Monyet pada lomba tiup
Seekor monyet sedang bergelayutan di pucuk pohon kelapa. Dia tidak menyadari kalau ia sedang diintai oleh tiga angin besar : Angin Topan; Angin Tornado dan Angin Bahorok. Tiga angin itu rupanya sedang bertaruh siapa yg bisa paling cepat menjatuhkan si monyet dari pohon kelapa.
Angin Topan berkata, “aq cuma perlu waktu 45 detik…”
Angin Tornado tidak mau kalah, “kalau aq cukup dg 30 dtk…”
Angin Bahorok, dengan nada mengejek berkata, “kalau aq 15 detik, pasti jatuh tuh si monyet…”
Lalu dimulailah pertaruhan diantara mrk bertiga
Angin TOPAN yang pertama, dia tiup angin sekencang -kencangnya. Wuuss.
Merasa ada angin bertiup kencang, si monyet berpegangan pada batang pohon kelapa sekuatnya.
Setelah berusaha meniupkan anginnya dg keras, ternyata si monyet tetap tdk bergerak. Dan Angin Topan pun menyerah.
Giliran Angin TORNADO… Wuuusss… Wuuusss…
Ia juga meniupkan anginnya lebih keras..dengan sekencang-kencangnya…
Namun si monyet tetap tidak terjatuh juga.
Terakhir, Angin BAHOROK. Lebih keras dan kencang… Wuuuss… wuuuss…wuuss.
Si monyet malah makin kuat berpegangannya.
Dan tetap saja tidak jatuh
Ketiga angin itu mengakui, kalau si monyet memang hebat. Tangguh, kuat & daya tahannya luar biasa. Tidak berapa lama, tiba2 datang Angin Sepoi – Sepo. Dia mengungkapkan ingin ikut bertaruh…
Ternyata niat angin sepoi-sepoi hanya dijadikan bahan ejekan dari ketiga angin lainnya. “Angin yg besar spt kami aja tdk bisa, apalagi yang kecil”
Tanpa banyak bicara, angin SEPOI-SEPOI langsung meniup ubun-ubun si monyet. Wuuuuuiiiisss…
Enaaaaaak, Adeeeeem dan Segeeeeer
Mata si monyet…merem melek… Tdk lama si monyet tertidur…dan tanpa disadari terlepaslah pegangannya. Kemudian, jatuhlah si monyet dari pohon kelapa.
Sahabat, Boleh jadi…ketika kita, Diuji dengan KESUSAHAN, Dicoba dengan PENDERITAAN…
Didera MALAPETAKA. Kita kuat bahkan kuat dari sebelumnya. Tapi ketika kita diuji dengan…..
KENIKMATAN, KESENANGAN, KELIMPAHAN dan PUJIAN. Saat itulah kita “terjatuh”.
So, jangan sampai kita terlena. Tetap rendah hati dan mawas diri. Ingatlah hidup kita di dunia hanya sementara. Ingatlah akherat kita, krn itulah masa depan kita yang sesungguhnya. Semua akan diminta pertanggung jawabannya. (Tjahjo Rahardjo; http://affajri.wordpress.com/2014/03/07/kisah-hikmah-lomba-meniup-monyet/)-FR