Cacing hati dan cacing Guinea
// Tamu tak diundang di badan manusia, khususnya cacing, kehidupannya menarik. Semoga dengan kita tahu dapat lebih memahami perilakunya dan bisa menghindari dan mengobati jika sudah terlanjur menjadi ‘penyakit’ //
Cacing hati (Fasciola Hepatica)
Penyakit cacing hati (fascioliasis) merupakan zoonosis yang disebabkan hewan parasit dan Fasciola gigantica. Fasciola adalah cacing trematoda dengan tubuh berbentuk seperti daun. Hidup anaerob dalam saluran empedu hewan herbivora maupun manusia.
Fasciola hepatica berukuran panjang 3 cm dan lebar 1,5 cm. Sedangkan Fasciola gigantica panjang tubuh hingga 7,4 cm. Fasciola gigantica cenderung pada ternak, kerbau, unta, babi hutan di Afrika, Asia dan Hawaii, serta menimbulkan masalah kesehatan di Jepang dan benua Amerika.
Sekitar 40 negara tercatat sebagai endemisitas fascioliasis hepatica, di Eropa, kawasan Karibea, Amerika Selatan, Afrika, Timur Tengah, Asia, terutama di lokasi ternak skala besar. Kejadian fascioliasis hepatica pada ternak herbivora juga meningkat seiring dengan bertambahnya sistem irigasi pertanian dan meluasnya lahan tanam yang dialiri.
Sementara itu, hewan vertebrata herbivora yang rentan terinfeksi cacing Fasciola hepatica adalah domba, kambing, sapi, kelinci, rusa dan kuda. Habitat dan kebiasaan pakan hewan merupakan faktor yang menentukan kecenderungan untuk terinfeksi.
Hewan domba pada daerah becek (wetland) yang mengonsumsi rumput lebih sering terinfeksi ketimbang kambing yang pakannya berupa tanaman perdu. Pada lahan kering tidak ditemukan fascioliasis lantaran siklus hidup Fasciola tidak berkembang.
Penularan penyakit cacing hati ke tubuh manusia bukan karena mengkonsumsi daging atau jerohan hewan ternak. Justru tubuh manusia bisa terinfeksi bilamana mengonsumsi sayuran mentah yang dipanen dari daerah endemis penyakit cacing hati atau meminum air yang terkontaminasi metaserkaria (larva cacing hati).
Sulit menentukan jumlah yang manusia yang terkena penyakit cacing hati ( fascioliasis), tetapi diperkirakan sekitar 1300 kasus cacing hati parah pada manusia seantero dunia.
Siklus Hidup (lihat gambar yang saya sertakan).
Ternak (atau manusia) mendapatkan infeksi karena memakan sayuran hijau yang mengandung metaserkaria (larva infektif cacing hati). Enambelas minggu kemudian cacing tumbuh menjadi dewasa dan tinggal di saluran empedu.
Cacing dewasa memproduksi telur dan keluar bersama feses saat BAB. Pada kondisi yang cocok telur cacing menetas dan mengeluarkan Mirasidium. Telur cacing akan menetas dalam 9-12 hari pada suhu 26°C. Mirasidium memiliki silia (rambut getar) dan aktif berenang untuk mencari induk perantara yang sesuai, yaitu siput Lymnaea (siput sawah, kemudian akan menembus ke dalam tubuh siput.
Dalam waktu 24 jam di dalam tubuh siput, mirasidium akan berubah menjadi Sporosis dan 8 hari kemudian akan berkembang menjadi Redia (1 sporosis tumbuh menjadi 1-6 redia). Redia kemudian siap keluar dari siput, bersama Serkaria yang dilengkapi ekor untuk berenang, dan akan menempel pada benda yang terendam air seperti jerami, rumput atau tumbuhan air yang lain.
Tidak lama Serkaria melepaskan ekornya dan membentuk Kista (Metaserkaria). Metaserkaria ini bentuk infektif cacing hati (Fasciola sp). Bila metaserkaria termakan ternak (manusia), Metaserkaria itu pecah dan mengeluarkan cacing muda di dalam usus, menembus dinding usus dan menuju ke hati. Dalam waktu ± 16 minggu akan tumbuh menjadi dewasa dan mulai memproduksi telur.
CACING GUINEA
Penyakit yang disebabkan oleh cacing ini adalah Dracunculiasis. bentuk cacing ini panjang seperti spagethi bila sudah besar bahkan dapat mencapai 1 meter. biasanya cacing ini masuk kedalam tubuh manusia dari air yang terkontaminasi oleh telur-telur cacing Guinea yang teah di makan oleh Kutu air.
Penyakit ini kebanyakan terdapat di bgian afrika dengan keadaan kotor dan miskin serta yang pendidikan akan kebersihan yang minim.
Gejala diawali ketika cacing itu menembus kulit. Sebuah lepuhan terbentuk pada bukaan. Daerah di sekitar lepuhan gatal, terbakar, dan meradang-bengkak, merah, dan menyakitkan. Material yang dilepaskan cacing itu bisa menyebabkan reaksi alergi, yang bisa mengakibatkan kesulitan bernafas, muntah, dan ruam yang gatal.
Gejala-gejala reda dan lepuhan tersebut sembuh setelah cacing dewasa meninggalkan tubuh. pada sekitar 50% orang, infeksi bakteri terjadi di sekitar bukaan karena cacing tersebut. Kadangkala persendian dan tendon di sekitar lepuhan rusak.
Karena cacing ini lebih banyak berada di benua Afrika, kita tidak bahas detil, kalau anda mau ke sana, harap hati2, sebab penyakit yang ditimbulkan agak mengerikan. Bayangkan saja cacingnya besar dan panjangnya bisa mencapai satu meter. Saya tidak sertakan gambar orang yang terkena penaykit ini. Tidak tega melihatnya.
Penutup
Kita sudahi kisah ‘tamu tak diundang’ di tubuh manusia yaitu cacing. Jangan lupa, pola hidup bersih, misalnya biasakan cuci tangan sampai bersih sebelum memakan makanan apapun (terutama anak-anak), memasak dengan matang (terutama daging), hati-hati dengan makanan mentah (harus yakin bersih / steril) akan menjauhkan kita dari para tamu ini tak diundang ini.
Salam sehat; Widartoks 2015; Sumber : http://dtzranzy03.blogspot.com/2012/06/10-cacing-parasit-yang-hidup-di-dalam.html dan https://erickbio.wordpress.com/2012/08/12/siklus-hidup-fasciola-hepatica-cacing-hati/ )- End-FR