Dua planet berbenturan
TEMPO.CO, Jakarta – Dua planet temuan astronom itu berukuran mirip Bumi. Bedanya suhu planet itu tak seperti Bumi. Keduanya panas, disebutkan bak neraka. Dua planet ini berada di luar tata surya. Planet terkecil itu dinamakan Kepler-20. Sebagai pembeda, planet pertama disebut Kepler-20 e dan planet kedua disebut Kepler-20 f.
Ukuran Kepler-20 e dan Kepler-20 f masing-masing 1,03 dan 0,87 kali diameter Bumi. Rekor planet terkecil di luar tata surya sebelumnya dipegang oleh Kepler-10 b, dengan diameter 1,42 kali dari Bumi. Para astronom menghitung jarak Kepler-20 dari konstelasi Lyra, yakni hampir 1.000 tahun cahaya.
“Dilihat dari ukuran Kepler-20 e memiliki diameter tiga persen lebih besar dari Bumi, hal ini membuat planet tersebut menjadi obyek di luar tata surya termirip dengan Bumi,” kata Dr. François Fressin, Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian di Cambridge, Massachusetts.
“Kepler-20 f memiliki ukuran 13 persen lebih kecil dari Bumi, dengan diameter sekitar 7.000 kilometer dan lebih kecil dari Venus. Planet tersebut merupakan planet terkecil yang pernah ditemukan di orbit bintang lain di luar tata surya.
Para peneliti percaya planet Kepler-20 e, yang letaknya lebih di bagian dalam, melakukan orbit selama enam hari mengitari mataharinya. Planet sepenuhnya berbatu, dan terbuat dari perpaduan unsur di Bumi seperti silikat dan besi. Sedangkan lebih ke bagian luar, Kepler-20 f, mengorbit setiap 20 hari dan bisa mengembangkan atmosfer yang terbuat dari uap air.
Suhu permukaan yang mencapai sekitar 700 dan 400 Celcius hampir dipastikan tak mendukung adanya kehidupan. “Planet-planet tersebut cenderung terlalu panas untuk kehidupan seperti yang kita kenal. Namun sangat mungkin bahwa Kepler-20 f bermigrasi ke dalam orbit luar, dan dapat menjadi planet layak huni,” kata Fressin.
Penemuan sebelumnya melaporkan keberadaan Kepler 20 b, 20c, dan 20 d. Sejauh ini Kepler 20 b adalah kandidat planet terbaik di luar tata surya yang mempunyai kemiripannya dengan Bumi. Planet ini berada dalam zona yang nyaman untuk dihuni atau zona Goldilocks.
Selama ini mereka kesulitan menemukan tempat yang tidak terlalu panas, tapi juga tidak terlalu dingin. Tempat air, yang sangat mendasar bagi kehidupan, tidak membeku dan mendidih. (Nurda Halim; http://tekno.tempo.co/read/news/2011/12/21/061373003/Dua-Planet-Baru-Mirip-Neraka-Bumi)-FR