Tidak ada yang tidak mungkin
Kisah nyata dari Hongkong : Sepasang suami istri miskin Charles Chan dan Lee Lee Chan adalah pengungsi perang sipil Tiongkok. Tinggal di kawasan kumuh Hongkong tahun 1954. Sang suami sebagai kuli. Gajinya sangat kecil. Sang istri hamil tua. Karena tak punya uang melakukan operasi caesar yang mahal, maka istripun menderita menunggu kelahiran bayinya.
Si bayi tidak juga lahir seperti umumnya. Bayi ini dalam kandungan ibunya 12 bulan, 3 bulan lebih lama dari umumnya. Setelah menunggu hampir setahun, tidak ada tanda2 ibu akan melahirkan normal. Dokter memaksa operasi caesar, demi nyawa ibu dan bayi. Sang ayah dengan gaji sangat kecil tentu tidak sanggup bayar biaya operasi kelahiran putranya, sehingga terlilit hutang besar pada lintah darat.
Karena tidak mampu bayar, maka lintah darat mendesak keluarga malang ini menjual bayinya, agar bisa menebus hutangnya. Sedih dan ketakutan luar biasa merundung ortu bayi. Mereka coba segala jalan mendapat uang. Singkat cerita ada seorang teman bersedia membantu melunasi hutang itu dan bayi itu bisa diselamatkan.
Untuk membesarkan bayi, bukan mudah. Mereka tinggal di kawasan miskin di Hong Kong, hidup merana. Hidupnya membaik, ketika sang ayah kerja jadi juru masak di kedubes Hong Kong di Australia. Pemindahan mendadak ke Australia, membawa kerepotan anaknya yang berusia 7 tahun, karena sulit mengikuti pelajaran di sana berbahasa ibunya yang beda. Ayahnya mengirimkan ke Hong Kong.
Tapi anak bukan dikirim ke sekolah biasa. Ia dimasukkan ke Sekolah Opera Peking. Si anak menjalankan berbagai latihan berat belajar berbagai keterampilan : Bernyanyi, menari, berakting di opera, akrobatik dan bela diri. Walau lelah, ia menyukai dan betah. Ia baru meninggalkan sekolah setelah 10 tahun, dibanding anak lain yang belajar 2-3 tahun.
Dengan yakin, ia terjun ke masyarakat cari kerja yang butuh keterampilannya. Kebetulan ada produser yang kebingungan cari pemeran pengganti (stuntman) berbagai adegan berbahaya di film. Tanpa pikir panjang, ia menerima adegan itu.
Bayi itu Chan Kong-Sang, yang berarti lahir di Hongkong 7 April 1954, dan kini dikenal Jackie Chan. Ketika kecil, Chan berjuluk Pao Pao yang berarti bocah peluru. Pemberian. Nama ini bukan tanpa alasan, karena Chan kecil dikenal sebagai anak berkarakter lincah dan memiliki berat sekitar 5,4 kg.
Dengan kerja keras dan keteguhannya, Jackie Chan sukses mengubah nasib dari remaja miskin jadi bintang utama yang gemilang. Hampir 100 film diperankannya, dan semua mencapai box office. Jackie Chan terkenal sebagai aktor dengan kekayaan lebih dari USD 130 juta.
Ia sering pesan, “Jangan biarkan keadaan mengendalikanmu. Anda yang harus mengubah keadaan” Tidak ada yang tidak mungkin, jika kita mau berjuang. (http://www.andriewongso.com/articles/details/14733/Tak-Ada-yang-Tak-Mungkin-Jika-Kita-Mau-Berjuang)-FatchurR
—————-
Anda masih bisa menikmati artikel lainnya :
1. Harga Sehat
2. Tanpa terasa sehari lagi tahun 2015 mau habis
3. Ibuku
4. Kaos kaki sobek
————
Harga Sehat
STEVE JOBS di saat terakhir hidupnya. Sebuah kesadaran
Dlm dunia bisnis, aku simbol kesuksesan, seakan2 harta dan diriku tidak terpisah, karena selain kerja, hobbyku tak banyak. Saat ini aku berbaring di rumah sakit, merenungi jalan kehidupanku, kekayaan, nama, kedudukan tidak ada artinya lagi.
Malam hening, cahaya & suara mesin di sekitar ranjangku, bagai nafas maut kematian yg mendekat diriku. Kini aku mengerti, seseorang asal memiliki harta secukupnya buat diri gunakan itu sudah cukup. Mengejar kekayaan tanpa batas bagaikan monster mengerikan.
Tuhan memberi kita organ2 perasa, agar kita merasakan cinta kasih terpendam dihati yg terdalam. Tapi bukan kegembiraan yg datang dari kehidupan mewah, itu hanya ilusi. Harta kekayaan yg ku peroleh, tak mungkin aku bawa pergi. Yg aku bisa bawa kasih yg murni yg terpendam dihatiku. Hanya cinta kasih itulah yg bisa memberiku kekuatan dan terang.
Ranjang apa yg termahal di dunia ini? Ranjang orang sakit. Orang lain bisa bukakan mobil untukmu, orang lain bisa kerja untukmu, tapi tidak ada orang bisa menggantikan sakitmu. Barang hilang bisa didpt kembali, tapi nyawa hilang tak bisa kembali lagi.
