Islam

Yang Tercecer dari Ramadhan

Tauziah subuh, hari terakhir Ramadhan yang lalu, penceramah mengajak para jamaah shalat subuh untuk menghitung, berapa kali kita melakukan rukuk dalam satu hari? Tidak kurang dari 17 kali. Dalam satu bulan lebih dari 500 kali, dalam satu tahun lebih dari 6000 kali.

 

Belum lagi bila Ibu Bapak rajin shalat malam, shalat dhuha, shalat rawatib, mungkin belasan ribu kali dalam satu tahun. Lebih lanjut, penceramah kembali bertanya, tidak inginkah Bapak Ibu mendapatkan manfaat dari rukuk yang telah Bapak, Ibu lakukan puluhan ribu kali itu?

 

Rukuk yang sempurna, selain mendapatkan manfaat ibadah, juga mendapatkan manfaat fisik yang luar biasa. Gerakan rukuk adalah gerakan istimewa ciptaan Allah, bila punggung kita lurus sejajar muka tanah, seluruh bagian mulai kaki, betis, paha pinggang, punggung, leher di tarik, stretching.

 

Ini sangat baik bagi kesehatan. Selain melakukan kewajiban ibadah, jangan sia-siakan kesempatan untuk melakukan gerakan yang menyehatkan dan membuat awet muda ini. Lebih lanjut, penceramah mengutip Qur’an An Nisa ayat 43, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat sedang kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu mengerti apa yang kamu katakan”.

 

Allah memerintahkan mengerti apa yang kamu katakan, perintah itu tentu bukan hanya kepada orang Arab yang mengerti bahasa Arab, namun juga kepada kita yang bukan berbahasa Arab. Penceramah kemudian melontarkan pertanyaan yang menggelitik, apakah Bapak/Ibu tidak ingin mengerti yang Bapak/Ibu ucapkan selama shalat?

 

Sudah puluhan ribu, mungkin ratusan ribu rakaat yang telah Bapak/Ibu lakukan, apakah tidak ada keinginan mengerti barang setitik apa yang Bapak/Ibu baca? Bacaan shalat bukan mantera, bacaan shalat penuh dengan pujian kepada Allah dan do’a. Tidakkah Bapak/Ibu kepengin mengerti kemegahan do’a iftitah yang sudah Bapak/Ibu baca ratusan ribu kali?

“Kuhadapkan diriku kepada Tuhan penguasa langit dan bumi …… sesungguhnya ibadahku, hidupku, matiku semata-mata untuk Allah penguasa Alam….. aku bukanlah termasuk orang yang musrik ….dst..”

Tidakkah Bapak/Ibu ingin mengerti keindahan do’a diantara dua sujud. Adakah doa yang lebih indah dan lebih lengkap dari do’a yang telah Bapak/Ibu lantunkan ratusan ribu kali ini,

“Ya Rabb, ampunilah hamba, sayangilah hamba, cukupilah hamba, angkatlah derajat hamba, berilah hamba rezeki, berilah hamba petunjuk, limpahkanlah kesehatan kepada diri kami, maafkanlah hamba..” Doa-doa ini bila kita baca dan hayati satu persatu bisa membuat merinding dan membuat shalat kita khusuk, namun hanya lewat begit saja tanpa makna, bila kita membacanya tergesa-gesa.

 

Dan, mengerti bacaan shalat itu Bapak/Ibu yang berbahagi, insya allah sama-sekali bukan hal yang sulit, karena selalu diulang setiap hari. (Salam; Sadhono Hadi; Creator of Fundamen Top40; Visit http://fundamen40.blogspot.com dan http://rumahkudidesa.blogspot.com)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close