Resensi BukuThe Miracle of Enzyme
Sehat dan paradigma sehat, bukanlah hal yang gampang diimplementasikan. Disamping karena sementara mengurangi kenyamanan dan kenikmatan hidup, juga karena banyak anggapan dan persepsi yang keliru. Karena itu saya tidak bosan bosannya menyampaikan pesan seperti sajian ini.
Belajar tak boleh mengenal umur, juga kita yang akan / telah lansia. Misalnya belajar / memperdalam peningkatakan ketaqwaan; mengenal ilmu kesehatan (tentang pencegahan, misal “Paradigma sehat” yang gencar dilakukan oleh Yakes). Disamping belajar ilmu lain, sebaiknya anda juga mempelajari gejala penyakit yang anda idap dan kelainan yang anda rasakan.
Berikut saya ajak anda membaca buku ini yang best seller, atau mengikuti dengan seksama rangkaian rangkuman di Web ini :
BukuThe Miracle of Enzyme ( Self Healing Program ) Oleh : J. Harya
Judul Buku : The Miracle of Enzyme ( Self Healing Program )
Judul Asli : The Enzyme Factor
Pengarang : Hiromi Shinya,MD
Penerjemah : Winny Prasetyawati
Penyunting : Budhyastuti R.H.
Proofreader : M. Eka Mustamar
Kategori : Non Fiksi
Ukuran : 14.5 X 20.8 Cm
Halaman : 300 halaman
Cover : Hard Cover
Penerbit : Penerbit Qanita
Terbit : 2010
Harga : Rp.82.000,-
Buku yang sangat luar biasa, karya Dr. Hiromi Shinya, perintis pembedahan kolonoskopis tanpa insisi perut (teknik Shinya). Dia yakin tubuh manusia mempunyai kemampuan yang sangat menakjubkan yaitu bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Menurut Hiromi, kunci dari semua itu karena adanya Faktor Enzim.
Dr. Hiromi memperlihatkan hasil penelitiannya, bahwa suplemen kalsium dan produk susu bisa menyebabkan osteoporosis. Menurutnya, operasi pembedahan dan obat tidak bisa mengobati kanker. Obat justru sering membuat pemakainya menjadi lebih sakit, demam justru bisa menyehatkan, rasa cinta dan gembira bisa meningkatkan daya tahan tubuh.
Buku karya dokter kelahiran Jepang 300 halaman ini menguak misteri kesehatan yang tidak terpikirkan sebelumnya. Hal ini tentu banyak membantu masyarakat betapa penting menjaga kesehatan. Buku ini banyak mengulas pola makan sehat abad ke-21 berdasarkan temuan ilmiah mutakhir.
Secara medis, umur tubuh tergantung dari pola makan, apa yang kita makan dan pola istirahat kita. Kesehatan kita mendatang sangat tergantung dari yang kita makan masa kini. Beragam penyakit yang kita derita dimasa mendatang adalah akumulasi berbagai makanan buruk yang kita konsumsi saat ini.
Seandainya sekarang kita tidak sakit, bukan berati saat ini kita sehat. Bisa jadi saat ini kita sedang membangun penyakit lewat kebiasaan-kebiasaan kita yang tidak menyehatkan, dan akan baru nampak hasilnya dimasa yang akan datang atau disaat kita telah semakin tua.
Sebagai ahli usus terkemuka di dunia, Guru Besar Kedokteran Albert Einstein College of Medicine, USA ini tidak bermaksud mencari sensasi. Kepakarannya sudah diakui dunia internasional. Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor di usus tanpa harus membedah perut.
Dia bergelut dalam dunia kedokteran ± 40 tahun dan mengobati berbagai macam pasien dari presiden, PM, artis, musisi dan banyak pasien tidak terkenal. Kini usianya 70, artinya dia sudah berpengalaman menjalani praktek kedokteran. Lebih dari 300.000 usus orang USA dan Jepang pernah merasakan tangan dinginnya.
Saat memeriksa usus pasiennya, Hiromi juga menelitinya. Tujuannya untuk mengetahui kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan makan-minum pasien. Hasilnya ditemukan tiap pasien yang ususnya tidak baik dipastikan akibat pola makan-minumnya tidak bermutu yang umumnya bersumber dari susu dan daging.
