Kampung Inggris di Kediri yang Mendunia (2/Habis)
KEDIRI-Kampung Inggris di Kec-Pare, Kediri bisa terkenal tak bisa dilepaskan dari sosok Mohamad Kalend Osen, (Mr Kalend). Dia pelopor Kampung Inggris yang kini Direktur Basic English Course (BEC) Pare. Mengenakan kaos oblong putih dan bersandal jepit, Mr Kalend yangubanan, terlihat mengobrol serius dengan tamunya di pelataran Kantor BEC Jalan Anyelir, Desa Singgahan, Pare.
“Saya Munawir. Saya alumnus BEC 1990-an. Sekarang saya kerja di Depag Kab-Subang. Ikut Muktamar NU di Jombang, jadi sekalian mampir ke sini,” kata pria asli Brebes menyalami Mr Kalend. Kalend yang tidak ingat persis Munawir yang pernah diajarinya dahulu karena ada puluhan ribu alumnus BEC, hanya manggut2. “Iya, iya. Terima kasih sudah datang,” balas Kalend.
“Saya ini didikan Mr Kalend. Orangnya serius, disiplin, tertib saat mengajar,” kenang Munawir. “Berkat kursus di sini saya bisa bekerja dan melanjutkan S2,” kata Munawir, bangga. Saat itu, 1976, Mr Kalend yang mengganggur kedatangan 2 mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya. Dua mahasiswa itu mencari Ustaz Akhmad Yazid, ulama di Pare yang menguasai 9 bahasa termasuk Inggris-Arab.
Sebab, sebelum maju mengikuti ujian tugas akhir skripsi, mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya diwajibkan lulus tes bahasa Inggris dan Arab. Karena itu, kedua mahasiswa tadi berniat berguru ke Ustaz Yazid. Sayang, Ustaz Yazid sedang ke luar kota selama satu bulan. Agar kedatangan dua mahasiswa tadi tidak sia-sia, oleh istri Ustaz Yazid, kedua mahasiswa tadi dipertemukan dengan Mr Kalend.
Mr Kalend memberi kursus singkat bahasa Inggris dua hari kepada dua mahasiswa tadi, termasuk mengajari cara menjawab dari soal yang akan diujikan dalam tes. Hasilnya ces pleng. Kedua mahasiswa tadi lulus ujian bahasa Inggris dengan sangat memuaskan. Maka, hebohlah teman2 dua mahasiswa tadi. Keduanya menceritakan kepada rekan2nya berhasil lulus ujian berkat kursus dengan Mr Kalend.
Sejak saat itu, banyak mahasiswa, pelajar, dan pejabat dari berbagai daerah mendatangi Mr Kalend untuk kursus bahasa Inggris. Karena dari tahun ke tahun jumlahnya terus bertambah, Mr Kalend yang beristrikan perempuan asli Pare itu mendirikan lembaga kursus bahasa Inggris bernama Basic English Course (BEC) yang bertahan hingga sekarang.
Kini, BEC berkembang menjadi tempat kursus modern. Dengan beberapa fasilitas penunjang seperti gedung tiga lantai yang mewah dan beberapa gedung lainnya, BEC juga membuka dua tempat kursus baru, cabang dari BEC. Menurut Mr Kalend, ada dua kunci pokok agar mereka yang kursus bahasa Inggris di tempatnya bisa berhasil. Pertama, mau diatur. Kedua punya niat kursus yang besar.
“Kalau tidak memenuhi dua syarat itu lebih baik enggak usah ikut kursus. Apalagi, tidak mau diatur,” tegasnya. Mr Kalend tidak mau mematok tarif terlalu tinggi. Tujuannya, agar semua orang bisa menikmati kursus bahasa Inggris dengan biaya tidak terlalu mahal. Apalagi, Mr Kalend berprinsip, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. “Itu yang saya amalkan.”
Tentang menjamurnya kursus yang 120 lebih itu, Kalend mengaku senang. Harapannya, kursus bahasa Inggris jalan terus dan berkembang. Sebab, dengan banyaknya lembaga kursus, otomatis mendatangkan peserta kursus dari daerah lain. Mereka yang ke Pare butuh tempat kos, makanan, laundry, internet, dan perbankan. Otomatis menumbuhkan perekonomian di Pare dan bisa dimanfaatkan untuk buka usaha.
“Saya tidak tahu berapa perputaran uang di Pare dengan banyaknya lembaga kursus bahasa Inggris,” jelasnya. Atas dedikasinya memelopori berdirinya Kampung Inggris di Pare, Mr Kalend mendapat penghargaan dari berbagai lembaga, termasuk dari Jakarta.
“Ya senang saja. Yang penting kursus bahasa Inggris di sini bisa berlangsung terus dan bermanfaat bagi orang lain”. (Habis)-(Akung Pras; zik; http://daerah.sindonews.com/read/1031394/23/kampung-inggris-di-kediri-yang-mendunia-bagian-1-1439200362)-FR
(Gambar : Mr Kalend, pria kelahiran Kutai, Kalimantan Timur, itu mengaku tidak sengaja memelopori Kampung Inggris di Pare, Kediri. )