaskan, disurvey (oleh Komisariat dan Cabang P2Tel) saat menemui pemilik rumah, adalah antara lain :
1.Mengumpulkan data2 pribadi pensiunan, ( janda/dudanya, SK MPnya )
2.Penghasilan bulanan, dari penerimaan MP atau pendapatan lainnya ( bantuan anak2nya, usahanya, bahkan penghasilan lain)
3.info tentang aktifitas harian yang bersangkutan, yang menggambarkan kondisi & situasi, bisa menanyakan ke RT/RW, tetangga kiri-kanan.
4.Deskripsi singkat situasi rumah/kamar ( kondisi fisik, kelembaban, sirkulasi udara, penerangan alami, kebersihan, dll )
5.Gambar denah rumah/kamar
6.Dimensi : lebar, panjang, tinggi )
7.Foto-foto yg menampilkan tingkat ketidak layakan , ketidak sehatan dan kerusakannya.
8.Legalitas ( status kepemilikan rumah/tanah, bukti PBB, listrik, air, dll )
9.Deskripsi yang menunjuang situasi pelengkap/tambahan
10.Foto-2 yang menampilkan tingkat kebutuhan pelengkap/tambahan.
11.Menyusun RAB
12.Biaya pengerjaan ( tenaga pekerja, material, alat bantu, pengawasan, dll )
13.Pelaporan, dokumentasi, dll.
14.Waktu pelaksanaan.
15.dll, bila diperlukan oleh Tim.
Setelah itu dievaluasi bersama, diputuskan dan kemudian diajukan ke Tim Bedah Rumah P2Tel, kecuali kalau Tim Bedah Rumah dimasing-masing Cabang ( koordinator Area ) P2Tel bisa mengupayakan dana dari donatur dilokasinya.
Demikian tambahan dari kami, semoga bedah rumahnya Ibu Alwiyah bisa segera terealisir kespa. (Salam, cakmus).
Berita lainnya :
Ibu Sulimin, siapa mau menolong ?
Ini profile Ibu Sulimin, janda dari (Alm) Pak Sulimin NIK. 420292 yang baru ditinggalkan suaminya 5 minggu, meninggal dunia karena stroke dan Ibu Sulimin 3 bln lalu juga menjalani operasi pengangkatan kanker payudara dan sekarang (seharusnya) sudah harus menjalani kemoterapi di RS Semarang, karena di Pekalongan tidak ada RS utk kemo.
Beliau tinggal di Jl Pantai Sari Kel. Panjang Baru, Kec.Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, saat ini rumahnya sedang dbedah oleh Tim Bedah Rumah yang dipimpin Ketua Cabang P2Tel Pkl. Beliau penerima MP (janda) Rp.330.000,-/bulan, anak2nya tidak ada yang tinggal bersamanya, mengikuti suaminya, hidupnya juga tidak memungkinkan utk membantu Ibunya, hanya utk keluarganya sendiri.
Memerlukan bantuan orang (pensiunan atau karyawan aktif Telkom yang lebih sejahtera, yang peduli, yang ingin mencari barokah )–yang bisa menolong Ibu Sulimin ini, agar beliau bisa berobat atas deritanya yang ditanggung setelah diangkat payudaranya karena kanker, utk bisa dilakukan tindakan kemoterapi di RS Semarang.
Bantuan yang diperlukan adalah biaya transportasi dari Pekalongan ( beliau dgn anak/mantunya ) ke Semarang, penginapan selama di kemo di RS yg ditunjuk oleh Yakes, biaya hidup selama di Semarang dan kembali ke Pkl.
Yakes Pusat sdh kami hubungi dan telah mengirim Bu Yanti ke Pkl (difoto, yg menyerahkan tali asih ke Bu Sulimin), dan beliau sudah koordinasi dengan Yakes Smg, dimana nanti akan menunjuk RS yang dirujuk. Siapa yang ingin dan mau berbuat kebaikan ? (Cak Moest)