Sebagaimana diketahui, tugas usus menyerap makanan. Tugas ini tidak berjalan mulus jika makanan yang masuk tidak memenuhi syarat usus. Dampaknya, ususnya kecapean, sari makanan yang diserap tidak banyak. Akibatnya, pertumbuhan sel tubuh kurang baik, daya tahan tubuh sangat jelek, sel radikal bebas bermunculan, penyakit timbul, dan kulit cepat menjadi tua.
Bahkan makanan yang tidak berserat seperti daging, bisa menyisakan kotoran yang nempel di dinding usus, menjadi tinja stagnan, kemudian membusuk dan menimbulkan penyakit. Hal itu membuat Hiromi tidak merekomendasikan daging sebagai makanan. Dia menganjurkan makan daging 15% dari seluruh makanan yang masuk ke perut.
Hasil pengamatan Hiromi : Bentuk usus orang yang berpola makan-minum buruk akan terlihat benjol-benjol, luka-luka, bisul-bisul, bercak-bercak hitam, dan menyempit di sana-sini. Artinya tidak memenuhi syarat yang diinginkan usus. Usus orang yang pola makan-minum baik, digambarkan sangat bagus, bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.
Hal lain yang disorot Dr.Hiromi adalah cara makan. Dia berpendapat, cara makan yang benar adalah dikunyah minimal 30x, bahkan untuk makanan yang agak keras bisa sampai 70x. Manfaatnya makanan jadi lebih lembut dan bisa saat dimulut makanan bisa bercampur dengan enzim secara sempurna.
Kebiasaan minum setelah makan bukan kebiasaan baik. Minum, sebaiknya 30 menit sebelum makan, agar air sudah sempat diserap usus lebih dulu. Hiromi menganjurkan setelah makan sebaiknya jangan tidur sebelum 4-5 jam kemudian. Ketika tidur sebaiknya perut dalam keadaan perut kosong. Kalau semua teorinya diterapkan, orang bukan saja lebih sehat, awet muda dan panjang umur.
Bagi kita yang suka makan, buku karya Hiromi ini bisa menjadi berita gembira. Betapa tidak, dia justru menganjurkan orang untuk makan makanan yang enak. Jika kita makan makanan yang enak, hati kita menjadi senang. Nah, hati senang bisa membuat pikiran tenang sehingga terjadilah mekanisme dalam tubuh yang bisa membuat enzim-induk bertambah.
Pada bagian lain, Hiromi memberikan 7 kunci emas agar kita bisa hidup sehat, yaitu : (1) Makan Makanan Yang Baik, (2) Minumlah air yang sehat, (3) Pembuangan Yang Teratur, (4)Olahraga Secukupnya, (5) Istirahat yang cukup, (6) Pernapasan dan meditasi dan (7) Kebahagiaan dan cinta.
Terlepas dari adanya beberapa pihak yang meragukan kebenaran teori yang dibeberkan oleh Dr.Hiromi, tapi setidaknya dia berhasil menyajikan sebuah buku yang begitu inspiratif, enak dibaca dan mudah dicerna oleh kalangan manapun.
Beberapa hal menarik dari isi buku ini antara lain :
- Menu makanan yang baik 85-90% makanan nabati, 10-15% protein hewani. Di buku ini juga dijelaskan, mengapa ikan lebih baik jika dibandingkan dengan daging.
- Susu sapi pada dasarnya memang untuk anak sapi.
- Sebagian besar penyakit disebabkan oleh kebiasaan, bukan keturunan.
- Makan daging tidak akan memberi stamina.
- Sebaik-baiknya cairan bagi tubuh adalah air putih.
- Gula, Kafein, alkohol, dan zat-zat tambahan yang terkandung dalam minuman merengut cairan dari dalam sel-sel tubuh dan darah.
- Makan sebelum tidur bukanlah kebiasaan yang baik.
- Biasakan mengosongkan perut 3-4 jam sebelum tidur.
Hasil penelitian Dr. Hiromi tentang “keajaiban tubuh” akan merevolusi cara pandang kita terhadap tubuh manusia, nutrisi, pengobatan, dan kesehatan. Kuncinya : hanya dengan memahami Enzim.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, tentu Anda harus memiliki bukunya. Buku terbitan penerbit Qanita tersebut sudah tersedia di seluruh jaringan toko buku Gramedia, Gunung Agung dan toko buku lainnya di kota Anda. (http://resensi66.wordpress.com/2011/02/23/resensi-buku-the-miracle-of-enzyme/)-FatchurR