Psikologi

Memberi itu indah

Seorang guru yg bijak tengah berjalan2  santai bersama seorang di antara murid2 nya di sebuah taman.
Sedang asyik berjalan sambil bercerita, keduanya melihat sepasang sepatu yg sudah usang lagi lusuh. Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yg bekerja di sana, yg sebentar lagi akan menyelesaikan pekerjaannya.

Sang murid melihat kepada gurunya sambil berujar: “Bagaimana kalau kita candai tukang kebun ini dg menyembunyikan sepatunya, kmdn kita bersembunyi dibelakang pepohonan? Nanti ketika dia datang untuk memakai sepatunya kembali, ia akan kehilangan. Kita lihat bgmn dia kaget dan cemas!”

Guru yg alim dan bijak itu menjawab:
“Muridku, tidak pantas kita menghibur diri dg mengorbankan orang miskin. Kamu kan seorang yg kaya, dan kamu bisa saja menambah kebahagiaan utk dirinya. Sekarang  coba kamu memasukkan bbrp  lembar uang kertas ke dlm sepatunya, kmdn saksikan bagaimana respon dari tukang kebun miskin itu”.

Sang murid sangat takjub dg usulan gurunya. Dia langsung berjalan dan memasukkan bbrp lembar uang ke dlm  sepatu tukang kebun itu. Setelah itu ia bersembunyi di balik semak2 bersama gurunya sambil mengintip apa yg akan terjadi dg tukang kebun.
Tak brp lama datanglah pekerja miskin itu sambil mengibas2 kan kotoran dari pakaiannya. Dia menuju tempat sepatunya yg ia tinggalkan sblm bekerja. Ketika ia memasukkan kakinya ke dlm sepatu, ia menjadi terperanjat, karena ada sesuatu yg mengganjal di dalamnya.
Saat ia keluarkan ternyata…….uang. Dia memeriksa sepatu yg satunya lagi, ternyata juga berisi uang. Dia memandangi uang itu berulang2, seolah ia tidak percaya dg penglihatannya. Setelah ia memutar pandangannya ke segala penjuru ia tidak melihat seorangpun.

Selanjutnya ia memasukkan uang itu ke dlm sakunya, lalu ia berlutut sambil menengadah ke ke langit dan menangis. Terbayang  istrinya lagi sakit dan anak2nya lagi kelaparan. Mereka belum mendapatkan makanan hari ini.

Dia terus menangis dalam waktu cukup lama sambil memandangi langit sebagai ungkapan rasa syukurnya. Sang murid sangat terharu dg pemandangan yg ia lihat di balik persembunyiannya. Air matanya meleleh tanpa dapat ia bendung.
Ketika itu guru yg bijak tsb memasukkan pelajaran kepada muridnya : “Bukankah sekarang kamu merasakan kebahagiaan yg lebih dari pada kamu melakukan usulan pertama dg menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu?”

Sang murid menjawab: “Aku telah mendapatkan pelajaran yg tidak akan mungkin aku lupakan seumur hidupku. Sekarang aku baru paham makna kalimat yg dulu belum aku pahami sepanjang hidupku: “Ketika kamu beri, kamu akan memperoleh kebahagiaan yg lebih banyak daripada ketika kamu diberi”.

Sang guru melanjutkan pelajarannya.
Dan ketahuilah bahwa pemberian itu bermacam2 :
• Memaafkan kesalahan orang di saat mampu melakukan balas dendam, adalah suatu pemberian.
• Mendo’akan temanmu dibelakangnya (tanpa sepengatahuannya) itu adalah suatu pemberian.
• Berusaha berbaik sangka dan menghilangkan prasangka buruk darinya, juga suatu pemberian.
• Menahan diri dari membicarakan aib sesama kita dibelakangnya adalah pemberian juga.

Ini semua adalah pemberian. Supaya kesempatan memberi tidak hanya dimonopoli orang2 kaya saja.
*******
Saudaraku tercinta…
Marilah kita saling memberi, niscaya  hidup ini menjadi indah. (M. Budhi Rahardjo-72; dari grup sebelah)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close