Saat kamu masuk ke ruang operasi, kamu baru sadar kesehatan itu betapa berharganya. Kita berjalan di jalan kehidupan ini. Dgn jalannya waktu, suatu saat akan sampai tujuan. Bagaikan panggung pentaspun, tirai panggung akan tertutup, pentas telah berakhir.
Yg patut kita hargai dan sayangkan adalah hubungan kasih antar keluarga, cinta akan suami – istri dan juga kasih persahabatan antar teman. Hargai setiap detik dlm kehidupan kita , Isi hidup kita dgn perkara perkara yg tdk bisa dibeli dgn uang. (Adi Djoko; dari grup FB ILP)-FR
————-
Tanpa terasa sehari lagi tahun 2015 mau habis
Buat sahabatku: Jangan melupakan aku ya bila suatu saat membuat kecewa. Maafkan aku ya kalau aku punya salah yang disengaja maupun tidak di sengaja. Maafkan aku bila selama ini aku selalu salah dihadapan kamu. Terima kasih sahabat karena sudah mengajari aku arti sebuah kesabaran.
Terima kasihku yang sangat tulus dari hati yang paling dalam kepada kalian semua sahabatku yang sudah ada dalam hidupku, dan yang menjadikan tahun 2015 bagiku menjadi sangat indah. Mudah2an sahabatku semuanya dalam keadaan sehat dan barokah selalu melimpah dari Allah. Aamiin ya robbal alamiin. (MBR-72; dari grup WA 72)-FR
———–
Ibuku
Ketika lapar, tangan ibu yang menyuapi, ketika kita haus, tangan ibu yang memberi minuman.. Ketika kita menangis, tangan ibu yang mengusap air mata. Ketika kita gembira, tangan ibu yang menadah syukur, memeluk kita erat dengan deraian air mata bahagia.
Ketika kita mandi, tangan ibu yang meratakan air ke seluruh badan, membersihkan segala kotoran.
Ketika kita dilanda masalah, tangan ibu yang membelai duka sambil berkata : “Sabar nak, sabar ya sayang.” Namun ketika ibu sudah tua dan kelaparan, tiada tangan dari anak yang menyuapi.
Dengan tangan yang gemetar, ibu menyuapkan sendiri makanan ke mulutnya dengan linangan air mata, tanpa memperlihatkan kesedihannya didepan anak2nya. Ketika ibu sakit, dimana tangan anak yang ibu harapkan dapat merawat ibu yang sedang sakit..?
Ketika nyawa ibu terpisah dari jasad.. Ketika jenazah ibu hendak dimandikan, dimana tangan anak yang ibu harapkan untuk menyirami jenazah ibu untuk terakhir kali? Tangan ibu, tangan ajaib, sentuhan ibu sentuhan kasih, dapat membawa kita ke Surga. Yaa ALLAH : Berikan ibu umur panjang, kesehatan dan barokah tak terbatas agar aku bisa berbakti kepada nya. Aamiin Yaa Robbal alamiin. (Nur Affandhi; dari grup WA Sm78/79)-FR
———
Kaos kaki sobek
Ada seorang kaya raya (Milyader), sakit parah. Jelang ajal menjemput dikumpulkanlah anak2 tercinta. Beliau berwasiat : Anak2ku, jika ayah wafat, ada permintaan ayah ” tolong di pakaikan kaos kaki kesayangan ayah, walau kaos kaki itu robek, ayah ingin pake barang kesayangan semasa bekerja di kantor ayah dan minta kenangan kaos kaki itu dipake bila ayah dikubur nanti”
Singkat cerita Ayah meninggal. Saat mengurus Jenazah dan saat mengkafani, anak2nya minta ke pak modin memakaikan kaus kaki robek itu sesuai wasiat ayah. Akan tetapi pak modin menolaknya : maaf secara syariat hanya 2 lembar kain putih saja yang di perbolehkan dipakaikan ke mayat.
Terjadi diskusi panas antara anak2 yang ingin memakaikan kaos kaki robek dan pak modin yang juga ustad yang melarangnya. Karena tidak ada titik temu dipanggilah penasihat keluarga yang notaris.
Beliau menyampaikan : Sebelum meninggal bapak titip surat wasiat, ayo kita buka sama2 siapa tahu ada petunjuk. Maka dibukalah wasiat alm milyader buat anak2nya yang di titipkan kepada Notaris.
Ini bunyinya: Anak-anaku, pasti sekarang kalian bingung, karena dilarang memakaikan kaus kaki robek kepada mayat ayah. Lihatlah anak2ku, padahal harta ayah banyak, uang berlimpah, beberapa mobil mewah, tanah dan sawah di-mana2, rumah mewah banyak.
Tapi tidak ada artinya ketika ayah sudah mati. Kaus kaki robek saja tidak boleh dibawa mati. Begitu tidak berartinya dunia, kecuali amal ibadah kita, sedekah yang ikhlas. Anak2ku ini yang ingin ayah sampaikan agar kalian tidak tertipu dunia yang sementara. Salam sayang dari Ayah, jadikan dunia ini jalan menuju ALLAH. (Sapuwan; dari grup WA-Sm78/79)-FR