Soetoko, Panglima AMPTT (4)
Di Bandung pemuda AMPTT bergerak terus membantu Angkatan Muda lainnya seperti Balai Besar Kereta Api, Kantor Keresidenan, Jawatan Geologi, Perusahaan Listrik, Jawatan Pekerjaaan Umum dll. Namun yang paling penting jika dapat merebut gudang senjata dan mesiu di Kiaracondong.
SOETOKO menyadari bahwa tanpa memiliki senjata seperti yang dimiliki Jepang tidak ada gunanya. Sekalilagi SOETOKO dengan keberaniannya yang luar biasa memimpin perebutan gudang senjata di Kiaracondong dengan mempertaruhkan AMPTT yang menjadi ujung tombak.
Siasat yang digunakan dalam perebutan Kantor Pusat PTT diterapkan untuk merebut gudang senjata. SOETOKO melakukan perundingan dengan serdadu Jepang yang menjaga
gudang senjata di halaman depan. Sementara pemuda AMPTT lain menduduki tempat strategis untuk menyerbu dari belakang.
Pada waktu SOETOKO akan menghadap serdadu Jepang untuk meminta agar gudang senjata diberikan kepada AMPTT, tetapi serdadu Jepang tidak mau meberi sehingga terjadi adegan yang medebarkan karena seorang serdadu Jepang mengeluarkan samurainya untuk menggertak SOETOKO, yang ketika itu juga menyambut dengan mengayunkan klewangnya.
Berubtung seorang perwira Jepang yang ikut menjaga gudang senjata menengahi sehingga duel tidak terjadi. Dalam perundingan sekalilagi serdadu Jepang tidak mau menyerahkan gudang senjata kepada pejoeang AMPTT. SOETOKO meninggalkan halaman gudang senjata itu dan memberi instruksi kepada Pejoeang AMPTT yang siap tempur.
SOETOKO segera memanjat tembok gudang senjata, diikuti oleh pemuda-pemuda lainnya dan masuk kedalam gudang senjata. Para pemuda AMPTT berhasil membuka pintu belakang. Pihak Jepang tidak memperhitungkan serangan massa pemuda yang mendadak dan penuh keberanian.
Tanpa perlawanan pihak Jepang menyerahkan gudang senjata dan mesiu kepada pemuda tersebut yang mendapat bantuan dari pasukan polisi yang tiba. Sasaran pokok sudah dapat dikuasai, peristiwa itu terjadi pada tanggal 9/10/1945.
Dengan menyandang berbagai senjata yang dapat direbut dari gudang senjata itu SOETOKO dengan Laskar AMPTT merasa lebih bersemangat lagi dan lebih berani untuk menegakan dan mempertahankan kemerdekaan yang mulai terancam.
Laskar AMPTT itu jadi kekuatan perjuangan bersenjata yang dipisahkan dari perjuangan pembangunan. SOETOKO makin absen dalam posnya semula di Kantor Pusat PTT dan makin hadir di medan yang lebih tepat baginya.Revolusi atau perang kemerdekaan memang dapat mengubah profesi sesorang.
Latihan-latihan militer yang diikuti selama pendudukan Jepang telah mulai mengubah dirinya dari seorang “Ambtenaar” perajurit yang diperlukan dalam perang kemerdekaan. Situasi dan kondisi
kota Bandung dan sekitarnya yang justru makin bergolak dengan kedatangan Tentara Sekutu makin membutuhkan putra-putra Indonesia yang berani.
Maka SOETOKO dan kawan-kawan itu memilih mengubah karirnya dibelakang meja sebagai pegawai PTT ke medan perang yang menuntut pengabdian sepenuhnya. Dari medan perjuangan Nasional, SOETOKO menjadi Panglima Kelaskaraan, peranannya sangat penting dalam perjuangan Kelaskaraan Bandung dan Jawa Barat. Bersambung ……..
(Rizal Chan; http://mandorkawat2009.com/tag/kepada-soetoko-panglima-amptt/)-FR