Terbentuk karena kultur-banyak bicara
Kebiasaan seseorang dlm kehidupan keseharian dipengaruhi antara lain oleh pendidikan, keluarga, lingkungan tempat dibesarkan, dan lingkungan tempat kerja, yg terakhir ini cukup dominan karena sekitar 30 tahunan dari kehidupannya dihabiskan dg interaksi sesama teman kerja.
Saat dinas saya berkesempatan mengikuti pelatihan yg diikuti oleh karyawan dari beberapa BUMN. Dalam pelatihan saya amati teman2 dari Telkom cukup dominan jika memasuki tanya jawab dan diskusi.
Ada peserta yg berasal dari PT Posindo, pernah menjabat sebagai Kdpos Jatim, saya lihat kurang terlibat dalam diskusi tapi lebih banyak menulis, dan saya ngobrol serta saya sampaikan bahwa dia lebih seneng menulis, dan dia menjawab “Sesuai dengan moto PT Posindo yaitu gemar menulis surat”………
Saya senyum2 kecil ketika mendengar jawabannya dan saya berkomentar “Kalau gitu temen2 dari Telkom sudah sesuai dengan kebiasaannya yang menganjurkan untuk banyak memanfaatkan telepon alias banyak bicara”…..dan dia menjawabnya dengan senyuman.
Jadi dalam grup fb yang diikuti oleh para pangsiunan Telkom, bukan sesuatu yang aneh jika diskusinya selalu seru, karena memang para pangsiunan ini kebiasaannya banyak dipengaruhi oleh lingkungan kerja yang harus banyak bicara.
Khususnya saat melayani pelanggan bicara panjang lebar, saat pelatihan terutama pelatihan management ber-lomba2 bicara, saat menjual ide kepada atasan harus banyak bicara, apa lagi saat marah kepada bawahan bicaranya lebih banyak. Betul atau tidak pengamatan saya ini? (Nanang Hidayat)-FR