Willy Moenandir Mangoendiprodjo, Ir. [4]
Dalam konperensi “Foging a Global Telecommunication Strategy” yang diselenggarakan oleh CSIS dari tanggal 25-27/02/1985 di Washington DC, Ir. Willy Munandir, pembicara tunggal membawakan kertas kerja “Indonesian Telecommunication Development” yang mendapat sambutan hangat dari hadirin.
Tidak kurang dari 150 orang ilmiawan dan cendikiawan USA hadir dalam konperensi itu. Judul yang sama dibawakan di Perancis, dan didengar oleh ratusan cendikiawan negeri itu. Kini dunia memandang Indonesia sebagai negara non industri yang memiliki sistem telekomunikasi terbaik di Kawasan Asia Tenggara dan Pasifik, dengan satelit Palapanya.
Itu sebabnya, dunia memilih Menparpostel A. Tahir sebagai pejabat yang diberi wewenang untuk menginventarisasi telekomunikasi di Asia. Seperti Ir.J. Sutanggar Tengker, Ir. Willy Munandir juga seorang tokoh telekomunikasi kaliber internasioal. Laki-Iaki berperawakan gempal itu seorang sarjana yang memiliki jiwa membangun dan mencintai profesinya. Sifatnya tegas dan tidak suka bertele-tele.
Di Kantor Pusat, pagi sekali ia sudah berkeliling melihat ruangan yang masih kosong. Bahkan tukang sapu pun belum hadir. Ia memasuki setiap ruangan dan mengucapkan “selamat pagi” kepada mereka yang sudah hadir. Tapi ia tidak pernah menegor orang yang bersalah secara langsung.
Hanya mengenai hal yang prinsipiil ia tak mau mengalah. Pernah ia menemukan sesuatu yang tidak beres sewaktu kantor di Tanjungkarang ditambah kapasitas ruangannya. Supervisor Jerman Barat yang menangani proyek itu ditegornya. Dan karena alasannya yang dikemukakan orang Jerman itu tidak masuk akal, dicaci makilah orang itu habis-habisan.
Ir. Willy Munandir juga angota Corps Irian Barat (CB), menggantikan Ir. Suhana sebagai Kepala Daerah Telekomunikasi ke-XII di Jayapura. Serah terima jabatan antara kedua orang itu dilakukan di airport, karena selain keamanan, juga mengejar waktu, akibat sulitnya penerbangan.
Ketika itu belum ada penerbangan regular ke Irian Jaya. Serah terima itu tidak seperti upacara biasa. Yang hadir hanya beberapa orang staf, dan berjalan kira-kira sepuluh menit. Karena jabatan penting yang dipegangnya cukup lama, ia sempat pencanangan tahun Pelita pertama pada tahun 1969. Saat itu ia masih menjabat KDtel-VIII Bandung.
Sejak itu Willy Munandir selalu mengikuti jalannya pembangunan PERUMTEL dan menguasai penuh seluk beluk pembangunan telekomunikasi nusantara ini, terutama persatelitan, yang banyak melibatkan dirinya. (Rizal Chan; Dikutip dari buku “ Tokoh Tokoh Sejarah Perjuangan dan Pembangunan Postel di Indonesia”, Deparpostel, Ditjen PosTel, 27/9/1985)-FR
(naskah 1985… to be continued…)