Fibrilasi Atrium
Penderita fibrilasi atrium berrisiko stroke 5x lebih tinggi dibanding populasi umum. Beban kesehatan global akibat stroke makin berat seiring meningkatnya penderita fibrilasi atrium hingga 2,5x lipat tahun 2050. Kurangnya pengetahuan dan rendahnya kesadaran untuk memeriksakanke dokter menyebabkan penderita fibrilasi atrium tidak menyadari bahaya yang mengancam jiwa mereka.
Kepala Divisi Aritmia di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP(K) pada acara temu media yang diadakan Bayer HealthCare, (21/5) mengatakan, “Sering ditemukan stroke yang tidak diketahui sebabnya. Bisa jadi pasien ini menderita fibrilasi atrium yang tidak terdiagnosa sebelumnya.”
Untuk mendorong agar masyarakat melakukan deteksi dini demi tercapainya peningkatan kualitas pengobatan dan akses pengobatan bagi penderita fibrilasi atrium dan stroke terkait fibrilasi atrium, sebuah kampanye global ‘Sign Against Stroke in Atrial Fibrillation’ diluncurkan saat World Congress of Cardiology Scientific Sessions di Dubai 18/04/12.
Fibrilasi atrium merupakan gangguan irama jantung (aritmia) yang umum ditemui dan diderita siapapun, tanpa batas usia. Pasien dengan fibrilasi atrium, denyut jantung yang tidak teratur membuatnya rentan mengalami penggumpalan darah di dalam atrium, yang dapat bergerak menuju otak, dan berpotensi menyebabkan serangan stroke.
Serangan stroke pada penderita fibrilasi atrium menyebabkan kecacatan pada lebih dari 50% kejadian, dengan kondisi yang lebih parah dibanding stroke yang menyerang pasien tanpa fibrilasi atrium.
Stroke terkait fibrilasi atrium juga dikaitkan dengan 50% terjadinya kematian dalam periode 1 tahun setelah terdiagnosa. (Sumber: http://www.sehatnews.com/2012/05/23/penderita-fibrilasi-atrium-5-kali-lebih-tinggi-berisiko-alami-stroke/ dan http://www.yakestelkom.or.id/index.php?option=article&id=261)-fatchurR